Waahahhh..benar-benar kejutan,,,, emang kita harus sadar,,bahawa kita juga
punya...
inget waktu aku hamil,,,suamiku paling seneng kasih denger musik saluang (
untuk orang Minang pasti tau ) palgi kalo tengah malem ... sampe sekarang,
arya selalu kasih perhatian sama musik ini kalo kebetulan denger,,,, ato
kita ajak liat pengamen yang khusus saluang...  ( dikotaku ada soalnya )


-----Original Message-----
From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 17 Juni 2003 7:26
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT


Halo,

Tambahan info yg saya tahu....

Sebagai alternatif dari musik klasik, beberapa waktu yg lalu saya melihat
acara di TV Jepang tentang sebuah hasil riset yg sangat menarik.

Sebuah lembaga penelitian ttg perkembangan otak mengadakan riset ttg
pengaruh gelombang suara supersonic terhadap perkembangan otak. Gelombang
suara supersonic  adalah suara yg tidak dapat dideteksi/didengar oleh kuping
kita tanpa bantuan alat khusus.

Ternyata gelombang suara supersonic mampu menstimulasi peningkatan produksi
beberapa hormon penting di otak (saya lupa namanya), yg mana sangat baik utk
perkembangan otak.

Yg sangat menarik adalah, ternyata GAMELAN (Jawa dan Bali) banyak sekali
memproduksi gelombang supersonic ini. Sesuatu yg mungkin tidak pernah
diketahui oleh kita yg mempunyai budaya ini, tetapi justru orang asing yg
menelitinya !

Melihat acara itu, saya begitu terkesan dg kehebatan musik gamelan. Ternyata
kita mempunyai sebuah budaya yg kehebatannya diakui oleh peneliti luar
negeri. Tetapi sayangnya justru semakin ditinggalkan oleh kita sendiri.
(Mungkin juga masih banyak hal lain yg kasusnya seperti gamelan ini).

Artinya, bagi yg tidak suka musik klasik, kita bisa menggunakan musik
gamelan sebagai sarana utk menstimulasi perkembangan otak anak kita
(sekaligus melestarikan budaya kita ?).

Mengenai musik klasik yg baik utk stimulasi perkembangan otak, yg saya tahu
adalah krn nada dan iramanya teratur, sesuai dg denyut nadi manusia, shg
mampu menstimulasi perkembangan otak dan jiwa kita. (Tolong dikoreksi jika
salah.)

Sedangkan gamelan, seperti hasil penelitian diatas, mampu meningkatkan
produksi hormon otak. Jadi, kayaknya secara ilmiah gamelan lebih terbukti
kebenarannya daripada musik klasik.

Bagaimana menurut rekan2 semua ?

Ini saja yg ingin saya sampaikan kepada rekan2 semua.

Semoga bermanfaat.

Taufan
www.balitacerdas.com

-----Original Message-----
From: Ati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 16, 2003 1:47 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Fw: [info] MUSIK MENCERDASKAN ANAK DAN MENYEMBUHKAN
PENYAKIT




Dari milis tetangga..
Semoga bermanfaat...

