Tukar Peran
mungkin bisa direnungkan.......
Suatu hari seorang pria yang capek karena pekerjaannya, kesal dengan
istrinya, yang dianggapnya hanya duduk-duduk di rumah, sementara dia
jungkir balik mencari uang. Dia memanjatkan doanya kepada Tuhan:
Oh, Tuhan, saya berangkat ke kantor, bekerja 8 jam sehari, sementara
istriku enak-enak duduk di rumah, aku ingin Engkau menukar tubuh kami
sehari saja, biar dia tahu rasa gimana rasanya cari uang
Tuhan dengan bijaksana mengabulkan permintaan pria tersebut.
Paginya, dia bangun dan mendapati dirinya sebagai istri, dan memulai
harinya dengan membuat sarapan untuk seluruh anggota keluarga, membangunkan
anak-anaknya, mempersiapkan baju sekolah mereka, menyuapi mereka,
mempersiapkan bekal sekolah mereka. Kemudian, mengantar mereka ke sekolah,
mampir ke bank untuk melakukan transaksi keuangan keluarga, dilanjutkan
dengan belanja, pulang ke rumah, selanjutnya pergi membayar
rekening-rekening rumah tangga (telepon, listrik, air), dan melakukan
pembukuan keluarga.
Jam telah menunjukkan jam 1 siang, dia kemudian membereskan tempat tidur,
mengerjakan laundry, vacuum cleaner, menyapu dan mengepel. Setelah itu
bergegas ke sekolah menjemput anak-anaknya, dan masih sempat berargumen
dengan mereka tentang acara di sekolah.
Setelah sampai di rumah, mempersiapkan makan siang mereka, mempersiapkan
meja untuk anak-anak membuat PR mereka, menyuruh anak-anak untuk tidur
siang, sementara dalam selang waktu tersebut, dia mulai menyeterika sambil
menonton TV.
Pukul 4.30 sore, dia mulai menyiapkan makan malam, mencuci dan memotong
sayur untuk masak dan salad, dilanjutkan dengan mencuci piring kotor makan
siang tadi, memasak, dan menunggu suami pulang kerja, sementara memandikan
anak-anak.
Makan malam dimulai dengan sedikit keributan di meja makan, karena
anak-anak bertengkar, setelah makan malam, mencuci piring dan dilanjutkan
dengan melipat baju-baju yang sudah kering untuk diseterika besoknya.
Setelahnya, mengantar anak-anak tidur. Jam 9 malam, dia terkapar kelelahan,
dan hari itu ditutup dengan melayani suaminya.
Pagi berikutnya, dia bangun dan segera berdoa: Oh, Tuhan, betapa bodohnya
aku, tidak menyadari bagaimana susah dan mulianya seorang wanita, dan aku
begitu bodohnya iri dengan istriku, kembalikanlah ke keadaan semula
Tuhan: AnakKu, engkau sudah belajar sesuatu rupanya, Aku dengan senang hati
untuk mengembalikan semua seperti semula, tapi engkau harus menunggu 9
bulan lagi. Engkau hamil tadi malam.
semoga bermanfaat... :)