Wah jadi pengen ikutan cerita nih....
Terus terang saya jadi takut setelah membaca keterangan moms sekalian tentang dokter² 
di Indonesia saat ini. Karena selama ini, saya tidak pernah menemui hal² yang 
diceritakan moms semuanya dan selalu tenang² aja kalo ada termin ke dokter. Kenyataan 
yang saya peroleh adalah seperti daftar pertanyaan yang pak Joko pertanyakan, yaitu:
1. Apakah dokter anda peduli dengan sebab daripada sakitnya sendiri? Apakah Babak/Ibu 
mendapati para dokter begitu rinci menanyakan kemungkinan penyebab sakitnya seperti 
menanyakan berbagai kegiatan, makanan, dsb. sbelum sakit? Untuk dokter muda, apakah 
dia tampak seperti mencatat jawabab ibu?
Dimana disetiap kedatangan (dalam keadaan sakit/sehat), semua kegiatan, makanan selalu 
dicatat secara detail (sampai nama produsen makanannya), istilahnya orangtua harus tau 
kegiatan dan cara makan si anak. Orangtua diharuskan untuk bercerita dan bertanya 
kepada dokternya.

 2. Apakah dokter anda melaksanakan standard penanganan medis? Seperti kasus demam 
misalnya, apakah dokter (atau tenaga asisten yang ada) mengecek suhu badannya, dsb?
Kadang dokter sendiri atau suster yang memeriksa suhu badan anak bila memang si anak 
sedang demam, lalu mereka catat ke dalam medical record si anak.

3. Apakah dokter anda pernah menghubungi anda setelah berobat kepadanya misalnya 
menanyakan perkembangan sakitnya atau setidaknya meminta anda untuk menghubunginya 
setelah sekian hari?
Saya memang di haruskan balik lagi ke dokter, untuk meyakinkan bahwa si anak telah 
sembuh dari penyakitnya. Biasanya setelah 3 hari dari kunjungan pertama. Yang membuat 
saya terheran² adalah anak saya selama ini hanya 2X diberikan obat, yaitu : 
Parasetamol dan Vit D (selalu), selebihnya saya harus mengemis² tetapi kalo alasannya 
tidak kuat, usaha saya pun gagal, contohnya: waktu anak saya umur 4 bulan dia kena 
virus, dokternya hanya bilang kalau panasnya diatas 39°C dikasih parasetamol aja. Nah 
saya khan jadi binggung, kena virus kok nggak dikasih obat, akhirnya walau udah pake 
gaya merayu ampe mengemis, tetep aja pulang tanpa resep di tangan:) Yang ada dia cuma 
nasehatin, buat apa kecil² dikasih obat mending dikasih makan yang banyak, supaya 
badannya bisa ngelawan virusnya.

Karena saya penasaran sekali dengan dokter disini makanya saya bertanya ke sana kemari 
akhirnya saya tau bahwa dokter² disini tiap tahun selalu di audit, makanya nggak 
berani sembarangan ngasih resep ato obat:-) Makanya saya setuju sekali dengan usul 
mbak Ade mengenai Audit untuk para dokter. Semoga bisa terealisasi secepatnya yah, 
karena kasihan anak² kita yang jadi korban.

Mohon maaf kepanjangan dan bila ada yang tidak berkenan. 

Grüß,
A. Christine

Kirim email ke