Ini saya masih simpan rangkumannya mbak meu soal susah minum obat...

----- Original Message -----
From: "Meutia Miranti" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, March 25, 2003 10:37 AM
Subject: [balita-anda] [Rangkuman] Trauma minum obat & ke dokter


> Dear All,
>
> Terima kasih kepada Ibu Fifianza, Ibu Flora, Bunda Nisa, Buda Reva, Ibu
> Wiwin, Ibu Ria, dan Mama Callis atas tanggapannya.
> Berikut rangkuman topik "Trauma minum obat dan ke dokter".
> Semoga bermanfaat.
>
> Meutia
>
>
> ==========
> Pertanyaan :
> ==========
>
> Dear all,
>
> Pertanyaan saya mungkin terasa "remeh", tapi menurut saya hal ini penting
> dan berhubungan dengan kejiwaan anak.
>
> Anak saya Zaidan (2 th) sedang batuk pilek, tetapi dia selalu menolak
untuk
> diberi obat jenis apa pun. Selama ini satu-satunya "senjata" saya adalah
> madu. Itu pun harus diam2 saya masukkan ke susunya karena kalau dia tau
ada
> madu di dalam susu dia nggak mau minum.
>
> Dan satu lagi, Zaidan setiap saya bawa ke dokter selalu ngamuk. Dia sudah
> hafal tempat dokternya dan nggak mau turun. Harusnya dia imunisasi
Hepatitis
> (Booster) bulan Februari, tetapi saya masih mencari ide supaya nggak harus
> dia ke dokter sambil mengamuk.
>
> Pertanyaannya :
>
> 1. Apakah boleh anak dipaksa minum obat (dicekoki)?
> Bagaimana dengan kemungkinan trauma yang malah akan menyebabkan setiap
minum
> obat harus terjadi "pergelutan"?
> 2. Apakah ke dokter juga boleh dipaksa? Dan bagaimana juga dengan
> kemungkinan traumanya?
>
>
>
> ============
> Tanggapan :
> ============
>
>
> --------- [Fifianza]
>
> menurut saya ini pertanyaan ini tdk remeh justru sangat penting.
> Saya juga mengalami hal yg sama, pada anak ke dua saya (Tyo)
> padahal waktu masih bayi setiap imunisasi dia tdk pernah nangis
> meskipun baru berusia 1 hari. Tapi begitu dia sudah gede
> begitu masuk ruang dr dia sudah beronta, pernah saya baya Molly
> kakaknya ke dlm ruangan dr, jadi Molly pura-puranya diperiksa lebih dulu
> dan si adik melihat, syukur drnya baik & sabar dan akhirnya si adik mau
> di periksa. Selain itu saya belikan main dokter-dokteran dan saya bermain
> bersama mereka (dr nya saya), cara ini lumayan ampuh lho mbak.
>
> Mengenai minum obat, kalau obatnya ada yg manis berikan lebih dahulu yg
> manis
> dgn cara pura-pura berikan dulu ke mainannya (boneka/robot) sambil kita
> berbicara
> wah obatnya enak ya ....pada mainannya tsb, kayaknya dede coba dech enak
> lho!
> jangan langsung disodorin sendoknya, coelkan saja sedikit ke bibirnya dgn
> jari.
> Atau kalo dia punya adek atau kakak malah akan lebih membantu, berikan
> sedikit madu
> di sendok lalu berikan ke adek atau kakaknya. Yang penting suasananya
harus
> menyenangkan
> bisa juga di bacain buku yg isinya ada acara minum obat, jadi kita lakuin
> sambil bercerita.
> Emang sedikit repot tapi kalau hal ini sukses maka berikutnya tdk repot
> lagi.
> Sekarang Tyo paling gampang  minum obat, meskipun pahit.
> Yang perlu diingat jangan sampai dipaksain karena hal ini bisa menimbulkan
> trauma bagi sianak.
>
>
> ----------- [Flora]
>
> Maaf kalo ngga banyak membantu karena belum pengalaman untuk anak yang
> sudah besar. Namun untuk si adek (baru umur 8 bulan), saat mau diberi obat
> biasanya dipancing dulu dengan minum air putih 1 atau 2 sendok, obatnya
> diminumkan en dikasih air putih lagi (kebetulan si adek nih ngga pernah
> nolak kalo dikasih air putih atau nenen). Kadang juga obatnya kita campur
> di susu / makanan / jus buah. Pas diberikan obat, selalu kita ajakin dia
> main (dialihin perhatiannya) supaya 'cepet lupa' kalo saat itu acara minum
> obat.
>
> Ini saya malah mau ikut nanya : si adek  lagi batuk en pilek. Saya punya
> persediaan Mucopect (untuk batuk) dan Neo-Traiminic (untuk pilek?).
> Boleh ngga ya saya kasih kedua obat tersebut secara bersamaan... atau
harus
> sendiri-sendiri (misal pagi obat batuk dan siang obat pilek)? Terus untuk
> usia 8 bulan, kira2 berapa ml or tetes masing2.
>
>
> --------- [Bunda Nisa]
>
> Mbak, kalo anaks saya sih alhamdulilah dua-duanya gak ada kesulitan dalam
> minum obat. Tapi kalo masalah ke dokter, antara annisa & kevin agak beda
> ya... Si Annisa ini dari bayi seneng banget kalo diajak ke dokter. Karena
> memang dokter ini akrab sekali sama pasien-2nya. Setiap kali si Annisa
saya
> bawa ke sana, pertama kali yang diajak ngomong & ngobrol ya si Annisa ini
> dulu. Bahkan setiap berkunjung Annisa selalu cium tangan maupun pipi ke
> dokternya. Akrab banget deh. Sedangkan si Kevin ngeliat dokternya pasti
> nangis. Hal ini karena saya membawanya ke dokter kalo gak untuk imunisasi
ya
> pas dia sakit. Jadi keliatannya dia agak trauma sama imunisasinya. Jadinya
> untuk membuat dia tidak berpikiran bahwa ke dokter = imunisasi, kadang
saya
> ke dokter hanya tuk kontrol aja, sengaja mengakrabkan si kevin dengan
> dokternya. Keliatannya sih agak menghambur-hamburkan uang ya..., tapi saya
> memang gak pengen si kevin takut sama dokter.
> Jadi mungkin anaks mbak agak trauma sama imunisasinya, pikirnya kalo ke
> dokter pasti akan disuntik imunisasi. Atau setiap ke dokter pas si anaks
> sakit, jadi dia makin rewel. Menurut saya sekali-kali perlu juga ke dokter
> hanya untuk kontrol tumbuh kembang anak, disamping secara gak langsung
kita
> memberi pengertian bahwa ke dokter gak selalu disuntik.
> O iya, saya pernah tuh bawa anaks ke dokter di sekitar ciniru/ciranjang
> jakarta selatan, waktu aku masuk ternyata dokternya pake tutupan mulut.
Tau
> gak, annisa & kevin jadi ketakutan. Jadi saya pikir, semua itu bisa
> tegantung dengan cara dokternya menghadapi anaks. Kalo dengan dokter yang
> pake tutupan mulut, saya yakin setiap anaks pasti takut ngeliatnya dan
> otomatis diperiksanya dengan jejeritan.
>
>
> ------------ [Ibu Wiwin]
>
> Maaf sebelumnya, saya bukan mau kasih masukan, tapi juga justru ingin
tanya
> juga.
> Kondisi Zaidan sama persis sama anak saya yang besar, umurnya udah 3thn
> 5bln, laki2, namanya Rendra, tapi panggilannya Utu,  sama sekali tidak mau
> minum obat yang manis sekalipun, apalagi yang namanya puyer, sama juga
> dengan mbak Meutia, kalau dia batuk pilek obat yang bisa masuk cuman madu,
> karena obat sama sekali ga mau, kalau dibawa ke dokter, udah pasti bikin
> heboh, karena nangis menjerit2 dan keras sekali, sampai rumahpun obat
tidak
> mau minum, percuma kan,
>
> akhirnya sekarang kalau dia masuk angin atau batuk pilek (kalau sakit
> biasanya cuman itu sih), ga saya bawa ke dokter, paling saya gosok pake
> viks, dikasih perasan kencur + madu, atau malah dikerokin pake bawang
merah,
> kalau dikerok atau diurut dia mau, abis daripada ga diapa2in sama sekali,
> biasanya memang terus sembuh sih kalau sudah dikerok/diurut,..
>
> Untuk masalah dicekoki obat (dipaksa) menurut saya jangan mbak, saya
pernah
> paksa anak saya minum obat, yang ada malah muntah dan sekarang makin ga
mau
> minum obat,..
>
>
> ------------ [Bunda Reva]
>
> dear mbak meutia dan mbak wiwin, dulu reva anakku juga gitu susah kalau
mau
> minum obat, kalau dipaksa akan muntah atau dipaksa olehnya sampai muntah.
>
> akhirnya aku ambil cara cara sbb,
> 1. semua obat aku beri nama sesuai nama mereknya, jadi kalau waktunya
minum
> ryzen ya aku kasih liat botolnya, dan dialog.
> 2. obatnya pun aku kasih air minum yang banyak jadi seperti sirup.
> 3. dia juga aku bolehin pegang sendok dan aku pegang sendok juga.
> ya tapi habisinnya jadi lama.pernah untuk habisin satu sendok teh elkana
dan
> satu sendok teh vistrum yang aku campur dengan 10 ml air bisa satu jam.
tapi
> targetku yang penting masuk. dan kalau ada obat tambahan diluar vitamin
yang
> biasa dia minum ya aku kenalkan juga pakai nama merek obat, nggak pernah
> sekalipun aku sebut ini obat.
> cara ini juga aku praktekin ke sepupu reva yang 2,5 tahun lumayan cuocok.
> 4. oh iya kalau puyer juga aku campur air, tapi untungnya puyernya manis
tuh
> sepertinya diberi campuran bahan gula atau madu atau pemanis. kalau nggak
> manis ya aku beri madu atau gula sedikit atau setetes, sekedar pengabur
> rasa, dan tetep diberikan dalam bentuk air minum. kadang kadang aku juga
> sedikit berbohong dengan menempelkan gelas minum ke mulutku dan berpura
pura
> minum.
>
>
> ----------- [Ria]
>
> Kalau anak saya batuk & pilek, saya biasa kasih obatnya bareng, jadi
> semuanya 3 kali sehari. Memang waktu diberikan, tidak dicampur jadi satu,
> tapi diberikan satu persatu. Setau saya Mucopect itu bukan untuk batuk,
tapi
> untuk mengencerkan dahak/lendir. Jadi kalo batuknya tanpa lendir (biasanya
> kedengeran dr napas anak), saya akan stop mucopectnya. Saya kurang tau
> takaran neo-triaminic, krn saya selalu pakai nipe untuk obat pilek,
> sedangkan mucopectnya, 8 tetes, 3 kali sehari (mulai 6 bulan sampai
sekarang
> - 10 bulan)
>
>
> ------------- [Mama Callis]
>
> mungkin juga dokternya yang model dr. Utami Roesli : setiap kali masuk 2-3
> pasien udah gitu untuk ditimbang beratnya harus buka baju / telanjang di
> depan orang lain. Kalo ada anak yang nangis, pastinya bisa pengaruh ke
anak
> yang lain yang ada di ruangan, jadi ikutan nangis.
>
> Yang terjadi dengan anak saya ya begitu itu. Sebetulnya dia udah familiar
> dan tidak takut dengan dsa-nya sendiri, cuma waktu itu dsa-nya diganti
> sehingga saya cari alternatif lain dengan berobat ke dr. Utami.
>
>
> ============
>


----------------------------------------------------------------------------
----


> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


----------------------------------------------------------------------------
----


>
>
------------------------------------------------------ (on interscan)

Disclaimer: This email have been scanned by Indosat's anti virus system !!!

---------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke