Dear Mbak Aida, Saya sudah bicara dengan orang tua murid yang lain dan juga pihak sekolah mengenai masalah Diva ini. Dengan orang tua rencananya kita mau adakan arisan rutin sekalian membahas dan cari solusi untuk anak-anak kita, sekalian anak-anak bisa main bersama diluar jam sekolah. Mudah-mudahan bisa mengakrabkan mereka.
Oleh pihak sekolah saya disuruh mencari tau dengan memberi pertanyaan kepada Diva seputar apa yang dia paling suka dan tidak suka disekolah. Wah dari jawaban Diva ternyata dia tidak hanya takut sama temannya yang super aktif tsb (: tetapi juga ada anak laki lain yang suka nakut-nakutin dia. Tapi jawaban2 tersebut sangat abstrak ya Bu, saya tidak bisa langsung menarik kesimpulan, jadi saya list saja dulu keluhan dan kesenangan Diva untuk dibahas sama orang tua dan pihak sekolah. Mungkin saya terlalu kuatir ya Bu?!! saran atau nasihat apa yang harus saya berikan kepada Diva untuk dapat lebih bersosialisasi? dan bagaimana cara ngomong sama ibu2 teman Diva (yang kata Diva suka nakut-nakutin dia) agar mereka tidak tersinggung ? Terima kasih ya Ibunya Diva ----- Original Message ----- From: "Siti Aida" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, August 25, 2003 11:02 PM Subject: Re: [balita-anda] Sikap di Sekolah TK > Halo Ibunya Diva, > > Kebetulan sekali, saya ini justru ibunya seorang anak TKA yg super aktif dan cenderung agresif. Jadi boleh ya saya share sudut pandang dari sisi ini. > > Saya pikir yang penting sekali adalah kerjasama antara guru dan semua orangtua murid secara konsisten. Di sekolah anak saya, kebetulan orangtua dari murid sekelas dikumpulkan dan diperkenalkan satu sama lain. Guru menceritakan evaluasi umum di kelas, dan memfasilitasi diskusi. Hal-hal yang pribadi tentunya tidak dibahas, tetapi hal seperti anak saya yang cenderung butuh perhatian khusus karena tingkah polahnya bisa mengganggu proses belajar, dibahas bersama dengan tujuan mencari jalan keluar. > > Akhirnya kami sepakat, bahwa di rumah, semua anak dibantu mengevaluasi kejadian di kelas, dan kalau ada yang perlu diklarifikasi, jangan sungkan untuk saling menghubungi sesama orangtua, ini untuk membantu menjelaskan pada anak masing2 sehingga mereka bisa mengatasi apa yang mereka rasakan (misalnya takut pada si anak hiperkatif itu). Anak-anak ini kan sedang belajar bersosialisasi, belajar menghadapi hal2 tidak nyaman dalam hidup, jadi akan terbantu sekali kalau kita yang dewasa bisa terbuka satu sama lain dengan tujuan saling membantu tentunya :-) > > Salah satu ibu mengatakan hal ini pada anaknya "Nak, Ayumi itu bukannya nakal, tapi dia belum mengerti. Dia sedang belajar supaya bisa jadi seperti kamu dan teman-teman. Jadi kamu harus bantu ajarkan dia supaya mengerti, bahwa mendorong itu tidak baik" > > Ada lagi bapak yang mengajarkan pada anaknya "Kalau kamu didorong Ayumi, bilang Jangan. kalau masih juga, bilang lagi, Ayumi, stop. Kalau masih juga, liat, sebelum dia mendorong, tahan tangannya begini (diperagakan) dan bilang lagi, Ayumi, jangan. Nah kalau belum berhasil juga, bilang pada bu Gurumu" > > Itu semua dikatakan di depan saya, atau diceritakan oleh orangtua yang bersangkutan langsung kepada saya. Alhamdulillah saya merasa besar hati, daripada diomongi di belakang sebagai ibunya si Ayumi yang nakal, teman2 sesama orangtua membantu menjelaskan pada anak mereka tentang masalah si ayumi dan cara mengatasinya. Tak dinyana, ini menumbuhkan kepedulian di antara anak2 kecil itu... mengharukan sekali bagi saya! > > Saya bekerja, tidak bisa selalu mengantar anak. Tapi saya pastikan tiap malam menelfon orangtua2 lain, bergantian, tanya apa kejadian hari itu. Pasti kalau jadi mereka kan mangkel andai anak saya yang didorong, tapi saya pastikan bahwa mereka tahu, saya aware akan kekurangan anak saya dan butuh bantuan mereka untuk mengatasinya. Alhamdulillah sekarang teman2nya Ayumi yang kasih laporan kemajuan Ayumi setiap hari. Sudah seminggu ini ngga ada insiden dorong mendorong.. ini hasil kerja keras & prestasinya semua orangtua murid! > > Jadi Ibu Diva, usahakan komunikasi tentang hal ini dengan guru tapi juga dengan orangtua si anak yang hiperaktif itu. Sambil tiap saat memungkinkan, membahas dengan Diva bahwa temannya itu butuh bantuan dia untuk belajar supaya tidak lagi harus memukul, melainkan bisa 'pintar' seperti Diva. Mungkin dia terbantu dengan berpikiran "membantu mengajarkan si anak itu" daripada berpikir "bagaimana menghindari si anak itu" yang artinya menghindari sekolah. > > Nah kalau tentang kekurangan tenaga guru karena ada yang sakit... ini harus dibahas dengan pihak sekolah. Kalau memang gurunya kewalahan dan guru satunya sakitnya lama, tentunya mereka harus berpikir untuk cari pengganti, walau hanya sementara. Perbandingan guru : murid untuk anak usia seperti itu tidak bisa ditawar ya.. kalau dipaksakan bisa2 guru yang cuma satu itu pun ambruk karena stress. > > Salam, > Aida > > "Nunus D. Aryanto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Minta pendapat Bp & Ibu gimana cara menumbuhkan kembali semangat sekolah > anak (TKA) yang tiba-tiba menurun karena (menurut gurunya): > - Takut melihat temannya yang hyper aktif memukul temannya yang lain (ikut > menangis) > - Tidak dapat perhatian dari gurunya disekolah karena salah satu gurunya > sedang sakit sehingga gurunya yang sekarang merasa kewalahan menghadapi > sendirian murid2 kelas Diva yang banyak minta perhatian. > > Tolong ya soalnya saya takut jadi keterusan hilang semangatnya dan jadi > mogok sekolah. > > Thanks > Ibunya Diva > > > --------------------------------------------------------------------- > >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > > --------------------------------- > Do you Yahoo!? > Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]