Hi mbak Nining,

Seperti yang sudah dishared mbak Lif, apa memang temannya mbak ada sindrom
ACA (antibodi anticardiolipin)?  Selama kehamilan sudah pernah di-test ACA?
Biasanya kalau punya gejala, mis.  sebelumnya pernah/lebih dari 1x ngalamin
keguguran, tekanan darah jadi tinggi tanpa sebab, dll, resiko sindrom ACA
ini bisa dipastikan lewat test ACA.  Darah calon ibu yang mengental ini
memang bisa buat alirannya yang bawa asupan nutrisi dan O2 lewat plasenta
jadi tidak berjalan sempurna.

Kalau memang positif ACA, ada treatment yang bisa dilakukan lewat
pengobatan/suntikan untuk bantu encerin darah, ini bisa dikonsultasikan ke
DSOG nya. Umumnya resiko bayi cacat bisa sangat diminimalkan (lain kalau
memang karena infeksi aktif lain semacam toksoplasma atau rubella). Biasanya
juga ada tes lab yang perlu dilakukan rutin (atau konsultasi dengan dokter
ahli penyakit dalam) untuk update kondisi darah sang ibu.

Tapi kalau memang menurut DSOG nya bukan indikasi ACA, tapi memang cenderung
plasenta 'tidak berfungsi' secara normal, kadang bayi dengan berat lahir
rendah (kurang dari 2,5kg) atau berat lahir sangat rendah (kurang dari
1,5kg) jadi salah satu resiko.  Saya nggak tahu pasti treatment untuk kasus
ini seperti apa, cuma asumsi saya kalau memang dinilai sebagai salah satu
'kelainan' plasenta, DSOG akan mengupayakan masa kehamilan ibu bisa
berlangsung hingga 'due date' (kira2 13 mingguan lagi), dengan target: janin
punya waktu untuk bertambah BB, tidak ada gangguan medis pada ibu,
diupayakan untuk tidak bersalin prematur (kalaupun bayi harus lahir too
small, tapi tidak perlu too soon).

Plasenta punya peran sebagai penyalur nutrisi gizi dan oksigen ke janin.
So, kalau ada gangguan, dampaknya bisa mulai dari resiko berat lahir bayi
rendah, hingga ke kurangnya oksigen yang dibutuhkan janin, bahkan resiko
kurang 'mature' nya organ vital janin kalau terpaksa dilahirkan too soon.
Tapi pasti DSOG yang menangani temannya mbak lebih paham kondisi aktual dan
bisa jelaskan lebih rinci kepada calon ibu.

Setuju dengan yang dibilang mbak Lif, estimasi BB janin via USG bisa saja
salah, skill operator USG nya juga berpengaruh lho :). Kondisi 'kelainan'
plasenta somehow bisa membaik dengan sendirinya.

Jangan jadi tambah stress, karena sangat berpengaruh pada kondisi janin.
Masih ada 13 minggu .... dan minggu2 kehamilan terakhir itu calon bayi akan
punya kemampuan untuk 'jadi lebih gendut' dengan cepat.

Tetap upayakan jangan lelah, banyak istirahat, makan/minum sehat bergizi,
banyak minum air putih (yang walau nggak langsung mengencerkan darah, tapi
at least mengganti stok cairan tubuh yang ke luar karena keringat dan urine
-- so nggak makin mengentalkan darah).

titip selamat menanti buah hati untuk temannya ya mbak,
Sylvia - mum to Jovan & Rena

On 3/22/07, Lif Rahayu <[EMAIL PROTECTED] > wrote:

ACA tinggi? Jadi darahnya kentel. gitu kan ya? Jadi disuntik obat gituuu
deh.
Temenku malah tiap hari dulu disuntik sampai kehamilan 38 minggu,
alhamdulillah anak lahir selamet dan sehat walafiat.

Mbak bilang ke temennya, jangan stress gitu nanti malah kena ke bayinya.
Santai, banyak doa aja yaaa. Lagipula bb bayi lewat usg kan pasti ada
faktor
errornya, anggep error 10%, jadi 900 gram kan bisa jadi 990 gram yaaa....

Nambah BB bayi, banyak makan aja deh.



----- Original Message -----
From: Nining Achdiana
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Thursday, March 22, 2007 11:39 AM
Subject: [balita-anda] Berat Badan Janin Kurang


Parents, mo nanya n mohon sharingnya siapa tau ada yang pernah mengalami.
Temenku lagi mengandung anak pertama di usia 29 tahun. Pada saat periksa
kehamilan ternyata terdeteksi berat badan janinnya di bawah normal. Janin
usia 27 minggu beratnya 900 gram, menurut dokter seharusnya 1045-1100
gram.


Sebelumnya juga pernah terdeteksi seperti itu trus disuruh bedrest di RS
sampai berat badan janin normal. Selanjutnya pada usia kehamilan 27
minggu, kejadian berat badan janin kurang terulang lagi. Sekarang bedrest
lagi di
RS. Menurut dokternya, ini disebabkan karena darah dalam plasenta
mengental
sehingga asupan nutrisi ke janin menjadi terhambat. Padahal temenku itu
nafsu makannya bagus dan semua makanan yang baik untuk kehamilan ia makan.
Yang ingin saya tanyakan :
1. Apakah asupan plasenta ke janin yang terhambat bisa menyebabkan juga
organ-organ tubuh janin menjadi tidak berkembang, atau hanya pengaruh ke
berat badannya saja yang berkurang.
2. Apakah masih bisa diobati agar aliran dari plasenta ke janin menjadi
lancar
3. Apakah ada jenis makanan tertentu yang dapat berefek langsung untuk
menaikkan berat badan janin
Mohon sharingnya ya parents. Temenku ini stress berat karena takut anaknya
cacat.


<deleted>

Kirim email ke