Dear Pak Ali,
Semoga artikel ini bisa membantu

6 KEKHAWATIRAN SEPUTAR KELAMIN SI KECIL 
Di tangan dokter yang kompeten, kelainan ataupun gangguan alat kelamin si kecil 
bisa ditangani dengan baik.

  
Bisa dimaklumi kalau masalah seputar alat kelamin bayi kerap membuat orangtua 
khawatir. Pasalnya, kelainan atau gangguan tersebut tidak hanya berhenti sampai 
di situ. Cukup banyak dampak yang bisa muncul bila alat vital si kecil 
mengalami gangguan, termasuk dampak psikologis maupun sosial. 
Sebenarnya, sebagian besar masalah alat kelamin bayi tidaklah berbahaya. Bahkan 
beberapa di antaranya bisa menghilang sendiri seiring dengan bertambahnya umur 
bayi. Toh, kalaupun ada sedikit gangguan lazimnya bisa diatasi dengan 
pertolongan medis sehingga fungsi seksual dan reproduksi, serta proses tumbuh 
kembang anak tidak terganggu.
Apa saja gangguan dan kelainan alat kelamin yang kerap dialami bayi? Pantaskah 
jika orangtua khawatir berlebihan, simak penjelasan medisnya satu per satu. 
1. HIDROKEL 
Hidrokel atau penumpukan cairan pada kantung buah zakar kerap membuat orangtua 
cemas karena ukuran kantung buah zakar jadi cenderung membesar. Tidak sedikit 
orangtua yang mencurigai bayi terkena hernia. Padahal, mayoritas hidrokel 
testis tidaklah berbahaya. Mengapa? Tak lain karena gangguan yang lebih banyak 
dialami para bayi prematur ini akan menghilang selambat-lambatnya saat anak 
berumur setahun. Hidrokel yang umumnya disebabkan oleh kelainan bawaan biasanya 
juga tidak menyebabkan rasa sakit.
Namun, jika setelah lewat satu tahun, penumpukan cairan masih ada, si kecil 
harus secepatnya diperiksakan ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa 
tindakan, tergantung dari penyebab dan berat-ringannya kasus yang dialami. 
Mulai tindakan penyedotan sampai tindakan pembedahan pada beberapa kasus 
tertentu. Kalau tidak ditangani segera, penumpukan cairan ini bisa mengganggu 
kesuburan dan fungsi seksualnya kelak. Lo? Soalnya, hidrokel bisa memberi efek 
penekanan atau bahkan menyebabkan infeksi testis. 
Yang jelas, hidrokel testis berbeda dengan hernia. Hidrokel pada kantung zakar 
umumnya akan mengecil saat bayi terbangun, sementara pada hernia tidak. Selain 
itu, hernia teraba lebih besar dan keras, sedangkan hidrokel testis lebih kecil 
dan lebih lunak. Untuk membedakan hernia dengan hidrokel tidak cukup hanya 
dengan melihat dan meraba. Melainkan harus ada pembuktian medis yang hanya bisa 
dilakukan oleh dokter anak. Itulah sebabnya, jika kantung zakar si kecil terasa 
membesar dan mencurigakan, orangtua harus secepatnya memeriksakan bayinya ke 
dokter anak terdekat. 
2. ALAT KELAMIN TIDAK JELAS 
Kasus ini cukup banyak. Ada seorang bayi perempuan yang dianggap laki-laki 
karena memiliki penis. Atau bayi yang dinyatakan perempuan tapi saat dewasa 
tidak mengalami haid dan tidak bisa punya anak. Demikian pula sebaliknya. Ada 
juga kasus bayi saat lahir yang tidak jelas alat kelaminnya, apakah laki-laki 
atau perempuan. Untuk kasus-kasus seperti ini orangtua juga sebetulnya tak 
perlu kelewat khawatir. Toh, lewat intervensi medis, masalah si kecil bisa 
diatasi hingga jenis kelaminnya tak lagi meragukan.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Di antaranya kelainan kromosom, 
rusaknya kelenjar adrenalin ataupun bersifat bawaan. Kelainan kromosom terjadi 
akibat kromosomnya tidak lengkap atau tidak jelas padahal kromosomlah yang 
menentukan jenis kelamin bayi. Bila kromosom seksnya XX berarti ia perempuan, 
sedangkan bila XY berarti laki-laki. Atau bisa juga kromosomnya jelas, tapi 
alat kelaminnyalah yang tidak jelas. 
Demikian juga rusaknya kelenjar adrenalin. Bagi anak perempuan, kerusakan ini 
bisa menyebabkan hormon kelelakiannya jadi berlebihan. Akibatnya, klitorisnya 
tumbuh seperti penis. Hal sebaliknya akan terjadi pada anak laki-laki. 
Akibatnya, penisnya kecil dengan lubang kencing terletak di bawah seperti 
halnya lubang kencing perempuan. Inilah yang terjadi bila bayi mengalami 
kekurangan hormon testosteron. 
Pada beberapa kasus, gangguan alat kelamin tidak jelas disebabkan kelainan 
bawaan. Besar kemungkinan bayi yang memiliki gangguan alat kelamin ini lantaran 
orangtuanya adalah carrier atau pembawa gangguan ini meski si orangtua sendiri 
tidak mengalaminya. Gangguan ini pun masih bisa dikoreksi. Dengan 
mempertimbangkan berbagai aspek, dokter akan menentukan apakah si bayi lebih 
condong ke jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Sulitnya menentukan jenis 
kelamin ini membuat dokter anak harus melibatkan teman sejawat dari berbagai 
disiplin ilmu, seperti dokter endokrin anak, ahli genetika/ahli biologi, ahli 
bedah, psikolog dan psikiater.
Pertama-tama, tim medis akan mengevaluasi kromosomnya, apakah laki-laki atau 
perempuan. Selanjutnya, dengan melihat jenis kelenjar gonad/seksualnya. Jika 
didapati testis, bisa dipastikan ia berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, 
jika didapati ovarium, dia adalah perempuan. Perhatikan juga alat kelamin luar 
yang dimiliki, penis untuk lelaki dan vagina untuk perempuan. Selanjutnya, 
amati dengan benar alat kelaminnya berfungsi atau tidak. 
Kalau masih meragukan, orangtua hendaknya memeriksakan anaknya ke dokter. Jadi, 
jangan dulu diberi nama sesuai jenis kelamin yang hanya terlihat secara kasat 
mata. Periksa juga bagian dalam alat kelamin, adakah prostat pada laki-laki dan 
indung telur maupun rahim pada anak perempuan. Hormon-hormon seks juga mesti 
jadi pertimbangan. Pada laki-laki terdapat kelebihan hormon testosteron, 
sedangkan pada kaum hawa ada estrogen. Hormon-hormon ini berpengaruh pada 
perkembangan seksual anak saat dewasa kelak. 
Setelah jenis kelamin didapat, hal penting adalah pola asuh sebab sifat dan 
karakter tergantung pola asuh sehari-hari. Orangtua sebaiknya memberikan pola 
asuh sesuai dengan jenis kelamin yang dimiliki anak. 
3. MEMILIKI PENIS SEKALIGUS VAGINA 
Nama lainnya adalah hermafrodit. Anak tidak hanya memiliki penis dan vagina, 
tetapi juga alat kelamin dalamnya menyerupai indung telur sekaligus testis. 
Kromosomnya pun bercampur aduk antara laki-laki (XY) dan perempuan (XX). 
Kelainan ini juga bisa diatasi dengan melibatkan tim dari berbagai disiplin 
ilmu. Meski sulit, tim medis akhirnya akan menentukan apakah si anak itu 
sebagai laki-laki atau perempuan. Jika tidak diatasi, kelainan ini tidak hanya 
bisa merusak mental anak, semisal jadi bahan bulan-bulanan. Akan tetapi juga 
kesehatannya. Salah satunya, anak bisa berpotensi terkena kanker. 
4. BUAH ZAKAR TIDAK TURUN 
Penyebab buah zakar tidak turun ada dua. Pertama, ada salah satu hormon yang 
kurang. Kekurangan hormon hCG (human Chorionic Gonadotropin) biasanya dialami 
saat anak berada dalam kandungan. Kekurangan hormon ini membuat buah zakar 
tidak turun. Kedua, jaringan pengikatnya terlalu pendek sehingga menghambat 
buah zakar turun.
Jika tidak turun kedua-duanya atau hanya turun salah satu di usia 6 bulan, 
jangan ragu untuk segera menghubungi dokter anak guna mendapat penanganan 
semestinya. Dokter biasanya akan melakukan USG untuk mengetahui apakah buah 
zakar (testis) ada atau tidak dan di mana lokasinya. 
Langkah selanjutnya, dokter berusaha menurunkan buah zakar tersebut lewat 
terapi hormon. Semakin jauh letak testis dari tempat yang semestinya, semakin 
tinggi pula angka kegagalan terapi hormon ini. Keberhasilannya cukup besar, 
mencapai kisaran 80% jika lokasinya dekat tempat yang seharusnya. Sedangkan 
jika lokasinya jauh maka biasanya hanya sekitar 20%. Pada usia melebihi 2 
tahun, angka kegagalannya akan lebih tinggi. Bahkan pada beberapa kasus, 
tindakan bedah perlu dilakukan untuk menurunkan testis. Jangan kelewat 
khawatir, pembedahan di sini risikonya relatif kecil, jauh lebih kecil 
dibanding jika testis didiamkan saja. 
Jika tidak mendapat tindakan apa pun dikhawatirkan akan memunculkan dampak pada 
kesehatan, di antaranya gangguan reproduksi. Bukankah buah zakar sangat penting 
dalam pembentukan sperma, hingga bukan mustahil kalau kelak mengganggu 
kesuburannya. Dalam pembentukan sperma dibutuhkan suhu yang rendah di seputar 
kantong zakar. Jika buah zakarnya terdapat di rongga perut, maka pembentukan 
spermanya pasti akan terganggu karena suhunya yang cukup tinggi. Selain itu, 
jika buah zakar berlama-lama tidak tinggal di "rumah"nya, maka bukan tidak 
mungkin sel-sel buah zakar akan berubah menjadi sel-sel ganas pemicu kanker. 
5. MIKROPENIS DAN SMALL PENIS 
Cemas "burung" si kecil berukuran supermini ketimbang bayi-bayi seusianya? 
"Habis nanti gimana kalau dia sudah besar? Bisa menjalani fungsi seksualnya 
enggak? Bisa dapat keturunan enggak?" begitu keluhan yang kerap muncul. 
Mikropenis, demikian sebutan kalangan dokter bagi anak-anak yang memiliki penis 
di bawah ukuran "standar". Panjang penis mereka biasanya berselisih 2 cm lebih 
pendek dibanding ukuran rata-rata bayi normal, yaitu 3,5 cm. Jadi, jika panjang 
penisnya hanya 1,5 cm atau bahkan lebih pendek, bisa dikatakan bayi mengalami 
mikropenis. Mengenai penyebabnya, mayoritas merupakan kelainan bawaan meski 
tidak sedikit yang jelas penyebabnya.
Mengetahui ukuran penis secara tepat tentu tidak bisa dilakukan sembarangan. 
Melainkan harus dilakukan oleh ahlinya dengan menggunakan penggaris yang 
ditekan semaksimal mungkin ke lapisan lemak di dekat pangkal penis. Penis 
kemudian diukur pada permukaan atasnya (dorsal) dan agak ditarik. 
Penanganan mikropenis tentu saja harus dilakukan secepat mungkin, yakni selagi 
masih berusia di bawah 12 bulan. Terapi hormonal, itulah pengobatan yang 
efektif dilakukan saat ini. Caranya, dengan menyuntikkan hormon testosteron di 
bagian tubuh tertentu anak. Ini dilakukan sebanyak 4 kali selang waktu 
masing-masing tiga minggu. Berdasarkan penelitian, terapi hormonal ini cukup 
berhasil mengatasi mikropenis. 
Sebaliknya, jika tidak diatasi, dikhawatirkan anak akan minder dengan ukuran 
penisnya, disamping fungsi seksualnya pun dikhawatirkan terganggu. Penanganan 
yang dilakukan selewat masa pubertas akan sia-sia. Ini karena kadar hormon 
laki-laki (testosteron) sudah tinggi, sehingga tidak bisa diberi tambahan lagi.
Perlu diketahui, orang yang kompeten mengobati masalah ini adalah dokter 
endokrin anak, atau dokter anak yang pernah beberapa kali menangani kasus-kasus 
serupa. Jadi, bukan dokter ahli lainnya sebab penanganan masalah ini erat 
kaitannya dengan tumbuh kembang anak. Pemberian hormon dengan dosis dan jenis 
yang tidak tepat bisa mengganggu tumbuh kembang anak. Contohnya, gara-gara 
disuntik hormon secara sembarangan, anak jadi kelewat cepat mengalami pubertas, 
tumbuh kumis, haid terlalu dini, atau anak justru terlalu pendek dari 
semestinya, dan sebagainya. 
Yang jelas, bedakan mikropenis dengan small penis. Bayi dikatakan memiliki 
small penis jika ukurannya 2,5-3,1 cm. Small penis tidak memerlukan obat-obatan 
dan intervensi medis, karena penis bayi lambat laun akan membesar dengan 
sendirinya. Toh, kalaupun lebih kecil dibanding milik orang lain, pastikan 
penisnya tetap bisa berfungsi normal.
6. FIMOSIS 
Pada kondisi ini sebenarnya bukan lubang penis yang menyempit, tapi kulit yang 
membungkus kepala penis atau prepusium yang sempit. Masing-masing kondisi ini 
tentu butuh penanganan yang berbeda. Jika saat kencing penis menggembung 
berarti sumbatannya relatif berat. Tak heran jika si kecil akan kesakitan saat 
akan kencing. Pengobatannya mudah saja, yakni dengan sunat karena jika tak 
disunat justru akan memunculkan risiko. Di antaranya terjadi infeksi dengan 
segala konsekuensinya, semisal infeksi kandung kemih. Bila berlangsung lama dan 
berulang, infeksi kandung kemih dapat menyebabkan infeksi di ginjal, selain 
memudahkan terjadinya batu pada kandung kemih. 



Rgds
Dewi
-----Original Message-----
From: sukasubali [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 11:29 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Tanya : Micropenis Bayi 

dh

Anak saya berumur 6 bulan , kondisi badan sehat , dengan
berat 7 kg lebih
tetapi ada sedikit masalah , yaitu sejak lahir , kondisi
penis anak saya , terlihat kecil , bahkan cenderung tidak
menonjol saat tidak ereksi . Saat ereksi , panjang kurang
lebih cuma 1 cm .

Saya sudah tanya , ke dokter anak , katanya tidak apa apa
, tunggu perkembangan saja , karena waktu di periksa , di
atas pangkal penis / di bawah perut di tekan, dan batang
penis menonjol, tetapi tidak panjang ( 1 cm )

Saya kawatir , kondisi ini akan terlambat dan berpengaruh
kedepannya . bagaimana saya mengatasi ini ? apakah memang
harus di suntik hormon atau bagaimana ?
Mohon bantuannya , di mana bisa konsultasi dan berobat
yang bagus ?

Terima Kasih
Ali Di Tangerang
'========================================================================================
"Asah Pengetahuanmu dengan mengikuti Makasar Cyber Netkuis di 
http://netkuis.telkom.net/";
(khusus pelanggan TelkomnetInstan dan Speedy Makasar [kode area 0410, 0411, 
0418, 0413, 0481, 0482, 0414, 0417 dan 0419]).
Menangkan Laptop, Desktop, Kunjungan ke ITB, HP Flexi dan voucher perdana IVAS 
di akhir periode (10 November 2007 - 10 Januari 2008)."
========================================================================================

--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke