Mbak Intan, Wah, kalau suami saya ikutan juga milist ini, dia setuju tuh ama pendapat mbak Intan. Tadi malam barusan ngobrol2 ama suami tentang smack down dan acara tivi yang gak genah, lha koq pendapatnya sama dengan email mbak yang di bawah. Belum lagi yang tentang Nelson yang prof muda indonesia di amrik itu, pendapatnya plek sama dgn mbak Intan, katanya, "that don't impress me much..", suami saya malah lebih kagum dengan pak Wahyu Handoko (ada di kompas kemarin) yang cacat dari panggul ke leher, tapi tidak membuatnya berhenti berkarya, malah membuat tk dan sd di lingkungan desanya serta tpa. Nah yang kayak pak Wahyu ini berguna bagi banyak orang, padahal dia sendiri cacat lho, jauh lebih pantas diacungi jempol daripada si nelson tansu ini. jadi prof di amrik? So what? menunjukkan dia jenius aja...
Kalau boleh nih, kayaknya kalo bisa baca pikirannya mbak Intan, saya jadi jauh lebih bisa memahami suami saya....(xixixixixi.....). Maaf ya.... Mama Nayma On 11/28/06, melisa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
GAJAH DI PELUPUK MATA KAGAK KELIATAN, SEMUT DI SEBRANG SUNGAI KELIATAN "Sudahkan kita menjadi ortu yg terbaik untuk anak kita?" ----- Original Message ----- From: "herman sampurno" <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Tuesday, November 28, 2006 4:00 PM Subject: [balita-anda] Balasan: bubarkan Smek don ! > Mbak Rini, > > mbak intan itu emang gitu mbak....ngomongnya kagak dipikir dulu and kurang realistis....udah gitu bukannya ngasih solusi malah nyalahin orang tua...ihhhh baru kali ini deh nemuin orang kayak gitu.... > > mbak rini, > aku punya sedikit solusi nih khususnya untuk yang tivi..... > bagaimana kalo kita boikot aja LATIVI....caranya program ulang tivi kita untuk menghilangkan chanel LATIVI ....mudahkan????? > > intan dima <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > mbak rini, hihihi akhirnya gatel jua ya pengen reply komen saya :D > > iya mbak, saya juga wanita yg terpaksa mengambil jalan sebagai pekerja > kantoran dibanding dirumah saja mengurus anak... > > tapi saya gak mau panik menyalahkan pihak lain kalau ada apa2 terjadi pada > keluarga saya... karena bagaimanapun, dunia luar gak akan bisa jadi dunia yg > ideal bagi anak2 kita... boleh lahhh usaha.. asal jangan jadi frustasi :) > > sementara ini, kita hanya bisa menjadikan rumah tangga sebagai dunia yang > ideal buat anak2 kita... > > ajarilah dan berikan contoh pada anak2 kita untuk belajar bertanggung jawab > pada diri sendiri.. bahwa semua keputusan pasti ada kebaikan dan sisi > buruknya.... > > jangan menghabiskan energi pada hal2 yang mungkin mustahil untuk kita > capai... > > cuma, kalo minta smekdon dihentikan, pasti gampang.... > cuma, masih buanyyakkkkk tayangan2 yg tidak kurang menyedihkan.... > tidak hanya di televisi, tapi tayangan "live" yg dijumpai anak sehari2 > (contoh extreme: kerja di kantor yg full koruptor) sangat sangat banyak > dijumpai, dan ini diluar kontrol kita.... > > lalu kita mau menyalahkan sapa lagi kalo seandainya anak kita jadi koruptor? > > jadi, pakailah eneergi positif kita untuk mendidik anak dengan sebaik2nya... > jangan keluarkan energi negatif seperti ini.... > > terima kasih juga > > ----- Original Message ----- > From: "Rini Sumadi" > To: > Sent: Tuesday, November 28, 2006 2:08 PM > Subject: RE: [balita-anda] bubarkan Smek don ! > > > Mbak Intan, > > Siapa sih yang mau kerja kantoran sementara melihat anaknya merengek-rengek > minta selalu ditemani? Siapa sih yang mau kerja kantoran, sementara mungkin > kita bisa lebih banyak menyiapkan waktu untuk mengurus makannya anak dan > suami? Siapa sih Mbak yang nggak mau semua itu??? Ibu-ibu bekerja kantoran > itu kan pasti ada alasannya, Mbak. Dan alasannya itu pasti lebih besar dari > pengorbanan yang harus dia terima. Pengorbanan dimana dia harus rela dan > tega melihat anaknya menangis sementara ia berangkat bekerja. Tidakkah Mbak > Intan tau perasaan yang ada di hati mereka? Pastilah mereka juga menangis di > dalam hatinya. Tapiii...apa yang mereka kerjakan itu pasti ada alasannya, > dan pasti ada tujuannya. Dan alasan dan tujuan itu pastilah amat sangat > besar manfaatnya dibanding pengorbanannya. > > Tolong sekali lagi...jangan kemudian hak orang dirampas...hak untuk bertahan > hidup...hak untuk menambah penghasilan dari suami yang kemungkinan > penghasilannya pas-pasan untuk jaman yang serba mahal ini...jangan kemudian > kaum ibu yang dijadikan kambing hitam dalam permasalahan ini... > > Kita memang butuh tv...kita butuh orang2 tv kok. Tapi kita juga minta dong > agar mereka juga bisa ngertiin apa maunya kita. Kalo kita anggap itu pantas > dan bisa diberikan buat kita tanpa kemudian merusak jiwa dan moral serta > pikiran kita, ya silahkan saja ditayang, tapi kalo ternyata itu hanya > membuat kita gila, membuat kita bobrok mental dan moral serta pikiran kita > buat apa kita pertahankan? Semua itu kan harus saling menguntungkan dong, > baik bagi pihak tv maupun dari pihak konsumen. > > Sebenernya Smack Down itu tidak menguntungkan kok bagi pihak TV karna jarang > kok yg nonton acara itu. Cuma karna pihak TV sudah membayar "besar" hanya > untuk membeli program acara itu yaaa otomatis mereka ga mau rugi dengan > kemudian tidak menayangkan acara tersebut. Nah, sbenernya ada keegoisan kan > disini? Egois dr pihak tv tentunya. Dengan jatuhnya korban, orang2 tv seolah > mencoba untuk menutup mata hanya karna sudah keluar duit banyak. > > Thanks. > > > > -------------------------------------------------------------- > Kirim bunga, http://www.indokado.com > Info balita: http://www.balita-anda.com > Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] > menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > --------------------------------- > Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! > > --------------------------------- > Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! -------------------------------------------------------------- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]