aku ya ngomentari mom... ada temanku yg juga spt ini, terbalik,dia sbtulnya suka bgt main musik (gitar, drum), tetapi ortunya maksa dia masuk seni rupa (lukis), karena dedikasi, dia tekuni dan berbakat ternyata, sekarang dia menjadi pelukis dengan bayaran yg lumayan (pernah dipanggil melukis mantan presiden dulu di istana negara) dan sering jadi duta ke luar negeri untuk lukisan2nya. Tetapi karena cinta kepada alat musik ga luntur, dia bikin studio musik sendiri di rumahnya hasil dari lukisannya.
bakat ga bakat kelihatan dari anak setelah menekuni sesuatu selama kira2 3-6 bulan, kalo dia enjoy dan setiap dikasi materi masuk dengan mudah dan bisa aplikasi, biasanya guru akan memprediksikan anak ini berbakat. Tapi apabila anak tsb setiap kali gurunya datang akan menangis, ngabur, ato bahan yang diberikan terpaksa di ulang2 sampai lebih dari 3-4x, males latihan, itu tandanya dia terpaksa aja. Ortu juga harus bijak dalam mengatur waktu anak untuk les, anak perlu waktu kosong untuk bermain, explorasi dan memanfaatkan masa kecilnya dengan bermain sepuaznya. Jgn terlalu dibebani. Ada ortu yg pingin anaknya bisa musik krn gengsi ato mo majangin piano mahalnya di rumahnya, ato mo mamer ke teman/tetangga yg dateng, ini lho.. anakku bisa musik klasik bla bla bla.. biasanya anak kurang suka diginikan..hehe.. Lat musik 30min sehari cukup untuk usia balita/anak2.Ortu ga harus berbakat/bisa main musik. demikian... mungkin ada komentar ? monggo... peace On 11/29/06, Noni MT <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
*********************** No virus was detected in the attachment no filename No virus was detected in the attachment no filename Your mail has been scanned by InterScan. ***********-*********** terima kasih untuk para bapak dan ibu yang sudah berkomentar di topik ini mbak diana, mbak intan, mbak eva, mbak ayu sri, pak boris, dan lain-lain yang lupa kesebut :-) kemaren sehabis posting topik, aku malah keluar kantor dan gak balik lagi, jadi gak sempet memperpanjang topik topik ini aku luncurkan (taela) karena bbrp hari sebelumnya, aku nyimak wawancara si (duh, lupa namanya) yang baru mendapat penghargaan MURI sebagai pemain orkestra lengkap termuda. Usianya baru 9 tahun, dan dia main piano sejak 5 tahun. Menurut pengakuan anak ini, sebetulnya dia lebih suka menggambar (dan emang sering juara juga) ketimbang maen piano. Tapi mamanya yg kursusin piano (dan stop-in kursus gambarnya). Latihan piano tiap hari satu jam aja, dan kalo bosen boleh diseling maen games. Di sekolah juga udah biasa dikirim sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba musik atau lukis, dan langganan juara :-) kalo kasusnya begitu, gimana ya? kedua ortu gak ada yg bisa maen musik sama sekali, tapi anaknya 'dipaksa' belajar musik, dan ternyata berbakat banget meskipun anaknya ogah2an latihan. Gimana kita sebagai ortu bisa bedain anak ini sebenernya berbakat (jadi boleh 'dipaksa' belajar) atau gak berbakat (jadi bukan pura2 krn males). Susye juge ye... ada komentar?