> Musik mampu meningkatkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Selain
> iramanya yang membuai, syairnya pun sering kali bermuatan pesan-pesan
> moral yang positif. Bahkan, hasil penelitian para dokter di Barat
> menyatakan bahwa musik klasik mampu meningkatkan kecerdasan anak dan
> menyembuhkan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosi manusia.
>
> Hal itu diungkapkan dr Soenanto Roewijoko, dosen Fakultas Kedokteran
> Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar "Memanfaatkan Musik untuk
> Mengembangkan Intelegensi, Kreativitas dan Kepribadian," sebagaimana
> dilaporkan Pembaruan.
>
> Soenanto mengatakan, membiasakan anak mendengarkan musik klasik sejak
> dalam kandungan bisa merangsang peningkatan intelektual, kemampuan
> motorik, sosial, dan keterampilan. "Dari penelitian diketahui,
> kecerdasan spasial dapat meningkat sampai 50 persen pada anak-anak
> yang memperoleh stimulasi musik sejak awal, dibanding dengan anak-
> anak yang tidak memperoleh stimulasi musik yang hanya meningkat
> sekitar enam persen," tuturnya.
>
> Namun, diakui, pemahaman mengenai stimulasi musik klasik yang bisa
> meningkatkan kecerdasan itu masih sering disalahartikan orang awam.
> Banyak orang mengatakan bahwa stimulasi musik klasik dapat
> memperbesar ukuran otak anak. Bila ukuran otak lebih besar, anak itu
> dianggap lebih cerdas daripada anak yang memiliki otak
> berukuran "biasa."
>
> Menurut Soenanto, pemahaman itu salah besar karena secara teori
> ukuran otak terbukti tidak berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan
> intelektual dan emosional anak. Peran musik klasik bukan memperbesar
> ukuran otak anak, tetapi merangsang pertumbuhan sel-sel otak terutama
> sel dendrit dan akson yang berperan sebagai penghubung antarsel dalam
> otak.
>
> "Semakin banyak jumlah dendrit dan akson yang dimiliki anak,
> kemampuan anak untuk menangkap pesan, memahami makna, dan mengambil
> keputusan menjadi lebih cepat. Anak-anak yang cepat tanggap bisa
> digolongkan sebagai anak yang cerdas," ucapnya.
>
> Bagi ibu-ibu yang menginginkan kecerdasan anaknya bertambah, bisa
> melakukan terapi musik klasik sejak anak masih dalam kandungan. Waktu
> terbaik untuk memulai, yaitu saat kandungan berusia 18 minggu karena
> pada masa ini janin sedang membentuk sel-sel otak, dan syaraf janin
> sudah memberikan respons kepada stimulasi suara. Caranya, sang ibu
> mendengarkan musik klasik setiap hari selama 30 menit, sumber musik
> setidaknya 50 cm dari sang ibu.
>
> Si ibu boleh melakukan terapi tersebut di mana saja, dalam kendaraan
> ketika bepergian atau ketika ibu sedang melakukan pekerjaan rumah
> tangga, seperti menyapu, memasak, atau mencuci piring. Yang
> terpenting, terapi itu harus dilakukan secara berkesinambungan.
>
> Setelah lahir, sebaiknya anak terus dibiasakan mendengarkan musik
> klasik, baik itu melalui kaset, VCD, maupun menghadiri konser musik
> klasik. Terapi itu sebaiknya dilakukan sebelum anak berusia tujuh
> tahun.
>
> Mengapa musik klasik menjadi pilihan? Sebab musik klasik memiliki
> frekuensi alfa, gelombang alfa dikaitkan dengan relaksasi, ketika
> otak bisa menerima informasi baru.
>
> Berdasarkan hasil penelitian, tidak semua musik klasik bisa dijadikan
> musik terapi. Untuk usia kehamilan 18 minggu sebaiknya ibu
> mendengarkan musik klasik karya WA Mozart komposisi konser piano
> nomor 21, konser seruling nomor satu dan dua, kuartet seruling nomor
> satu sampai empat, serta konser seruling dan harpa.
>
> Untuk bayi sungsang, ibu bisa melakukan terapi musik dengan men-
> dengarkan karya-karya WA Mozart, Antonio Vivaldi, atau Lv Beethoven.
> Terapi musik klasik juga bisa diberikan pada orang dewasa yang
> mengalami gangguan fisik. Bagi mereka yang ingin bebas dari kelesuan
> (inertia), komposisi Emperor Concerto karya Ludwig van Beethoven,
> Homage March karya Edward Grieg, dan Mars Hongaria karya Hector
> Berlioz, bisa menjadi pilihan.
>
> Jika nafsu makan berkurang, sebaiknya mendengarkan komposisi konser
> piano nomor satu karya F Chopin dan komposisi Iberia karya Albeniz.
> Pada saat tekanan darah tinggi kambuh, komposisi konser keyboard
> karya JS Bach, komposisi konser oboe karya Antonio Vivaldi, atau
> komposisi Carmen karya Bizet, yang terbukti mampu meredakannya.
>
> Sedangkan untuk menanggulangi gangguan syaraf dan otot, terapi musik
> dengan mendengarkan komposisi Clair de lune karya Claude Debussy dan
> Grand March Aida karya Guiseppe Verdi.
>
> Selain untuk terapi gangguan fisik, musik klasik juga bisa dipakai
> untuk menanggulangi penyakit bagi pasien yang memiliki gangguan
> mental tidak jernih. Mereka bisa diterapi dengan diperdengarkan
> komposisi trio piano karya Franz Joseph Haydn, Water Music karya GF
> Handel, dan 555 Sonata Harpsichord karya Domenico Scarlatti.
>
> Sedang untuk pikiran yang tak terang bisa diterapi dengan
> mendengarkan komposisi Brandenburg Concerti karya JS Bach dan Sonatas
> karya WA Mozart.
>
> Selain itu, beberapa resep singkat bisa dilakukan jika sedang dilanda
> kemarahan, yaitu mendengarkan Overture Egmont karya Beethoven, jika
> kurang tenang sebaiknya mendengarkan Cassations karya WA Mozart, jika
> mengalami ketegangan sebaiknya mendengarkan konser seruling dan harpa
> karya WA Mozart.
>
> Depresi bisa diredakan dengan mendengarkan La Mer karya Claude
> Debussy. Kebosanan bisa dihilangkan dengan mendengarkan konser
> terompet karya FJ Haydn. Rasa keberanian bisa dipupuk dengan
> mendengarkan Symphony No 3, karya Lv Beethoven.
>
> Daya khayal dan kreasi bisa ditumbuhkan kembali dengan mendengarkan
> komposisi Carmen karya Bizet. Jika rasa cinta dan devosi mulai
> terkikis, sebaiknya Anda mendengarkan komposisi Fur Elise karya
> Beethoven, atau konser biola" karya F Mendelssohn. Jika daya meditasi
> menurun, komposisi Ave Verum Corpus dan Sanctus karya WA Mozart bisa
> menjadi pilihan.
>
> Berkaitan dengan terapi penyakit dengan musik klasik itu, pencipta
> lagu anak-anak AT Mahmud menyatakan prihatin karena masih banyak
> orang berpendapat bahwa mendengarkan musik klasik Barat berarti akan
> menghilangkan citra budaya ketimuran.
>
> Menurut AT Mahmud, terapi itu tidak akan berhasil jika masyarakat
> tidak mampu menikmati karya musik tersebut. Keberhasilan suatu terapi
> musik tergantung bagaimana orang itu bisa melepaskan belenggu yang
> mengungkung dia dalam mengapresiasi musik tersebut.
>
> Masyarakat kita, katanya, selalu ketakutan jika diperkenalkan dengan
> musik klasik. Mereka sering kali mengidentikkan musik klasik dengan
> budaya Barat. Selama ini masyarakat tidak menganggap musik sebagai
> karya manusia yang perlu dihargai, tetapi memandang musik sebagai
> produksi budaya luar yang harus diwaspadai.
>
> Musik klasik memang masih asing di telinga kita, untuk itu kaum
> cendekiawan dari negeri sendiri perlu mencari alternatif musik klasik
> dari Tanah Air, seperti calung, angklung, gending, dan kolintang yang
> mungkin juga bisa menjadi salah satu alternatif terapi musik itu.
>
>



---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke