Aku jadi ingat pesan Rasulullah... Didiklah anak-anak kalian
baik-baik, karena mereka akan hidup di jaman yang berbeda dengan
Kalian....

Ya itulah didik baik-baik supaya tetap berada di jalur agama...
walaupun jaman sudah berubah...

Thanks,
Muthi

*) Tantangan hidup dijaman anak2 kita nanti lebih berat dari
sekarang... kadang aku suka kawatir juga. Musti banyak-banyak belajar
jadi orangtua...

On 2/1/07, Noni MT <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
***********************
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


mancing diskusi panas nih pak?
hehehe

ada bbrp kenalanku (sebenernya seusia papaku) yang pergi ke belanda dengan 
istri mereka saat mereka masih muda (kurang dari 30 tahun) dan melahirkan anak2 
mereka di sana. sekarang, anak2 itu seumuran aku dan hidup bersama dengan orang 
asli belanda... bahkan ada juga yang sudah punya anak usia SD.
buat mereka, hidup bersama itu lumrah dan wajar2 aja biarpun aku agak norak 
sendiri waktu baru tau

jadi mungkin ya gak usah dibahas :-)
lain padang lain belalang
lain lubuk lain ikannya


  ----- Original Message -----
  From: Arrazy, Fahruddin (farrazy)
  To: balita-anda@balita-anda.com
  Sent: Thursday, February 01, 2007 8:18 AM
  Subject: [balita-anda] Ketika anak meminta ijin untuk hidup bersama


  ***********************
  No virus was detected in the attachment no filename

  Your mail has been scanned by InterScan.
  ***********-***********


  Diambil dari
  http://community.kompas.com/index.php?fuseaction=home.detail&id=19051&se
  ction=92
  Wondering, bagaimana anak kita 15-20 tahun lagi...

  Ketika anak meminta ijin untuk hidup bersama
  (La Rose - Belanda)


  Hidup bersama  yang pasti tidak bisa diterapkan di Indonesia saat ini
  atau  untuk saat yang akan datang,walau banyak juga orang Indonesia yang
  melakukan hidup bersama,cuman tidak terbuka, makanya mereka orang
  Indonesia melakukan nya di daerah elit kebanyakan,seperti kos-kos an
  atau appartement,hidup bersama tidak hanya dilakukan oleh anak-anak muda
  tapi babe-babe yang mempunyai simpanan atau wil,nah kalau hidup bersama
  dilakukan di kampung atau di gang-gang, wah bisa-bisa gigerebek
  hansip,di arak ramai-ramai dan dipaksa untuk nikah,istilah nya kan ada,
  nikah ditangan hansip,gak lucu kan kedengeran nya,tapi banyak terjadi di
  Indonesia.


  Kalau diluar Indonesia ketika anak mengutarakan keinginan nya untuk
  hidup bersama dan kita sebagai orang tua dengan keras tidak mengijinkan
  nya,si anak pasti tidak terima, karna dirinya merasa sudah dewasa untuk
  menentukan jalan hidupnya, apa kita sebagai orang tua langsung  marah
  dan melaporkan kepolisi, bahwa anak kita ingin keluar dari rumah karna
  mau hidup bersama pacar nya....hahaha... pasti  polisi atau teman kita
  yang dimintain pendapat malah mentertawakan kita,dan bilang kita yang
  gila kan, melarang anak kita yang sudah menginjak dewasa mau hidup
  bersama kok dilarang. Nah dari situ kelihatan kan kalau dinegara maju
  hal itu sudah wajar,bukan hal aneh,kita sebagai orang tua yang tinggal
  di luar Indonesia susah untuk tetap menerap kan adat ketimuran kita,itu
  sudah banyak terjadi disini lho, termasuk saya sendiri,ketika anak
  perempuan saya meminta ijin untuk melakukan hidup bersama dengan
  pacar,jujur saya tidak terkejut


  Sebagai ibu tentu saya ingin anak saya menikah,pakai baju
  pengantin,berdiri/duduk di sisinya,mengadakan pesta meriah siapa sih
  yang tidak mau,semua orang tua atau anak perempuan kita pasti memimpikan
  saat-saat indah itu yang hanya terjadi sekali dalam hidup nya.Hanya saat
  ini memang belum saat nya,anak saya belum siap,anak saya masih mau
  mengenal lebih pasangan nya dengan jalan hidup bersama,aku mengijinkan
  nya dan tidak merasakan keberatan atau melarang nya,aku hanya bilang
  kalau memang itu yang terbaik silahkan jalanin saja,aku yakin seandainya
  aku keras melarang nya pasti hubungan ku dengan anak ku tidak akan
  pernah harmonis,dan pada saat anak ku meminta ijin ke aku, aku tidak
  melihat dia sebagai anak ku, tapi sebagai seorang wanita dewasa yang
  meminta pendapat aku, untuk menentukan pilihan hidup nya.

  Kebetulan anak ku sudah punya pekerjaan tetap, pacar nya juga punya
  pekerjaan tetap, dan mereka sudah waktu nya untuk mencoba hidup bersama,
  saling lebih mengenal pasangan karna, tidak cukup mengenal pasangan
  hanya cuman ketemu seminggu sekali atau seminggu dua kali dan kalau aku
  paksakan untuk menikah saja,aku yakin pacar nya juga belum siap, belum
  siap jangan diartikan bahwa dia tidak mencinta anak ku,tapi memang belum
  siap seperti anak ku itu.


  Disini di Belanda seorang anak sudah dianggap dewasa ketika si anak itu
  menginjak umur 18 tahun, makanya banyak anak-anak seumur itu, untuk
  memilih tinggal sendiri tidak lagi tinggal dengan orang tua nya, tapi
  ada juga yang tetap tinggal dengan orang tua dengan alasan lebih murah,
  tapi itu juga kalau si anak memang hubungan nya harmonis dengan orang
  tua nya, tapi kalau tidak harmonis ketika menginjak umur 18 tahun ada
  orang tua memberi koper dan menyilahkan si anak untuk angkat kaki.Aku
  menghargai keputusan anak ku sebagai wanita dewasa, dengan begitu
  hubungan kita tetap harmonis dan anak ku tetap menghargai aku sebagai
  ibu yang mengerti akan pilihan hidupnya. Ada saat nya kita sebagai ibu
  dimata anak kita dan ada saat nya kita sebagai teman dimata anak
  kita.Aku memang orang Indonesia yang tinggal di luar Indonesia, bukan
  nya aku tidak bisa mempertahankan adat ketimuran, tapi memang aku juga
  tidak bisa menekan anak ku hanya karna aku orang Indonesia yang harus
  mempertahan kan ketimuran ku, itu kan nama nya egois.


  Anak-anakku tetap anak Indonesia dan mereka tidak kebarat-baratan, tapi
  mereka hanya harus beradaptasi dengan keadaan disini,jujur kalau kita
  tinggal di Indonesia mungkin cerita kita akan lain lagi,dengan kehidupan
  aku dan anak-anak ku,kita kan harus menyusaikan likungan dimana kita
  tinggal,kalau kita di Indonesia sudah pasti kita tidak akan melakukan
  kehidupan seperti itu.


  Waktu anak ku meminta ijin untuk hidup bersama pacar nya ketika itu anak
  ku umur nya 20tahun sekarang anak ku umur nya 23 tahun jadi mereka sudah
  hidup bersama 3 tahun (dengan masa pacaran 2tahun total anakku sudah
  mengenal pacar nya 5tahun) Walaupun anak ku  hidup bersama, anak ku
  bikin perjanjian pra nikah di Gemeente (walikota) kalau seandainya suatu
  saat mereka berpisah apa yang mereka punya dibagi dua,anak ku dan
  pacarnya beli/kredit appartement karna untuk mereka pasangan muda
  seperti anak ku itu,lebih menguntungkan beli rumah daripada sewa
  rumah,apa lagi mereka sudah punya pekerjaan tetap.Kalau sewa bayar
  bulanan nya lebih mahal daripada beli,kalau beli bayar bulanan nya lebih
  murah dan dapat kembali dari pajak.


  Mungkin buat orang tua yang masih punya anak dibawah umur atau untuk
  calon orang tua yang ada atau tinggal di luar Indonesia akan bilang
  bahwa anak ku tidak boleh memilih hidup bersama,bahwa mau tetap
  mempertahan adat ketimuran, bahwa....bahwa....dan banyak lagi bahwa
  dalam hati dan pikiran kita untuk anak-anak kita,tapi ketika nanti
  setelah kita punya anak mulai dewasa, apa yang kita ingin kan itu sudah
  tidak bisa kita terapkan lagi, sekarang boleh mencemoohku misal nya
  karna aku mengijinkan anak ku hidup bersama, tapi entah 10 atau 20 tahun
  yang akan datang pembaca akan merasakan sulit dan punya masalah untuk
  mempertahan kan semua itu..... Kita lihat saja nanti sekitar 10 tahun or
  20 tahun lagi.


  Tulisan ku ini jangan dianggap bahwa aku mengajarkan atau menganjurkan
  untuk mengijinkan anak-anak hidup bersama,tulisan ku  ini hanya sebuah
  tulisan seorang ibu yang mempunya anak perempuan untuk memilih jalan
  hidup nya saat ini, dengan hidup bersama.


  Oke Zev....mudah-mudah an tulisan ku ini lolos sensor,aku cuman ingin
  tahu bagaima respon ibu-ibu/bapak yang tinggal di luar Indonesia dan
  ibu-ibu/bapak-bapak di Indonesia,yang mempunya anak gadis/laki saat ini
  dan juga pendapat kokiers yang muda-muda. Karna buat ku yang nama nya
  hidup bersama bukan hal tabu untuk dibicarakan,sebab suatu saat ,cepat
  atau lambat hidup bersama ini, akan menjadi suatu masalah yang meresah
  kan untuk orangtua ketika anak nya meminta ijin untuk memilih hidup
  bersama.Kalau ada bahasa yang tidak dimengerti harap dimaklumin aku
  sudah berusaha menulis bahasa Indonesia dengan baik.





  --------------------------------------------------------------
  Kirim bunga, http://www.indokado.com
  Info balita: http://www.balita-anda.com
  Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
  menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]







--
Thanks,
Muthi



Punya 10 ribu? Klik disini
http://arisan-10.dollarfactory.biz/?id=931

<a
href="http://beavermails.com/pages/index.php?refid=muthi79";>Beavermails.com</a>

--------------------------------------------------------------
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke