Dear mbak, coba bantu. Berikut ada kumpulan jawaban dari milis sebelah mengenai baby walker.
u/ pengalaman pribadi, mang apin ndak pakai baby walker. mulai belajar merambat usia 10 bulan. mulai bisa jalan dengan tegap dan sempurna usia 14 bulan. mohon maaf jika kurang membantu, =listi= re-post ==================================== Dari dr. wati : Dear Di Kanada... pemakaian baby walker dilarang di Usa juga tak ada keuntungannya memberi baby walker untuk bayi2 kita wati ---------------------------------------------------- About baby walker... Aku gak kasih Kavin 11 bln baby walker... krn bahaya spt artikelnya FW-an mama Gabby Aku pake yg sederhana aja..buat lat jln aku pake kotak tempat mmainan (kontainer plastik) yg ada rodanya..hrganya sekitar 50 ribuan... sejak Kavin 9 bln dah seneng dorong2..awalnya dorong sambil mrangkak..lama berdiri sambil jln dorongnya... Kavin jug aseneng rambatan sendiri kok...gak mau dititah,,,, Skarang Kavin juga dah jln 1 or 2 langkah but trus brangkang lagi.. Yg penting kalo anak blajar jln jln dipaksa cepet bisa..yg samar aja n perlu diawasin biar gak sering jatuh duduk..bahaya... Uci mamaKavin ---------------------------------------------------- Mbak....Tenang aja.Hacqueline saya ( 23 bulan ) dulu saya dudukkan di baby walker pada usia 6 bulan dan kemudian 14 bulan usianya dia baru berjalan lancar.Lain halnya dengan putri kedua saya,Gillian ( 9 bulan ), ketika usianya 6 bulan sampai 7 bulan, saya mencoba mendudukkannya di baby walker tapi dia tidak mau.Malah sekarang di usianya 9 bulan, dia sudah bisa berdiri sendiri. Jadi saran saya mendingan baby jangan didudukkan di baby walker deh.... salam, Susan ---------------------------------------------------- Mbak Yuliana, kalau emang dari anaknya udah aktif minta di titah nggak pa pa kok...pelan-pelan aja. Perkembangan tiap anak kan berbeda ya mbak, ada anak yang dari 8 bulan udah minta titah, 10 bulan, 11 bulan...jadi tiap anak itu unik. Menurut saya sih nggak berbahaya kok klo anak mbak usia 9 bulan udah maunya titah, nggak juga bikin kaki bengkok hehehe... Anak mbak pinter nggak suka baby walker. Baby walker itu nggak ada keuntungannya kok mbak malah lebih banyak ke ruginya. Di Canada, baby walker udah di banned. Anak saya dulu juga belajar jalan tanpa baby walker, 100% dengan proses titah plus dorong-dorong kursi plastik saat kakinya udah makin kokoh menginjak lantai. Salam, Dewi ------------------------------------------------------- yang udah udah..kalau di browse kemana mana intinya melarang dan tidak menganjurkan pemakaian baby walker karena gak ada gunanya dan lebih cenderung berbahaya..mending disimpen aja duitnya..lumayan lho..bisa ada yang 700rb harganya..buat apa? Dolly ----------------------------------------------------- dear mama nina,.. kebetulan saya masih simpen artikel dari www.aap.org (maaf banget.. dulu ga sempet simpen link-nya..).. tentang baby walker... dulu beberapa sps pernah sharing bahwa ga pa pa kok baby walker.. yang penting diawasi dan waktunya dibatasi...cuman kalo dari artikel ini...kliatan banget kalo baby walker dibilang berbahaya.. saya sendiri,.. ga menggunakan baby walker ini buat bumi.. sampe sekarang (14 bulan), belum pede jalan sendiri... (kalo jalan diatas kasur.. baru mau sendiri.. dan bisa...), tapi kalo jalan2 di lantai.. pasti cari2 tangan kita buat jadi pegangan.. tapi saya sih ga kuatir, cuman masalah waktu aja...kemaren sps disini juga banyak yang sharing.. kalo ternyata banyak juga yang baru bisa (pede) jalan diumur 15 bulan... tapi tetangga saya, anaknya (2 bulan lebih muda dibanding bumi).. minggu yang lalu udah bisa berdiri sendiri... dan kebetulan sejak umur 7 bulanan sudah dikasih baby walker ini.... jadi.. keputusan akhir ada ditangannya mama nina...mmhhh.. jadi parents emang ga gampang ya mba...pasti ada konsekuensi2 dari pilihan yang diambil... ----------------------------------------------------- dear mamanya nina, anakku dulu aku kasih baby walker mulai umur 7 bulan. tapi di bawah pengawasan penuh, bukan berarti dia bisa kemana2, cuman biar dia bebas kalo berkeliaran di halaman (kebetulan halaman rumah luas). menurutku dia lebih baik pake baby walker daripada merangkak. maklum suka pungut2 dan masukin mulutnya segala yang dia temuin. yang aku pernah baca, baby walker malah bikin anak males, kan enak tuh buat leyeh2. bahayanya tuh kalo dibiarin, karena dia bisa meraih barang2 yang berbahaya. soal pengaruh kapan dia mulai jalan, wallahualam ya. aku dulu mengira baby walker bisa bikin dia cepet jalan, eh, taunya umur 11,5 bulan baru bisa jalan. kupikir umur 10 bulan dia udah bakalan lari2 karena umur 8 bulan udah jalan sambil pegangan perabot. bundanya dika. ------------------------------------------------------ Dear mba Pur, Saya mau ikut share nih, kalau saya kok cenderung tidak perlu baby walker karena anakku Nita 15.5(mo) dulu gak pakai baby walker juga cepet kok jalan (11 bulan dah lancar). kalau pendapat saya belajar berjalan kan tergantung rasa percaya diri si anak jadi ya dimotivasi dan dirangsang untuk berani melangkah sudah cukup. Juga masalah kekuatan otot dan tulang si anak jadi ya semampunya dia saja tak usah dipercepat di luar kemampuannya. Banyak kasus anak malah cepet jalan tapi dengan jinjit makanya aku putuskan tidak pakai, selain takut akan bahaya yang lain misal karena beda ketinggian lantai anak bisa terjungkal atau karena ruangan agak sempit malah nabrak benda-benda lain takutnya si anak kejatuhan benda yang ditabrak. Selain itu ada keuntungannya kalau ngikutin anak belajar berjalan alami(nitah atau jagain dari belakang) ehm...kita kan bisa sekalian exercise toh? tapi kalau Mba masih ingin mempertimbangkan ada artikel yang saya browse, semoga bermanfaat. Sus sayang buat Nina nb: artikelnya ada di bawah ya mom.. Considering baby walker ? ------------------------------------------------------ Mbak Desy... Aku sharing dikit ya...anakku sengaja gak aku kasih baby walker sebab dari banyak buku dan bacaan lain serta beberapa sumber yang aku dapat dan dengar, baby walker itu gak ada manfaatnya malah bisa bikin celaka...banyak bayi yang luka dan cedera akibat terjungkal atau jatuh dari baby walker ini. Anakku sebelum umur 1 tahun sudah bisa jalan tanpa baby walker. Jadi kalau berdasarkan pengalaman dan pendapatku, just forget the baby walker, kasih semacam mainan atau kalau mungkin dibuat benda2 yang bisa merangsang baby buat rambat2...dari situ dia bias "olah raga" sekaligus melatih otot motorik supaya kuat buat belajar jalan. Itu pendapatku dari info2 yang aku tau lho Mbak. Please, becareful aja kalau pake baby wakler apalagi kalau lantai pake karpet dan ada tangga2. Salam, Sera --------------------------------------------------- Betul yg dibilang Mba' Sera ... saya pun juga engga pake babywalker, untuk Gabby saya kasih mainan dorong (baby gym yg bisa dipakai dr umur 3 bln) dan umur 11.5 bln dia udah bisa jalan. Ini saya ada artikel dr milis ini juga .. semoga bisa membantu dan bisa jd bahan pertimbangan. Devi, mama Gabby -------------------------------------------------------- www.aap.org Baby walkers sent an estimated 8,800 children younger than 15 months to the hospital in 1999. Thirty-four children died during the years of 1973 through 1998 because of baby walkers. Walkers are dangerous ? even with adult supervision. Children in baby walkers can: Roll down the stairs ? which often causes broken bones and severe head injuries. This is how most children get hurt in baby walkers. Get burned ? a child can reach higher when in a walker. A cup of hot coffee on the table, pot handles on the stove, a radiator, a fireplace or a space heater are all now in baby's reach. Drown ? a child can fall into a pool, bathtub or toilet while in a walker. Be poisoned ? reaching high objects is easier in a walker. You may think a walker can help your child learn to walk. But, in fact, walkers do not help children walk sooner. Walkers can delay normal muscle control and mental development. Most walker injuries happen while adults are watching. Parents and other caregivers simply cannot respond quickly enough. A child in a walker can move more than 3 feet in one second! Therefore, walkers are never safe to use, even with close adult supervision. Make sure there are no walkers at home or wherever your child is being cared for. Child care facilities should not allow the use of baby walkers. If your child is in child care at a center or at someone else's home, make sure there are no walkers. Baby walkers just aren't worth the danger they present. Try something just as enjoyable but safer, such as the following: "Stationary walkers" ? have no wheels but have seats that rotate, tip and bounce. Playpens ? great safety zones for children as they learn to sit, crawl or walk. High chairs ? older children often enjoy sitting up in a high chair and playing with toys on the tray. On July 1, 1997, new safety standards were implemented for baby walkers. Walkers are now made wider so they cannot fit through most doorways, or are made with a braking mechanism to stop them at the edge of a step. But these new walker designs will not prevent all injuries from walkers. They still have wheels, so children can still move fast and reach higher. The American Academy of Pediatrics and the National Association for Children's Hospitals and Related Institutions (NACHRI) have called for a ban on the manufacture and sale of baby walkers with wheels. Keep your child safe...throw away your baby walker. ------------------------------------------------------------ Considering a Baby Walker? Learn the Facts by Robert Steele, MD (see more from this expert) More than half of all babies between the ages of 5 and 15 months use walkers. Estimated sales have been as high as three million per year. Babies almost universally love them, and parents love to use them because they may keep an otherwise fussy baby entertained -- often for hours. However, they are one of the most dangerous inventions made for children, causing a lot of harm and heartache each year. There are several types of baby walkers, but most people are familiar with the typical plastic base, wheeled frame, and fabric seat that have leg holes to allow the child to scoot along the floor. Aside from the entertainment this toy gives a child, parents give other reasons for using the walker such as promoting walking and providing exercise. However, up to one-third of parents have said they use the walker because they feel it will keep their infant safe. Unfortunately, none of these are true. The few studies that have been done looking at the how walkers affect development have shown that they do not affect the time at which a child learns to walk. And in fact, most studies have shown that if there is any effect on walking, it is a delay of a few weeks. Babies who use a walker tend to have an abnormal gait at first, but this tends to resolve quickly with time. Safety, however, is an entirely different issue, and is one in which there is a lot known. In 1997, baby walkers sent more than 14,000 babies to the hospital emergency room. Walkers were even involved in 34 deaths from 1973 to 1998. The initial standards for safety of walkers set by the Consumer Product Safety Commission dealt with injuries to the hands from pinching, but did nothing to address the issue of falls. And the majority of the severe injuries occur when the walker goes down the stairs. About one-fourth of all reported injuries with walkers involved injuries to the head, including fractures. Walkers allow for an infant who isn't normally very mobile to become quite efficient at getting around. So, other injuries including pinched fingers, burns and accidental poisonings have all been reported due to the child being able to get into dangerous areas with lightening speed. The track record with walkers was so dismal that the American Academy of Pediatrics recommended banning the manufacture and sale of mobile infant walkers. This never occurred, and a response was made in the form of a new standard, adopted as of July 1, 1997. To meet the new standard, the new generation walker must have one of two features. Walkers are now made wider so they cannot fit through most doorways and can stop at the edge of a step. It's important you understand that these new walker designs will not prevent all injuries from walkers. Because they still have wheels, young children can still move faster and reach higher than they could on their own. A baby in a walker can move three feet in one second, so they are not even safe with close adult supervision. Parents who are considering toys for infants will find their money best spent on playthings other than walkers. There are stationary walkers that have no wheels, but have seats that rotate and bounce while keeping baby in one spot. Source: Pediatrics, September, 2001 ----------------------------------------------------- BABY WALKER TIDAK MEMBUAT BAYI CEPAT BERJALAN Selain rentan kecelakaan, penggunaan baby walker juga diduga dapat mengakibatkan kelainan kaki. Berikut adalah petikan sebuah e-mail dari orang tua Indonesia yang tinggal di Australia: Di sini baby walker sangat tidak direkomendasi penggunaannya karena banyak kecelakaan terjadi akibat penggunaan yang tidak diawasi dengan ketat. Dengan tidak adanya rekomendasi tersebut, otomatis barang ini jadi langka. Kalaupun ada yang beli dan sampai terjadi kecelakaan, konsumen enggak bisa menyeret produsen ke pengadilan (ibaratnya sudah tahu bahayanya, kok masih dipakai.. yah salah sendiri). Lagi pula kalau si anak udah siap jalan, dia akan jalan kok... malah baby walker bikin anak menjadi malas untuk berjalan..... Bunyi surat itu sangat pas mewakili kesadaran orang tua akan bahaya yang bisa ditimbulkan baby walker. Sayang, kesadaran orang tua di Indonesia akan keamanan baby walker yang kurang tampaknya masih minim. Nyatanya di sini baby walker masih saja digunakan, atau setidaknya produk ini masih banyak dijual di pasaran. Padahal, seperti dijelaskan dr. Karel A.L. Staa. M.D., dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, kalau mau melirik kembali ke negara-negara barat, Amerika katakanlah, soal keamanan baby walker ini sudah menjadi ajang perdebatan seru sejak lama. Sampai-sampai, desain "alat bantu" belajar jalan ini, tidak pernah sama dari tahun ke tahun dan diberi semacam masa "kedaluwarsa" oleh pihak pemerintahnya. Jika setelah diteliti, desainnya dianggap tidak cukup baik untuk bayi, anjuran pemakaiannya akan ditinjau kembali bahkan kalau perlu dihapuskan. Pada tahun 1997, umpamanya, desain baby walker pernah diubah menjadi lebih besar dari ukuran sebelumnya dengan maksud agar benda itu tidak bisa menerobos pintu rumah Sayang, ukuran yang diubah tersebut tetap tidak dapat mencegah terjadinya kecelakaan lain. Oleh karena alasan inilah akhirnya produksi baby walker di negeri Paman Sam tersebut dihentikan. "Sementara desain baby walker yang beredar di Indonesia merupakan desain kuno yang sebenarnya sudah ditinggalkan di negara asalnya," ujar Karel. Akhirnya, kecelakaan pada bayi yang sudah dialami beberapa tahun lalu di Amerika Serikat sampai kini masih terjadi di Indonesia. TERKESAN PRAKTIS Lalu kenapa alat bantu jalan ini tetap diminati? Menurut Karel karena baby walker secara sekilas terkesan praktis. Si kecil tinggal dimasukkan ke dalamnya, lalu ia pun bisa berjalan ke sana kemari dengan leluasa. Bagi bayi berusia 7-12 bulan yang sedang tidak bisa diam dan tengah melatih kemampuannya berjalan, baby walker merupakan penyelamat tenaga orang tua. Bukankah dengan begitu orang tua jadi tak perlu capek-capek menatih si kecil? Apalagi di balik bahaya tersembunyi yang ada, baby walker tampak sebagai benda yang bermanfaat. Ketika bayi duduk atau berdiri dalam baby walker-nya, ia bisa menggerakkan kaki-kakinya dengan lincah. Jadilah orang tua berpikir, "Ah, kaki anakku jadi terlatih untuk bergerak. Ini kan baik untuk persiapan fase berjalannya!" Namun, alasan penggunaan baby walker yang paling utama biasanya berkaitan dengan upaya mengatasi keinginannya bergerak ke sana kemari. Dengan bisa bergerak leluasa ia menjadi lebih tenang dan tidak bosan. Sementara bagi orang tua, ketenangan si bayi memberi kesempatan kepadanya untuk mengurus berbagai pekerjaan rumah tangga tanpa harus mendampingi si kecil setiap saat. RIBUAN KASUS Kenyataannya, menurut penelitian di Amerika Serikat sekitar 14.000 kasus bayi masuk rumah sakit diakibatkan oleh kecelakaan saat menggunakan baby walker. Antara lain karena si kecil suka bereksplorasi ke setiap sudut rumah, komposisi roda yang tidak mendukung keamanan, komposisi rangka kurang kokoh, dan bentuknya yang membuat anak rentan jatuh. Namanya juga bayi, tentu saja ia belum bisa mengenal situasi lingkungan; belum bisa membedakan mana permukaan curam atau landai, tangga atau lantai, benda berbahaya atau aman. Inilah beberapa kecelakaan yang sering terjadi akibat penggunaan baby walker: * Menggelinding di tangga - kecelakaan ini kemungkinan besar mengakibatkan patah tulang dan luka serius pada kepala. * Terkena benda panas - ketika duduk dalam baby walker anak jadi bisa meraih benda-benda yang dapat membahayakan dirinya. Contohnya secangkir kopi panas di atas meja. * Tenggelam - tanpa disadari anak meluncur (dengan menggunakan baby walker-nya) ke dalam kolam renang, bath tub, atau toilet lalu tercemplung. * Meraih obyek berbahaya - dengan baby walker, anak lebih mudah meraih obyek berbahaya seperti gunting, pisau, atau garpu yang tergeletak di atas meja misalnya. * Terjepit - ketika melewati permukaan yang bercelah, kaki bayi bisa terjepit dan terkilir. Tangannya juga bisa saja terjepit saat meraih celah daun pintu. Yang mengejutkan, penelitian menyatakan bahwa mayoritas kecelakaan baby walker terjadi ketika orang tua atau pengasuh sedang mengawasi anaknya. Mengapa demikian? Karena kita seringkali kalah cepat dengan kecepatan bayi dalam baby walker yang dapat meluncur lebih dari 1 meter dalam 1 detik. Untuk itulah baby walker sama sekali tidak aman untuk digunakan, meskipun di bawah pengawasan orang dewasa. MENYEBABKAN KELAINAN KAKI Karel masih menambahkan soal penggunaan baby walker yang dari sisi medis pun tidak cukup bermanfaat, malah cenderung merugikan. Soalnya, aktivitas motorik yang terjadi pada saat anak menggunakan baby walker hanya melibatkan sebagian serabut motorik otot saja, yaitu otot-otot betis. Padahal untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar, fungsi otot paha dan otot pinggul juga perlu dilatih. Kemampuan berjalan, lanjut Karel, merupakan salah satu keterampilan motorik kasar (gerakan yang dihasilkan oleh koordinasi otot-otot besar), yang umumnya harus sudah bisa dilakukan anak 1 tahun dengan toleransi waktu 3 bulan. Bila proses pelatihannya tidak benar maka akan membuat anak justru jadi lambat berjalan. Sebaliknya, semakin intensif dan tepat stimulasi fisiknya maka perkembangannya pun semakin pesat. Bila dibarengi dengan asupan gizi yang seimbang, mungkin saja di usia 9-10 bulan bayi sudah bisa berjalan. Jadi manfaat pemakaian baby walker tidak cukup membantu anak latihan berjalan. Di tempat berbeda Dra. Jacinta F. Rini, M.Si., dari e-psikologi.com, menambahkan, secara psikologis penggunaan baby walker memang tidak menguntungkan, "Secara psikologis baby walker akan membuat anak malas untuk belajar berjalan sendiri karena anak sudah keburu merasa enak bisa bergerak ke mana pun tanpa harus susah payah menjejakkan kakinya." Penggunaan baby walker bahkan dicurigai bisa mengakibatkan kelainan kaki pada anak. Memang belum ada penelitian yang menunjang. Namun, kenyataan bahwa bayi duduk sambil mengangkang dalam baby walker­nya diduga bisa menyebabkan kelainan tulang paha. Nah, berdasarkan pemahaman inilah, banyak ahli menduga penggunaan baby walker dapat menyebabkan anak berjalan seperti bebek alias agak mengangkang. Terbiasa berjalan dengan baby walker juga bisa menimbulkan kelemahan otot-otot tungkai. Ketika diajarkan berjalan anak cenderung jatuh yang akhirnya sering membuatnya trauma dan tidak mau mencoba melakukannya lagi sehingga kemampuan berjalannya pun menjadi lebih lambat. ALAMI LEBIH BAIK Jadi menurut Karel, tinggalkan baby walker. Juga, ketimbang mencari-cari alternatif alat bantu jalan lainnya, ia lebih menyarankan agar si kecil diajak berenang, karena dengan begitu semua otot tubuhnya bergerak, dari otot kaki, lengan, dan leher. Kalaupun tidak, cara melatih anak berjalan yang terbaik adalah yang alami. "Sangat baik anak belajar berjalan secara alami karena dapat melatih 100 persen serabut motorik otot. Mulai otot betis, paha, maupun pinggul. Bila keseluruhan serabut otot dilatih maka anak bisa berjalan dengan lebih baik. Jadi secara medis lebih menguntungkan kalau kita pakai cara alami daripada cara penunjang." Meskipun si kecil harus jatuh bangun, anggaplah hal ini sebagai pelajaran dari pengalamannya sendiri. Yang patut dicermati, sebaiknya latihan berjalan dilakukan dengan bertelanjang kaki. Cara ini akan melatih jari-jari kakinya agar lebih terkoordinasi. Tentu, lantainya pun harus bersih dari partikel atau benda yang dapat melukainya. Juga hindari lantai yang terlalu licin karena bisa membuatnya terpeleset yang mungkin saja membuat anak trauma dan takut dilatih berjalan. TAHAP PERKEMBANGAN KEMAMPUAN FISIK ANAK Sudah seharusnya, orang tua mengetahui tahap demi tahap proses perkembangan kemampuan fisik anak sehingga bila terjadi keterlambatan pertumbuhan kita bisa segera mendeteksinya. Berikut, perkembangan motorik kasar anak secara garis besar: 0 - 1,5 bulan: Sudah bisa mengangkat kepala sekitar 45 derajat. 1,5 - 3,5 bulan: Kemampuan mengangkat kepalanya meningkat sampai 90 derajat. Kemudian bila bayi didudukkan dengan disandarkan ke tubuh kita maka kepalanya harus sudah bisa tegak. 3,5 - 4,5 bulan: Sudah bisa mengangkat dadanya bila diposisikan tengkurap. Bayi pun sudah bisa melakukan tengkurap sendiri dan membolak-balik tubuhnya. 5 bulan: Bayi sudah dapat duduk dengan hanya ditopang punggungnya. 6 - 8 bulan: Sudah dapat duduk sendiri tanpa bantuan. Di usia ini pun kebanyakan bayi sudah mulai belajar merangkak. Namun, merangkak bukan merupakan tonggak perkembangan utama. Bila bayi tidak merangkak maka bukan suatu kelainan karena beberapa bayi yang tidak melaluinya terbukti mengalami perkembangan motorik yang normal. 7,5 - 10 bulan: Bayi sudah mulai berusaha belajar berdiri dengan berpegangan pada tepi meja atau kursi. Beberapa anak ada yang sudah mulai belajar berjalan dengan cara merambat maupun berjalan beberapa langkah. 12 - 15 bulan: Anak sudah bisa berjalan tanpa harus berpegangan. ----------------------------------------------------- Mbak Arin, Sepertinya rumah kita berdekatan nih, masih daerah prumnas juga. Anak kita juga seumuran, Rara (6bl 3mg) juga lagi aktif2nya, mrangkak, duduk, manjat2 bantal+guling, teriak2 dan kalo berdiri maunya loncat2an, pokoknya heboh deh, sampe2 oma-nya nyerah ngak bisa lama2 jagain Rara. Untuk penggunaan baby walker seperti yg sdh sering di bahas pada SP, lebih baik jangan mbak selain kurang bermanfaat juga berbahaya karena dibeberapa negara maju sudah dilarang penggunaanya. Dibawah ini saya copy jawaban & artikel dr mbak Melanie yg pernah di post bbrp bulan yg lalu. Semoga membantu. Salam, Ely_iburara ----- Original Message ----- From: "Melanie" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, September 10, 2004 10:06 AM Subject: RE: [sehat] [Tanya] Baby Walker dan kemampuan berjalan > Hallow Ari...;-) > > Ri, jauh sebelum Alief mulai belajar jalan, waktu masih baby banget, aku > dah pernah baca ulasan mengenai bahaya penggunaan baby walker di suatu > media cetak (lupa Kompas atau Tempo), dan juga beberapa artikel juga > dari milist ini ttg himbauan/pelarangan penjualan dan penggunaan baby > walker di AS (Kanada, kalo gak salah). > Waktu Alief mulai belajar merangkak dan berdiri, neneknya Alief pun > nyuruh beli baby walker tuh. Tapi syukurlah, aku bisa meyakinkan beliau > soal bahaya baby walker dan kurang bergunanya baby walker utk belajar > berjalan anak, dgn modal artikel di Nakita. > Eh, di Nakita juga pernah ada lho artikel soal bahaya baby walker ini, > coba deh search ke tabloid-nakita.com, siapa tau bisa search artikel di > situ. > Gara2 artikel baby walker di tabloid Nakita ini, foto ku dan Alief masuk > Koran looohhh....;-):-D > > Atau kalau bisa, cari aja di folder milist SEHAT Ri, kayaknya ada deh. > Aku ndak bisa Bantu seach di folder milist SEHAT di yahoo, soalnya > sedang gak bisa internet. Tapi ada postingan di milist ini yg pernah aku > simpen.. nih tak copy-paste-kan di bawah ini. Aku mau cari dulu di > direktori aku, kalo ketemu yg lain, aku postingin juga deh. Atau bisa > juga lewat japri aja yah Ri... > Salam buat Naila yah, kapan yah bisa ketemu ama ALief...?? > > -Memei, mamahnya Alief > > ------------------------------------------------- > AAP Fact Sheet > Baby Walkers are Dangerous! > > Baby walkers send more than 14,000 children to the hospital every year. > 34 children have died since 1973 because of baby walkers. > > Children in baby walkers can: > 1. Roll down the stairs - which can cause broken bones and head > injuries. This is how most children get hurt in baby walkers. > 2. Get burned - a child can reach higher when in a walker. A cup of > hot coffee on the table, pot handles on the stove, a radiator, > fireplace, or space heater are all now in baby's reach. > 3. Drown - a child can fall into a pool, bathtub, or toilet while > in a walker. > 4. Be poisoned - reaching high objects is easier in a walker. > 5. Pinch fingers and toes - by getting them caught between the > walker and furniture. > > There are no benefits to baby walkers > You may think a walker can help your child learn to walk. But, in fact, > walkers do not help children walk sooner. Also, some babies may get sore > leg muscles from spending too much time in a walker. Most walker > injuries happen while adults are watching. Parents and other caregivers > simply cannot respond quickly enough. A child in a walker can move more > than 3 feet in 1 second! Therefore, walkers are never safe to use, even > with close adult supervision. Make sure there are no walkers at home or > wherever your child is being cared for. Child care facilities should not > allow the use of baby walkers. If your child is in child care at a > center or at someone else's home, make sure there are no walkers. Throw > out your baby walkers! > > Try something just as enjoyable but safer, like: > 1. "Stationary walkers" - have no wheels but have seats that rotate > and bounce. > 2. Play pens - great safety zones for children as they learn to > sit, crawl, or walk. > 3. High chairs - older children often enjoy sitting up in a high > chair and playing with toys on the tray. > > As of July 1, 1997, new safety standards were implemented for baby > walkers. Walkers are now made wider so they cannot fit through most > doorways and can stop at the edge of a step. But these new walker > designs will not prevent all injuries from walkers. They still have > wheels, so children can still move fast and reach higher. The American > Academy of Pediatrics and the National Association for Children's > Hospitals and Related Institutions (NACHRI) have called for a ban on the > manufacture and sale of baby walkers with wheels. Keep your child safe - > throw away your baby walker. > > C 2004 - American Academy of Pediatrics On 3/6/06, Juwita Petralia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Aku mau donk artikel bahayanya Pakai Baby Walker kalau ada. > Soalnya anakku 8 1/2 bln selalu makan dan main di baby walker. > Japri jg boleh... > Thank you... > > > Juwita Petralia > PT. MITRA ADIPERKASA > 33rd Fl, Wisma 46 - Kota BNI > Jl. Jend Sudirman Kav. 1 > Jakarta 10220 > INDONESIA > Ph. +62215750695 > Fax. +62215746502 > E-mail. [EMAIL PROTECTED] >