Dear Parents, Saya mau menginformasikan pengalaman saya membeli obat di apotik hari ini.
Baby saya Allan 9 bulan sudah batuk and pilek selama hampir 2 minggu (katanya lagi musim) Sudah ke DSA and obat pun sudah habis dikonsumsi , tetapi tidak sembuh2 jua, malahan si kecil demam memasuki awal minggu ke 2. Kemudian saya membawa ke DSA satunya lagi, yang kemudian diberi resep obat batuk pilek (berupa bubuk racikan) dan plus antibiotic sirup. Resep DSA yg kedua ini saya tebus diapotik yg sama (apotik langganan dekat rumah) dimana resep bisa di pick up and obat di delivery. Singkat kata , dalam waktu 1 jam, obat diantar kerumah, Sebelum saya memberi minum obat si kecil, saya terbiasa selalu mencoba sedikit obat tersebut dimulut sendiri dan membaca aturan pemberian obat dan kadarnya. Obat bubuk batuk pilek tertera 2 kali sehari x 1 bungkus. Dan obat antibiotic 2 kali sehari x 2.5 sendok teh. Secara naluri ibu yang selalu memberi minum obat kepada anak, saya membayangkan betapa susahnya meminumkan 2,5 sendok teh (1 sendok teh = 5 ml) obat kepada bayi berumur 9 bulan. Dan tiba2 saya baru ngeh, kok kayaknya banyak banget yach, Perasaan batita saya yg pertama 3 tahun aja selama ini enggak pernah minum obat sampai 2 sendok teh (paling-paling ½ sendok teh atau maksimal 1 sendok the kalau memang kadar obat sirup khusus anak). Karena penasaran , saya telp ke apotik, bener ngak sich minumya 2 ½ sendok teh, Apoteker menjawab, benar mbak, 2 ½ sendok teh, begitu mantap dia menjawab. Tapi saya bersikeras bertanya, bisa di check ngak ya , antibiotic dari DSA nya terlalu keras enggak kadarnya untuk bayi 9 bulan? Apoteker kembali menjawab , sebentar yach, saya coba liat resepnya lagi. Dan dalam hitungan 5 detik, dia menjawab , mbak iya seharusnya 2 ½ ml, bukan 2 ½ sendok teh. Saya segera mencari copy resep obat di dalam plastic, ternyata DSA tidak salah, tertulis 2.5 ml. Aduch , puji Tuhan, obat belum saya suapkan kepada anak. Obat yg seharusnya 2 ½ ml , di tulis apoteker diobatnya 2 ½ sendok the (5 x 2.5ml = 12,5 ml) Artinya 5 KALI dosis seharusnya!!! Saya sempat marah terhadap apoteker tsb, karena kecerobohannya dapat mengakibatkan over dosis obat terhadap anak . Dan apoteker tsb mengirim courier kemabli dalam waktu 5 menit utk mengambil obat dan mengganti struk yg benar. Terkadang saya berpikir , bagaimana saya bisa percaya kepada apoteker yg meracik obat campuran yg saya tidak dapat mencek dan melihat? Saran saya, terutama sekarang banyak sekali bermunculan apotik2 baru , dimana Profesionalisme dan ketelitian apoteker dan asisten sangat mutlak diperlukan, Bacalah petunjuk obat secara jelas, jangan ragu untuk meminta copy resep (bukan untuk mengulang obat, tetapi memeriksa ulang instruksi dan dosis), Karena terkadang anak yg sedang demam dapat mebuat orang tua panick dan mencekoki obat dengan segera, pemberian obat deman yg terlalu banyak dapat merusak fungsi hati. Semoga informasi dan pengalaman saya dapat berguna untuk orangtua yg lain. Salam , Kimmy and Allans mom