halo mbak,

aku coba re-posting mengenai sekolah baru dari milis _sehat_. moga2
bisa ada pencerahan...

=======================

Kalau boleh tau, apa sebelumnya Muthi sudah sekolah? Kalau sudah, bagaimana
proses adaptasinya dulu ketika pertama kali sekolah? Bagaimana dengan
kebiasaan Muthi di rumah, apakah selalu ada yang menemani? Mbak Rose kerja
di luar rumah kah?

Sebetulnya, normal sekali kalau anak kita takut, ragu bahkan sedikit mogok
ketika harus masuk ke lingkungan yang baru. Apalagi kalau itu kali pertama
ia keluar dari zona nyaman-nya, di mana ada orang2 terdekat yang membuatnya
merasa aman & terlindungi. Sama seperti sebagian dari kita, orang dewasa
yang juga butuh waktu untuk menyerap suasana, observasi apakah tempat ini
nyaman, aman.. apakah orang2 yang ada di sana baik dan bisa dipercaya?

Sekolah juga biasanya punya kebijakan dan pendekatan tersendiri untuk
membantu anak dan orangtuanya melewati masa adaptasi ini. Kalau kebetulan
kebijakannya tidak memperbolehkan anak ditunggui di kelas, kita harus kerja
ekstra keras di rumah, membangun suasana dan spirit bahwa sekolah itu
menyenangkan. Kita juga cari tau tentang teman2 anak di sekolah, supaya di
rumah bisa cerita2 ttg teman2 ini... Biasakan bersama menyiapkan bekal atau
baju dan perlengkapan lainnya, supaya semangat & excitement untuk menyambut
hari esok di sekolah sudah terasa di rumah.

Kalau sekolah mengizinkan kita menunggui di dalam kelas, kita juga harus
kerja ekstra keras untuk menahan diri tidak melibatkan diri dalam kegiatan
belajar. Untuk 'mengatakan' pada anak, bahwa di sekolah adalah porsi guru
dan teman-teman. Karena itu, usahakan supaya anak bisa berinteraksi dengan
guru dan teman-temannya. Beri dia sekali dua kali contoh, bagaimana caranya
mengatakan kalau perlu sesuatu pada guru atau teman, sesudah itu biarkan
anak melakukannya sendiri. Lama kelamaan anak bisa menikmati kok
interaksinya dengan guru dan teman-teman sekelas.

Sebelum mulai menunggui di kelas, bicarakan dengan guru ttg limit waktu,
berapa lama boleh ditunggui dalam kelas. Lalu buat rencana bersama, misalnya
boleh seminggu ditunggui. Makin hari makin sebentar durasinya kita ada di
dalam kelas. Di rumah juga disiapkan. Misalnya katakan, kemarin Mama udah
seharian di kelas, besok boleh keluar sebentar ya.. Tapi jangan pergi jauh2
dulu.. Proses ini bertahap, nggak bisa ditargetkan juga :-) Tapi diskusi
dengan guru kelas mutlak dilakukan, supaya bisa atur strategi bersama..
Pendekatan untuk tiap anak pasti akan berbeda, dan kerjasama yang konsisten
antara guru dan kita sebagai orangtua, akan membuat anak merasa percaya,
bahwa si guru ini sama seperti Mama dan Papaku, dia sayang aku dan akan
melindungi aku.

Mudah-mudahan Muthi cepat betah di sekolah barunya.. InsyaAllah kalau tiba
saat itu.. kita puyeng lagi karena anaknya susah diajak pulang ;-)

happy parenting,
wassalam,
/hanni

====================

On 7/31/07, Restiani Tan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dear BAers,
>
> " INI MAH GAMPANG, KOKO SUDAH BIASA !" itu adalah jawaban dari Kevin saat 
> ditanya kenapa ngerjain PR dgn ogah ogahan dan sepertinya nga ada semangat 
> sama sekali. Kemarin adalah PR pertama Kevin di TK A sekolah baru deket 
> rumah, PR nya adalah menulis huruf C. sedangkan huruf C adalah pelajaran yang 
> diterimanya saat di PG (sekolahan lama, pindah ke sekolah baru karena pindah 
> rumah)
>
> gara gara kejadian itu saya sampe tidak bisa tidur semalam memikirkan kenapa 
> mutu pelajarannya seperti itu? sepertinya ketinggalan banget karena 
> pelajarannya rata rata sudah diterimanya saat di PG dan kevin selalu mendapat 
> nilai A atau Very Very Good dan selalu mendapat cap paling banyak diantara 
> semua murid dalam kelasnya.
>
> Kevin memang bukan anak jenius, hanya sedikit diatas rata2 teman sekelasnya. 
> klo sampai dia harus mengulang pelajaran yang sudah diterimanya semasa PG, 
> bukannya sayang sekali?
> sedangkan untuk minta naik ke TK B tidak diijinkan karena umurnya kurang 4 
> bulan :(
>
> saat di PG Kevin termasuk anak yang mandiri, sekolah tidak perlu di tunggui 
> sama BS nya, makan, minum semua dilakukan sendiri dan dia termasuk anak yang 
> penurut.
> sekarang setelah pindah ke sekolah baru ini dia koq jadi tidak mau ditinggal 
> sama BS nya?
>
> Day 1 : Briefing
>           Kevin dgn semangat berangkat sekolah
> Day 2 : libur
> Day 3 : masuk kelas
> Day 4 sampai hari ini sudah 2 minggu Kevin tidak mau masuk kelas tanpa BS nya
>
> saya sempat nganter dan menemani Kevin dikelas hari sabtu lalu, dan saya 
> merasa Miss atau gurunya di kelas selain suara nya ngeBASS banget juga sangat 
> galak dan sering membentak.
> saat ada anak2 perempuan sedang ngobrol dikelasnya, dibentak bentak.
> ada anak yang mainin sepatu, dibentak klo nga didengerin sepatunya di buka 
> dan dibuang depan anak2 itu.
> menurut BS yang kebetulan dalam kelas, Miss tersebut sering pukul papan tulis 
> jika ada anak2 yang ngobrol dan saat makan tidka boleh bersuara.
>
> apakah menurut ibu ibu dan bapak2 BA, disiplin seperti itu pantas di 
> berlakukan untuk anak TK A (TK kecil) yang baru masuk sekolah??
> anak saya yang pada dasarnya penurut jadi kaget dan tidak berani masuk kelas 
> sendirian karena itu.
>
> kira kira ada nga yang punya pengalaman sama? gimana solusinya? apakah saya 
> harus cari sekolah baru?
> klo masuk sekolah yang lain setelah tahun ajaran dimulai 1 bulan apakah masih 
> diijinkan?
>
> plis dunk sharingnya. saya sudah stress mikirin soal ini, kerja pun jadi nga 
> konsen :<
>
> trims in advance
> Restianni
>
>
>
> __________________________________
> Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos.
> http://sg.movies.yahoo.com/

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke