Coba bantu ya...
Kalau yang diangkat cuma kistanya aja insyaallah masih bisa hamil... tapi
itu juga tergantung kistanya ganas atau tidak..

Berikut ini artikel tentang kista dari milis tetangga semoga membantu

ARTIKEL

ADUH, ADA KISTA DI RAHIMKU !
Waspadai adanya kista dalam tubuh Anda, karena kerap muncul tanpa keluhan.

Ny. Ririn kaget ketika dokter yang memeriksa kehamilannya mengatakan bahwa
di dalam tubuhnya ada kista. Kista? Kok, bisa, sementara ia tak pernah
mengeluh ada rasa sakit atau yang janggal di sekitar perutnya. Jadi,
sebenarnya, apa, sih, kista itu?
Kista, terang dr. Nasdaldy, Sp.OG, kerap baru diketahui pada waktu ibu hamil
melakukan pemeriksaan dalam dan USG. "Kecuali pada wanita yang selalu
melakukan pemeriksaan rutin, seperti pap smear, mungkin akan lebih dini
terdeteksi," jelas dokter dari RSIA Hermina Jatinegara, Jakarta ini.
TUMBUH DI MANA SAJA
Terlebih lagi, pada kista yang masih kecil, terutama dengan diameter kurang
dari 5 sentimeter, maka tidak akan menimbulkan keluhan bagi si pasien.
Sehingga baru ketahuan kala dilakukan pemeriksaan dalam. "Itulah mengapa,
kanker ovarium atau indung telur yang berasal dari kista, 70 persen
ditemukan pada tahap sudah lanjut. Karena awalnya susah dideteksi itulah."
Kista, terang Nasdaldy, pada prinsipnya merupakan tumor yang berisi cairan.
"Dalam istilah kedokteran, semua benjolan yang abnormal dinamakan tumor."
Cairan kista ini bisa bening, berupa darah atau cairan tubuh lainnya. "Nah,
karena berisi cairan, maka bentuk kista seperti balon, meski tak seratus
persen bulat, ada juga lonjongnya." Ukurannya sangat bervariasi. Dari yang
kecil berukuran 2 sentimeter dan bisa dideteksi, hingga berukuran lebih dari
40 sentimeter atau sekitar berat 8 kilogram.
Kista ini bisa terjadi di mana-mana pada tubuh. Namun yang kerap terjadi
pada ibu hamil adalah kista indung telur (ovarium) dan kista endometriosis.
KISTA NON NEOPLASTIK DAN NEOPLASTIK
Secara garis besar, kista terbagi atas dua: kista non neoplastik dan kista
neoplastik. Yang termasuk kista non neoplastik adalah kista fungsional dan
kista simpleks. Kista-kista ini bukanlah suatu kelainan dan biasanya tak
berbahaya.
"Jadi, pada suatu keadaan tertentu di ovarium, setelah terjadi ovulasi atau
mengeluarkan sel telur, bekas folikelnya yang berisi cairan, seperti kista
dalam indung telur terkadang ada yang membesar dengan sendirinya. Tapi
kemudian dia akan menghilang dengan sendirinya pula. Hal ini terjadi begitu
saja tanpa ada faktor penyebabnya," terang Nasdaldy.
Sifat kista ini tak membesar atau tak melebihi ukuran 5 sentimeter. Pada
kista ini pun tak ada tanda-tanda ke arah pertumbuhan sel yang berlebihan
atau ke arah neoplasma.
Sedangkan kista neoplastik, yaitu sejenis kista yang sudah mengarah pada
penyakit neoplasma, yaitu penyakit yang mengarah pada keganasan. "Suatu
keadaan yang cenderung ke arah tumor." Kista neoplastik ini bisa bersifat
serosum (berisi cairan seperti biasa) dan bisa juga sumosum (berisi cairan
seperti tajin), bahkan ada juga yang berisi rambut, gigi, tulang rawan, atau
unsur badan lainnya atau yang disebut dengan kista dermoid (seperti kantong
yang berisi cairan dan rambut, kulit dan gigi). "Karena adanya unsur-unsur
tubuh dalam kista tersebut itulah, maka orang sering menganggap kista
dermoid ini akibat 'diguna-guna'," kata Nasdaldy.
Selain kista-kista di atas, yang kerap dialami kaum ibu adalah kista
endometriosis. "Kista endometriosis ini terjadi akibat tumbuhnya jaringan
endometrium di luar rongga rahim." Seharusnya, terang Nasdaldy, jaringan
endometrium hanya berada di dalam rongga rahim. Kemudian saat haid,
endometrium ini akan luruh dan mengeluarkan darah haid. "Tapi endometrium
ini kadang tumbuh di luar rongga rahim. Dan karena tumbuhnya di luar rongga
rahim, maka darahnya tak keluar. Inilah yang akhirnya membentuk jaringan
yang membesar atau kista yang berisi darah haid. Kista ini kerap disebut
juga sebagai kista cokelat," jelas Nasdaldy lebih lanjut.
Umumnya wanita yang mengalami kista endometriosis akan mengalami gangguan
kesuburan atau sulit punya anak. Biasanya keluhan yang kerap terjadi adalah
rasa nyeri haid yang berlebihan. Mengapa demikian? "Karena semakin lama
kista tersebut akan membesar dan menjadi tegang."
Kecuali kista endometriosis yang diduga karena adanya cairan darah haid yang
tak keluar ke dalam rongga vagina, tapi keluar ke saluran telur dan menempel
di indung telur, kista-kista lainnya tak diketahui pasti penyebabnya.
Darah haid yang keluar dari rongga rahim ini, terang Nasdaldy, sebenarnya
hampir dialami oleh semua wanita. "Namun tak semua jadi kista." Semuanya
tergantung daya tahan tubuh masing-masing. "Dan karena kekebalan tubuh
setiap orang tak sama, maka tak semuanya bisa jadi kista."
BISA JADI KANKER
Yang jelas, kista bisa menyerang wanita dari segala usia. Dari usia 7 atau 9
tahun hingga wanita usia lanjut sekalipun. Pada anak-anak diduga karena
adanya faktor genetik. Walaupun demikian, kista pada anak-anak atau remaja
ini pun tetap harus diwaspadai, karena seringkali merupakan kanker indung
telur yang ganas. "Dan kanker yang berasal dari kista indung telur ini
sedikit banyak dari faktor genetik," jelas Nasdaldy.
Pada tingkat awal, kista memang tak menimbulkan gejala. Bila ia telah
membesar, barulah akan terasa sakit. Juga mulai ada keluhan gangguan buang
air besar atau kecil. Karena kista ini menekan usus dan kandung kemih. "Bila
kaitannya dengan kista endometriosis maka akan ada keluhan nyeri haid."
Kista ini bila besar mungkin dapat teraba seperti adanya benjolan di perut
bawah.
Komplikasi yang ditimbulkan tergantung jenis kistanya. Umumnya kista non
neoplastik sangat jinak. Sedangkan kista neoplastik bisa jinak, juga bisa
ganas. Nah, komplikasi kista neoplastik yang jinak adalah adanya
penekanan-penekanan seperti gangguan buang air kecil atau besar. Kalau yang
ganas, bisa berubah jadi kanker. "Pada kista yang sudah menjadi kanker dapat
menyebar ke seluruh rongga tubuh. Entah itu ke usus, liver, apendiks,
paru-paru, atau organ besar. Selain itu, akan timbul banyak cairan, dan
sebagainya."
Untuk itulah, kanker ini harus diwaspadai dan dalam melakukan pemeriksaan
pun harus lebih hati-hati. "Seandainya harus dilakukan operasi kanker pun,
maka harus secara khusus, tak bisa sembarangan. Apalagi pada anak-anak dan
remaja, karena umumnya sel-selnya masih muda dan mudah berubah sifat."
Komplikasi kanker yang paling parah adalah kematian.
"Pada kista indung telur, seandainya kista itu adalah kista endometriosis,
kadang bisa merusak daerah sekitarnya. Misalnya, saluran telur menjadi
tersumbat, sehingga wanita tersebut sulit hamil," jelas Nasdaldy.
Memang, aku Nasdaldy, bisa saja wanita yang mempunyai kista endometriosis
ini hamil. "Tapi itu bukan jaminan, karena seringkali kista endometriosis
menjadi salah satu penyebab wanita sulit hamil." Tapi, tidak selalu
demikian, lo. Sedangkan pada kista fungsional atau neoplastik jinak pun bisa
saja punya anak. "Malah sering ditemui wanita hamil dengan kista dermoid."
HARUS DIOPERASI
Jika kista ditemui pada kehamilan, Nasdaldy menyarankan untuk dioperasi.
"Waktu yang tepat untuk mengoperasi adalah kala usia kehamilan 4-5 bulan.
Karena pada usia kehamilan tersebut, plasenta sudah terbentuk sehingga
kemungkinan terjadi keguguran lebih kecil."
Mengapa operasi ini disarankan? Karena tak diketahui apakah kista tersebut
ganas atau tidak. "Seandainya kista tersebut ganas, akan sangat membahayakan
bila pecah dan terkena pembuluh darah besar. Tentunya akan terjadi
perdarahan dan belepotan di dalam perut."
Bila tak dioperasi, dikhawatirkan kista tersebut akan mengganggu posisi
bayi. "Letak bayi bisa sungsang dan ini pun mengakibatkan harus dioperasi.
Juga bisa mengganggu proses persalinan, yaitu kepala bayi tak turun-turun."
Jadi, supaya persalinan berjalan lancar, sebaiknya kista dioperasi pada usia
kehamilan 4-5 bulan.
Alasan kedua, karena kista itu bertangkai, memungkinkan untuk terpuntir.
"Jika itu terjadi, maka akan menimbulkan rasa sakit luar biasa, sehingga
harus dioperasi mendadak." Namun dengan adanya kemajuan teknologi, seperti
USG, tumormarker, kemungkinan tersebut dapat dideteksi secara berkala.
Namun demikian, operasi bisa saja ditunda hingga persalinan. Terutama kalau
kista itu bukan kanker, tidak membesar, dan tak ada tanda terpuntir. "Ada
juga dokter yang tak melakukan tindakan operasi kista kala tengah hamil.
Dengan anggapan, bisa saja suatu saat persalinan macet sehingga harus
dicaesar. Jadi, agar tidak harus dua kali melakukan operasi, maka
pengambilan kista dilakukan sekalian saat persalinan."
PEMERIKSAAN DINI
Keberadaan kista sebenarnya bisa dideteksi secara dini. Yaitu dengan
melakukan pemeriksaan berkala secara teratur, minimal setahun sekali. Bila
pada pemeriksaan pertama ditemui kista yang tak terlalu besar, dengan
batasan 5 sentimeter, maka harus di follow up setiap tiga bulan sekali.
"Waktu tiga bulan ini dianggap cukup. Dalam arti, tidak terlalu cepat
ataupun terlambat untuk mengetahui perkembangan kista tersebut." Tentu
selama waktu itu harus tetap dilakukan pengobatan.
Pendeteksian kista dilakukan dengan cara pemeriksaan dalam dengan alat bantu
USG. "Sekalipun dengan alat bantu USG, kadang jenis kista tak bisa dibedakan
secara pasti. Makanya diperlukan juga pemeriksaan anamnesis, untuk
menanyakan riwayat penyakitnya. Seperti, bagaimana haidnya, apakah ada nyeri
atau tidak, dan sebagainya. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan fisik
dan laboratorium."
Kista yang mengarah pada kanker memang dapat diperkirakan dengan USG.
"Karena dapat terlihat gambaran tertentu. Seperti, dinding yang menebal,
atau tak beraturan. Jadi, ada pertumbuhan dalam kista yang mengarah pada
kanker."
Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan tumormarker. "Walaupun
pemeriksaan ini tak spesifik. Tapi bila ditemui kista berdiameter lebih dari
5 sentimeter atau kurang, tapi dari hasil USG ada kecurigaan ke arah kanker
dan tumormarker-nya diperiksa tinggi, maka harus dipikirkan ke arah kanker.
Seandainya kanker, maka harus di-follow-up dan mungkin harus diberikan
obat-obat kemoterapi. Tergantung dari jenis sel-selnya dan stadiumnya."
Bila ternyata kista tersebut menjadi kanker indung telur, mau tak mau harus
segera dilakukan tindakan operasi. "Walaupun harus dengan hati-hati, jangan
sampai pecah karena bisa berbahaya. Karena kalau sudah pecah bisa menyebar
kemana-mana."
LAKUKAN PENGOBATAN
Pemberian obat pada kista ini, terang Nasdaldy, tergantung jenis kistanya.
"Pada kista endometriosis yang masih kecil mungkin bisa dilakukan
pengobatan. Tapi kalau sudah membesar, tetap saja harus dilakukan operasi."
Jadi, mau tak mau, operasilah cara terbaik dalam mengobati kista ini.
"Kecuali kalau endometriosis yang bisa dengan obat-obatan. Itupun kalau
yakin endometriosis. Bila ragu, maka dilakukan laparoskopi. Yaitu, operasi
dengan menggunakan alat bantu yang dapat menembus perut."
Begitu pula untuk penyembuhannya, tergantung pada jenis kista. "Kalau kista
neoplastik jinak bisa disembuhkan. Tapi yang ganas, sampai saat ini belum
ada yang dinyatakan sembuh. Suatu saat mungkin bisa kambuh lagi."
Kemungkinan kambuh itu, terang Nasdaldy, tergantung dari penanganan atau
operasi pada pertama kalinya.
Jadi, prinsipnya bila diketahui adanya kista, sebaiknya dianalisa, ya, Bu.
Disiplinlah dalam menjalankan tahapan-tahapan analisa. Juga harus di
follow-up secara berkala. Pokoknya, kehati-hatian sangat diperlukan agar tak
terlambat ditangani. Demi kebaikan ibu juga, kan?
Dedeh KurniasihHAMIL DENGAN KISTA , HARUS BAGAIMANA
Pengangkatan kista harus didahului deteksi yang akurat. Pada kehamilan muda,
salah deteksi akan mengakibatkan keguguran.
Kista, menurut Dr. dr. T. Z.Jacoeb, SpOG-KFER, berarti kantong abnormal yang
berisi cairan abnormal di seluruh tubuh. Jadi sebenarnya kista tak hanya
bisa tumbuh di indung telur atau di ujung saluran telur (fimbria) namun juga
di kulit, paru-paru, usus bahkan otak. Bila produksi cairan di dalam kantong
kista bertambah maka kista pun akan membesar. "Lambat laun kantong kista
menipis dan sangat mungkin pecah. Sama halnya dengan balon yang rawan pecah
saat ditiup semakin besar, " tambah Spesialis Obstetri dan Ginekologi di
Klinik Fertilitas & Menoandropause, SamMarie, Jakarta ini.
Faktor pemicu kista saat ini banyak sekali, di antaranya pencemaran udara
akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan,
misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh,
termasuk daya tahan seluruh selnya. Kondisi ini merupakan pemicu munculnya
kista.
Kalau dalam satu keluarga ada kerabat dekat, seperti adik ibu, yang mengidap
miom, atau adiknya menderita endometriosis maka gampang ditebak bahwa yang
bersangkutan punya bakat kista endometriosis. Makanan yang mengandung lemak
tinggi pun bisa menjadi zat penyubur tumbuhnya kista. "Itu terjadi karena
adanya zat-zat lemak dalam makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses
metabolisme tubuh sehingga menaikkan produksi hormon testosteron."
Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron, serta sedikit
testosteron. Nah, bila kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya
ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber
hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing. "Karena tertutup hormon
lain yang tak normal, maka hormon estrogen di dalam tubuh tidak bisa bekerja
dengan baik. Hal ini bisa memudahkan tumbuhnya kista, miom, dan lainnya."
DIBAGI BERDASARKAN ISI
Seperti dikatakan Jacoeb, secara sederhana kista dapat dibedakan berdasarkan
isinya:
* Kista serosum
Kista ini berisi cairan bening yang bentuk dan warnanya seperti air perasan
kunyit. Bila bersarang di indung telur maka kista ini mudah pecah. Jenis
kista ini sering berubah menjadi penyakit ganas (disebut kanker) indung
telur atau kanker ovarium. Proses pembesaran kista serosum sangat
dipengaruhi siklus haid karena saat haid terjadilah penambahan jumlah cairan
dalam indung telur.
Hormon estrogen yang meningkat saat kehamilan juga memicu pembesaran kista.
"Umumnya kista berbentuk seperti buah yang bertangkai. Bila kehamilan makin
besar, maka rahim yang membesar karena pertumbuhan janin akan mendesak kista
itu. Akibatnya, bisa saja tangkai kista terpuntir. Keadaan ini disebut torsi
yang merupakan kasus darurat karena penderita akan mengalami sakit yang
sangat. Untuk mencegah terjadinya torsi, begitu ditemukan pada kehamilan
triwulan awal, kista harus segera diangkat.
Namun, pendeteksian kista serosum mesti akurat. Secara sepintas bentuknya
mirip badan kuning (korpus luteum), yaitu sisa sarang sel telur yang memang
ada saat kehamilan. "Jadi, bila dari pemantauan USG (ultrasonografi)
terlihat kantong besar di indung telur, tidak bisa langsung diputuskan bahwa
itu kista. Bisa saja ternyata korpus luteum yang memang dibutuhkan pada saat
kehamilan muda. Kalau korpus luteum yang disangka kista ini diambil malah
bisa terjadi keguguran."
Amannya, menurut Jacoeb, tunda tindakan pengangkatan hingga kehamilan
berusia 14 minggu. Saat itu korpus luteum sudah menghilang. "Bila dengan
pemeriksaan USG terlihat kantong itu masih ada, maka bisa dipastikan kista.
Kalau sudah begitu berarti harus segera diangkat."
* Kista musinosum
Kista ini berisi cairan berupa lendir kental yang lengket. Bentuknya
menyerupai ingus tapi sifat pelekatannya mirip kanji. Sama seperti serosum,
kista musinosum pun akan membesar akibat adanya kehamilan. Oleh sebab itu,
saat kista musinosum terdeteksi harus segera diangkat.
Penanganan kista musinosum pun mesti dilakukan dengan seksama agar tidak
pecah. Bila pecah, maka cairan lem kanji akan membuat lengket organ-organ di
dalam rongga perut. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa membuat usus
saling menempel, dan kista semakin sulit diambil.
* Kista dermoid
Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tak hanya berupa
cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang atau
sisa-sisa kulit. Teorinya, dermoid timbul dari sisa-sisa sel embrio yang
terpental ke organ genital sewaktu yang bersangkutan masih dalam kandungan.
Jadi kista ini merupakan bawaan sejak lahir dan bisa dialami pria atau
wanita.
Seperti halnya kista musinosum, penanganan kista dermoid memerlukan
kehati-hatian karena bila "meletus" selain cairannya membuat lengket, isi
cairan di dalamnya, seperti rambut, gigi atau tulang, bisa masuk ke perut
sehingga menimbulkan sakit luar biasa.
* Kista endometriosis
Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum.
Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang
tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk ke dalam selaput perut melalui
saluran indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya-tahan selaput perut,
sehingga mudah terserang penyakit.
Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti
diketahui, saat haid, tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke
liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang
sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal
dengan endometriosis.
Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut
kanker jinak. Ia tumbuh di seluruh lapangan perut dan pelan-pelan menyebar
ke hampir semua organ tubuh misalnya usus, paru, hati, mata, otak, kulit,
otot rahim, tetapi tempat bersarang yang paling sering adalah indung telur.
Bentuk indung telur yang terkena endometriosis akan mengembang dan bertambah
besar saat haid datang.
Tak heran kalau penderita endometriosis sering mengalami nyeri haid. Ini
akibat indung telur yang membengkak saat haid. Begitu darah keluar rasa
sakit biasanya akan berkurang. "Namun, bila sudah terjadi pelekatan di perut
akan timbul sakit yang luar biasa. Seluruh tubuh, dari kepala hingga betis
terasa seperti dipelintir," ungkap Dosen Obstetri-Ginekologi, diFakultas
Kedokteran Universitas Indonesia ini.
OPERASI TIDAK GANGGU JANIN
Bagaimana kista harus ditangani tentunya bergantung pada kasus yang terjadi.
Kista fisologis yang memang tumbuh saat hamil seperti korpus luteum tentu
akan dibiarkan saja. Namun, semua kista patologis harus segera dibuang
dengan tindakan operasi.
Menurut, Ketua Yayasan Endometriosis Indonesia ini, operasi pengangkatan
kista saat hamil tidak akan mengganggu janin. "Orang awam memang sering
keliru membedakan antara rahim dan indung telur. Padahal ini jelas berbeda.
Rahim merupakan tempat tinggal janin sedangkan indung telur tempat
bersarangnya kista. Berarti janin dan kista memiliki 'rumah' yang berbeda.
Tidak perlu khawatir keguguran."
"Tindakan operasi pengangkatan kista," imbuh Jacoeb, "malah akan
menyelamatkan janin karena bisa menghindari terjadinya komplikasi selama
hamil." Penanganan kista umumnya memang harus dengan operasi demi kebaikan
ibu dan janin.
MIOM TIDAK HARUS DIOPERASI
Berbeda dengan kista, miom yang satu rumah dengan janin, yaitu di rahim,
jelas tidak bisa diutak-atik. Miom adalah bungkus otot rahim yang berubah
menjadi tumor jinak. Istilah sederhananya daging-tumbuh di rahim. Miom
berbentuk keras tapi bisa juga mencair kalau suplai oksigen ke bagian itu
kurang. Peristiwa ini disebut degenerasi. "Jika operasi dilakukan terhadap
miom, ibu hamil akan mudah keguguran," tutur Jacoeb.
Lokasi tumbuh miom bisa di dalam dinding rahim atau di permukaan dalam
rongga rahim. Jika di dalam dinding rahim, gejala yang ditimbulkan biasanya
tidak akan terlalu berat dan jarang mengganggu kehamilan. Berbeda dengan
miom yang tumbuh di saluran leher rahim karena akan membuat leher rahim
menjadi kecil dan mengganggu masuknya sperma ke dalam.
Selama kehamilan, miom tidak bisa diambil sembarangan kecuali yang bentuknya
bertangkai. Kalau memang kehadirannya tidak mengganggu fungsi tubuh seperti
mengganggu pernapasan, maka akan dibiarkan selama kehamilan. Nah, sekitar
tiga bulan setelah persalinan, perkembangan miom akan dilihat kembali. Jika
sudah semakin besar akan diambil dengan tindakan, entah dengan laparotomi,
yaitu pengambilan miom melalui bedah perut, atau tanpa pembedahan dengan
alat teropong saja yang disebut laparoskopi.
ADENOMIOSIS LEBIH SAKIT
Adenomiosis mirip dengan miom, tapi lokasi tumbuhnya di sela-sela otot
rahim. Dibedakan dengan miom, karena asal-usulnya yang tidak sama.
Adenomiosis, sebenarnya adalah endometriosis, tetapi tumbuhnya di rahim.
Gangguan ini bisa diibaratkan memar pada petinju akibat pendarahan di antara
jaringan ototnya. Biasanya penderita adenomiosis akan mengalami sakit luar
biasa saat haid melebihi penderita endometriosis yang berlokasi di tempat
lain. "Penderita bisa sampai nungging-nunging karena tak bisa menahan sakit
dan biasanya minta segera dioperasi," ujar Jacoeb.
POLA HIDUP SEHAT SEBAGAI PENCEGAHAN
Lalu bagaimana cara mencegahnya? Menurut Jacoeb, ada kista yang bisa dicegah
ada pula yang tidak. Kista yang berasal dari sisa-sisa sel embrio jelas
tidak dapat dicegah karena sudah ada sejak lahir. Namun, timbulnya jenis
kista lain sebenarnya dapat dicegah termasuk pada orang yang memiliki bakat
kista. Cara pencegahannya tak lain dengan menjalani pola hidup sehat,
seperti pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur. Kedengarannya
klise, tapi memang itu yang dapat dilakukan.
Faras Handayani.

Mengenal Kista, Mioma, dan Endometriosis



Nyeri hebat setiap kali haid? Hati-hati, bisa jadi itu gejala

endometriosis.

Tapi bisa jadi gejala kista atau mioma uteri juga. Apa, sih, bedanya?

Endometriosis adalah suatu keadaan dimana endometrium berada di luar

tempat

yang seharusnya, yaitu di dalam rongga rahim. "Endometrium sendiri

merupakan

lapisan yang melapisi rongga rahim dan dikeluarkan secara siklik saat

mens sebagai darah haid," kata dr. Sugi Suhandi Iskandar, Sp.OG dari RS

Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.



Sementara kista indung telur adalah suatu massa berisi cairan, bisa

kental

seperti gel (mukus), bisa juga cair (serous). "Kista ini diproduksi

oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tak bisa dikeluarkan.

Akhirnya tertampung, dan makin lama makin besar," tambah Sugi.



Lain lagi dengan mioma uteri. "Mioma uteri adalah tumor jinak dari

miometrium (otot rahim). Berdasarkan letaknya, mioma uteri bisa

dibagi

menjadi 3, yakni mioma intramural (di dalam otot rahim), subserosa

(dibawah

lapisan serous, menonjol ke arah rongga perut),

serta juga submukosa (menonjol ke arah rongga rahim)."



RANGSANGAN ESTROGEN

Penyebab ketiga gangguan di atas sampai saat ini masih belum

diketahui

secara pasti dan masih terus diteliti. "Sekarang, semua penyakit

memang

diarahkan ke faktor genetik sebagai penyebab. Kanker payudara

misalnya, sudah diketahui gen-nya. Kalau si ibu kena kanker payudara,
anaknya

harus siap-siap. Tapi mioma, kista,dan endometriosis ini belum,"

terang Sugi.



Sebagian ahli berpendapat, mioma uteri terjadi karena adanya

perangsangan

hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada di otot rahim. "Jadi, mioma

uteri

ini akibat pengaruh estrogen. Makanya, sangat jarang ditemukan pada

anak-anak usia pubertas, bahkan nyaris tidak pernah. Anak usia ini,

kan,

belum ada rangsangan estrogennya. Sementara pada wanita menopause,

mioma biasanya mengecil, karena estrogen sudah berkurang."



Penyebab kista dan endometriosis pun belum diketahui persis, "Belum

ketahuan, misalnya apakah kista disebabkan oleh kelenjar yang

tersumbat sehingga membesar," kata Sugi.

Sementara salah satu penyebab endometriosis diduga adalah adanya

Muntahan sel-sel endometriosis keluar rongga rahim saat haid. "Nah, sel-sel

edometriosis ini kemudian menempel di luar rongga rahim. Ada juga

yang menyebut endometriosis mengikuti aliran darah atau ikut aliran

kelenjar  limfa, sehingga bisa saja terjadi endometriosis di paru, mata, dan
sebagainya.

Ada lagi yang mengatakan endometriosis disebabkan oleh

pencemaran lingkungan dan pola hidup tak sehat. Jadi, masih belum

pasti sebabnya."



Diagnosis pasti endometriosis biasanya diperoleh lewat pemeriksaan

laparoskopi. Endometriosis bisa sedang bisa berat, tergantung jumlah,

lokasi, dan gejalanya. Kalau berat, bisa muncul nyeri perut, bahkan

sampai menyebabkan infertilitas (kemandulan)."



OBATNYA: HAMIL

Ketiga gangguan ini tentu bisa berdampak buruk, tergantung lokasi,

ukuran, dan gejala yang ditimbulkan. Misalnya mioma. "Kalau tidak
menimbulkan gejala, meski

ukurannya besar, ya, enggak ada dampaknya. Endometriosis, meski

sedikit, tapi kalau menyebabkan nyeri hebat setiap kali mens, tentu bisa

mengganggu.  Kista berukuran di atas 4 cm, misalnya, cenderung terpuntir.
Jika

terpuntir,ia akan kekurangan oksigen dan makanan, sehingga timbul nyeri yang

sangat. Ini harus dioperasi," jelas Sugi.



Untuk mengatasinya, upaya yang dilakukan sekarang lebih ke

pencegahan.  "Hidup sehat, pola makan dan pola hidup yang baik, lakukan
check-up

medis minimal setahun sekali untuk ibu-ibu atau wanita yang sudah pernah

berhubungan seks. Dengan pemeriksaan teratur, gejala awal bisa

terdeteksi lebih dini," ujar Sugi.



Pada waktu melakukan pap smear, sebaiknya sekalian dilakukan

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat rahim dan indung telur.
"Kalau

tidak ada fasilitas USG, bisa dilakukan pemeriksaan dalam. Dilihat rahimnya

bagaimana, besarnya normal apa enggak, bentuknya konsisten apa enggak,
indung

telur kanan dan kiri bagaimana, dan sebagainya. Kalau teraba ada massa,

harus hati-hati."

>

Pengobatan endometriosis sendiri bisa dengan obat minum, suntik, atau

operasi. "Kalau endometriosis ringan, begitu hamil, biasanya
endometriosisnya malah

sembuh, karena endometriosis, kan, dikeluarkan

selama haid. Selama tidak haid, ia biasanya mati/tidur," ujar Sugi seraya

meneruskan, "Jadi, sebetulnya obatnya adalah hamil."



Oleh karena itu, pengobatan endometriosis biasanya dengan pengobatan

pseudo-pregnancy atau pseudo menopause. "Dibuat seperti menopause

atau hamil, sehingga endometriosisnya tidak tumbuh."

>

WASPADAI KANKER OVARIUM!

Hati-hati, selain kista, ada pula gangguan yang mirip kista, yakni

Kanker ovarium. "Waspada bila terdapat massa di dalam perut berbentuk

Seperti kista, dan dari pemeriksaan USG terlihat berpupil-pupil, pola

Pembuluh darahnya tersebar tidak beraturan. Biasanya diperiksa dengan tumor

marker.

> Kalau hasilnya tinggi, berarti bukan kista biasa. Kemungkinan besar

kista

> endometriosis atau keganasan (kanker)," kata Sugi.

>

> Kanker ovarium merupakan silent kiler. "Diam-diam tanpa gejala, tapi

> mematikan. Berbeda dengan kanker leher rahim yang memiliki gejala

seperti

> perdarahan, kanker ovarium tidak. Tidak ada gejala apa-apa, tahu-tahu

sudah

> menyebar kesana kemari. Sulit diobati. Oleh sebab itu, pencegahan

dininya

> adalah melakukan pemeriksaan teratur."

>

> KAPAN DIANGKAT?

> Salah satu terapi mioma dan kista adalah dengan pengangkatan

(operasi).

> Kapan mioma harus diangkat?

> 1. Bila ukurannya lebih besar dari ukuran kehamilan usia 12 minggu.

> 2. Bila mengganggu keadaan umum, misalnya perdarahannya banyak

sampai perlu

> transfusi.

> 3. Bila pembesarannya cepat. Misalnya 3 bulan lalu masih 2 cm,

sekarang

> sudah 6 Cm.

>

> Kapan kista harus diangkat?

> * Bila besarnya lebih dari 4 cm, karena di atas 4 cm, risiko untuk

terpuntir

> besar. Besar kista di atas 4 cm bukan kista folikel. Kista folikel

adalah

> kista yang pecah setiap menjelang masa subur. "Kalau besarnya di atas

4

cm,

> biasanya kista fungsional. Pada saat haid, biasanya tidak ada

folikel.

> Begitu saat haid ada massa, berarti kista ungsional.Untuk

meyakinkannya,

> dilakukan USG saat haid," terang Sugi.

>

> NYERI HEBAT SAAT HAID

> Bagaimana, sih, mengenali gejala endometriosis, kista, atau mioma?

Berikut

> beberapa gejala yang hampir sama dan harus diwaspadai:

> 1. Nyeri haid hebat dan terus menerus.

> 2. Pembesaran di perut. Kadang-kadang, kalau masih kecil, belum

teraba.

> Tapi, semakin besar, akan makin teraba seperti ada benjolan.

> 3. Muncul gejala-gejala penekanan akibat pembesaran kista/mioma.

Misalnya,

> ke depan menekan kandung kencing, ke belakang ke rektum. Akibatnya,

muncul

> gangguan buang air besar dan buang air kecil.

> 4. Pada mioma uteri, jika ukurannya besar, bisa menekan organ-organ

> sekitarnya.

> 5. Jika kista bertangkai, bisa muncul nyeri perut tiba-tiba, bahkan

> muntah-muntah akibat tangkai kista yang terpuntir.

> 6. Bisa juga membuat luas permukaan endometrium menjadi lebih tebal,

> sehingga haid jadi lebih banyak. "Ini karena kontraksi rahim

berkurang atau

> terganggu, sehingga perdarahan saat mens lebih banyak," terang Sugi.



----- Original Message -----
From: "iKa Nurlistiyo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "BALITA-ANDA" <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Saturday, March 11, 2006 11:52 AM
Subject: [balita-anda] Need Info soal Kista


Dears,
ada yg punya artikel or pengalaman mengenai kista gak??
tolong di share ke saya ya..boleh???
saya punya temen co,dia lagi deketin ce.kebetulan si ce ini kmrn baru
dioperasi,kistanya di rahim diangkat.
temen saya nanya,kalo dah diangkat gitu,bisa punya anak gak??
mohon bantuannya ya...
makasih...



.


######################################
CNI Mendapatkan Predikat Superbrands
Satu lagi bukti dedikasi kami pada kualitas dan pelayanan
######################################
.




================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke