Lumayan sih secara belum selesai bacanya jadi masih penasaran, maklum
bisanya baca kalo para monsters udah tidur. Padahal itu buku gak bisa
dibaca ama tiduran krn berat bgt. 

Kemarin2 lagi seneng baca seri : Gajah Mada novel ringan karya LKH tapi
baca ini sering diketawain org ktr katanya "kaya anak SD mau ujian
pelajaran sejarah" :p

Regards,
Lita

-----Original Message-----
From: intan dima [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 12, 2007 9:20 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] to jeng intan:

berapa halaman mbak?
jeng noni, abis les miserables..... musashi :((
tebelnya dah kayak kamus, gak ada yg ngalahin ......

lha ini baca miserables aja sehari cuma dapet 4 lembar... baru 70%
kelar....

to kill amockingbird belum kesentuh juga
historian, ntar dulu dahhhhhhhhhhhhhhhh

seru ya mbak lita?


----- Original Message ----- 
From: "Arlita Soedjito" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, March 12, 2007 9:10 AM
Subject: RE: [balita-anda] to jeng intan:


The Historian: aku udah punya sedang dlm proses menyelesaikannya ,
cuapeeeek
bow bawanya berat bgt sih.

Regards,
Lita
-----Original Message-----
From: Noni MT [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 12, 2007 7:10 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] to jeng intan:

***********************
No virus was detected in the attachment no filename
No virus was detected in the attachment no filename

Your mail has been scanned by InterScan.
***********-***********


Jeng intan,
napa imelmu bouncing ya?

ini nih... bacaan berikut setelah tamat les miserable :-)




The Historian, Dirancang sebagai Bestseller
-------------------------------------------
>> Anwar Holid

Sang Sejarawan
Judul asli: The Historian

Penulis: Elizabeth Kostova
Penerjemah: Andang H. Soetopo
Penerbit: GPU, Januari 2007
Tebal: 768 halaman, 23 cm

BESTSELLER kelas dunia apa lagi yang siap diterbitkan dalam edisi
Indonesia?
Pada Mei 2006 lalu,
di milis [EMAIL PROTECTED], Anastasia Mustika, editor GPU,
mengonfirmasikan bahwa pihaknya
akan menerbitkan The Historian, novel perdana karya Elizabeth Kostova.


"Sebenarnya, jauh sebelum novel tersebut terbit, sekitar pertengahan
2004,
kami sudah menerima
manuskrip novel itu via email. Isinya menarik dan bagus," demikian papar
Anas ketika dihubungi via
email. "Waktu kami mengajukan tawaran di Frankfurt International Book
Fair,
Oktober 2005, pihak
Little, Brown langsung menerima."

Di Amerika Serikat novel tersebut diterbitkan Little, Brown and Company
pada
14 Juni 2005,
didukung publisitas besar-besaran. Hasilnya, novel itu hadir dalam
daftar
New York Times
Bestseller selama musim panas dan gugur 2005. "Tentu butuh usaha keras
untuk
membunuh bestseller
yang melesat seperti debut Kostova ini," demikian komentar Publishers
Weekly
atas kesuksesan
tersebut. The Historian dicetak pertama kali sebanyak 325.000 kopi.
Rencana
promosi dan pemasaran
besar-besaran, termasuk tur penjualan sebelum penerbitan, dan tur ke
sepuluh
kota di AS, membuat
novel ini menjelma jadi bacaan wajib musim panas 2005 lalu. Penerbit
mengalokasikan US$500.000
(kira-kira 4 milyar rupiah) untuk kampanye praterbit. Resensi di
Publishers
Weekly mendapat
bintang; Book Sense pada 2006 menobatkan novel ini sebagai Book of the
Year
untuk kategori Fiksi
Dewasa.


Ada saat ketika publisitas memang berhasil. Meski karya "bukan
siapa-siapa"
novel itu berhasil
bertahan selama empat bulan di daftar bestseller Publishers Weekly; pada
23
Juni 2005 untuk
pertama kalinya berhasil masuk ke daftar 150 bestseller Amerika Serikat,
mencapai puncak di urutan
ke-2. Uang panjer sebesar 2 juta dolar AS yang diterima Kostova makin
membesarkan reputasi The
Historian, memecahkan rekor US$1.5 juta yang sebelumnya dipegang Malcolm
Gladwell ketika menulis
The Tipping Point---sebuah bestseller nonfiksi. Begitu laris di pasar
dan
ramai dibicarakan
kritik, Sony membeli hak pembuatan film sebesar US$1.5 juta, ditangani
produser Douglas Wick dan
penulis skenario David Magee.


SEJAK awal, The Historian memang heboh. Karen Holt dalam esai di
Publishers
Weekly 11/7/2005,
menyebut novel ini satu-satunya yang layak mendapat 'Best Promoted' dan
salah satu peraih 'Most
Hyped Debuts.' Laura Miller, kritik dan editor Salon.com, di antara
resensinya menulis, "Bagi
pembaca berpengalaman, novel itu bagai anggur Bordeaux yang sangat
berkelas
dibandingkan karya Dan
Brown yang mirip Diet Coke mengandung kafein berlebihan." Morgan Ploutz,
peresensi di Horror
Channel.com mengaku, 'Sebagai novel debut, ini karya yang menakjubkan,
sebuah adikarya. Aku hanya
berharap bahwa Kostova mempertahankan cara yang sudah berhasil ini
karena
aku akan pasti membaca
buku dia selanjutnya tanpa ragu.'

Dengan komentar seperti itu apa novel pertama Kostova ini masih punya
sisi
meragukan? Karena
keberhasilan The Historian seakan semata-mata didorong oleh gencarnya
strategi pemasaran, sejumlah
pihak meragukan kemampuan Kostova dan kualitas novelnya. Mereka dengan
mudah
membanding-bandingkan
novel dengan keberhasilan The Da Vinci Code (Dan Brown). Tuduhan ini
mudah
dipatahkan bila pembaca
tahu sedikit lebih dalam fakta proses penulisan The Historian. Kostova
memulai proyek novel ini
sejak 1995, dan lebih lagi, dia mendapat Hopwood Award untuk
Novel-in-Progress (novel dalam
proses) ketika sedang menyelesaikan novel ini.


"Saya menganggap bahwa diri saya penulis sastra," aku Kostova. "Saya
mengerjakan buku ini dalam
waktu lama, dengan cara yang sangat sastrawi dan pribadi." Penulis
favorit
Kostova adalah A. S.
Byatt, pengarang kontemporer Inggris yang melambung berkat Possession,
pemenang Booker Prize tahun
1990 yang juga merupakan bestseller di Inggris dan banyak negara
berbahasa
Inggris lain, dan
akhirnya sukses diadaptasi sebagai film. Seperti The Historian,
Possession
juga penuh oleh riset
sejarah (sastra) dan kisah detektif. Sudah sering terjadi ternyata novel
yang ditulis dengan
kualitas sastra ternyata juga mampu memikat jutaan pembaca.

Keberhasilan The Historian agaknya sesuai dengan pendapat Henry Kisor,
editor buku Chicago
Sun-Times, tentang formula novel sukses zaman sekarang. Menurut dia,
novel
bisa sukses berkat
kombinasi luar biasa antara strategi pemasaran yang cerdas dan kualitas
sastra yang
sungguh-sungguh.

ELIZABETH JOHNSON KOSTOVA lahir di New London, Connecticut pada 4
Agustus
1964, lulusan
Universitas Yale, meraih gelar master seni murni dari Universitas
Michigan,
tempat yang juga
memberinya Hopwood Award. Yang awal-awal memantik dia menulis tentang
legenda itu adalah cerita
yang dituturkan ayahnya sendiri, seorang profesor, ketika mereka sedang
dalam perjalanan ke Eropa.

Legenda Dracula awalnya nyaris identik dengan Bram Stoker---penulis
novel
Dracula (1897)---meski
di setiap zaman senantiasa muncul penulis, seniman, film, musisi, yang
terus
mengeksplorasi tema
ini. Pencerita (narator) dalam The Historian tanpa nama, membuat para
pembaca penasaran apa kisah
itu entah benar atau hanya fantasi, sebab memadukan tokoh tiran nyata
(Vlad
Tepes dari Wallachia
alias Vlad the Impaler), sejarah, pertentangan agama, termasuk novel
Stoker.
Kostova sengaja
melakukan itu sebagai bagian dari eksperimen sastra.

Meski dampak penerbitan The Historian mengejutkan, Kostova rupanya
enggan
terpenjara oleh
keberhasilan itu. Dia mengaku aneh dengan sukses itu, tiba-tiba dikenal
oleh
jutaan orang sebagai
"penulis Dracula", entah sampai kapan. "Meski memang terpesona oleh
legenda
Dracula, mengejutkan
juga menyaksikan nama saya sekarang terkait dengan Dracula."


Kini Kostova sedang mengerjakan novel kedua, yang dimulai sejak musim
panas
2005. "Novel berikut
saya sangat berbeda, bukan Gotik, bukan pula respons terhadap The
Historian.
Sekarang saya ingin
mempelajari sesuatu yang amat berbeda."

Sementara itu, meski belum punya rencana mempromosikan The Historian,
GPU
tampak optimistik
mengharapkan novel ini. Prosesnya sedang dalam tahap penerjemahan. Untuk
mengantisipasi pasar, GPU
pertama-tama akan mencetak 5000 kopi. "Tapi mungkin saja akan ada
koreksi
(lebih tinggi) menjelang
saat naik cetak nanti," begitu kata Anastasia.[]

NB: Versi sangat singkat artikel ini dimuat Matabaca Maret 2007, setelah
edisi bulan sebelumnya
besar-besar diulas persis ketika The Historian terbit. Aku sendiri belum
tamat baca The Historian
karena berbagai halangan, terutama disela oleh buku-buku lebih tipis
yang
ada di hadapanku,
termasuk jeda ke Jogja. Sejauh ini aku kira-kira sudah menghabiskan
setengah
buku itu, dan terus
menyesal kenapa kesulitan mendapat waktu panjang untuk duduk tenang
membacanya. Yang aku rasakan,
penggarapan buku ini---terutama penerjemah dan penyunting---tentu
tangguh;
mereka menangani buku
tebal ini dengan baik. Aku nikmat membaca buku ini, lancar meraba-raba
hendak ke mana Kostova
perlahan-lahan membawa pembaca ke alam horor, mengarungi berbagai kota
Eropa, terutama yang masih
asing, 'sejarah', dan berbagai aspek abad pertengahan. Yang membuat aku
sedikit khawatir ialah
bahwa setting novel ini terjadi pada 2008 dan mundur ke belakang,
kira-kira
tahun 1970-an. Ini
membuat aku sedikit bertanya-tanya, barangkali ada banyak kejadian di
dunia
ini yang luput dari
pemberitaan, bahwa ada sebuah kerajaan lain di dunia ini terus bergerak
dan
mencari-cari peluang
untuk mempertahankan eksistensi.

Kontak: Jalan Kapten Abdul Hamid, Panorama II No. 26 B Bandung 40141 |
Tel:
022. 2037348 | HP 08156140621

Never underestimate people. They do desire the cut of truth.

Jangan meremehkan orang. Mereka sungguh ingin kebenaran sejati.

C Natalie Goldberg
----------------------------------------------------------
Esai, resensi, artikel, dan lebih banyak tulisan. Kunjungi dan dukung
blog
sederhana ini:

http://halamanganjil.blogspot.com


.


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke