Sebenarnya masih ada Posyandu (warisan program Pak Harto)
sayang hanya daerah perkotaan saja yang masih aktif posyandunya.
di daerah pedesaan masih banyak balita dengan gizi memprihatinkan...

At 01:07 PM 08/03/03, Niken Ariati wrote:
abis gitu walikotanya nggak ngaku lagi kalau itu meninggal karena
kelaparan.. :(
Itu kenapa kadang2 kebijakan masa lalu model dasa wisma n PKK perlu
digalakkan lagi..
buat kontrol...


Pada tanggal 03/03/08, Aris Wibowo <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
>
> Minggu, 02 Mar 2008,
> Ibu Hamil dan Balitanya Meninggal
>
> Tiga Hari Kelaparan
> MAKASSAR - Orang meninggal akibat kelaparan ternyata masih ada di
> Indonesia. Peristiwa mengenaskan itu menimpa keluarga tukang becak Dg
> Basri, 40, yang tinggal di Jalan Dg Tata I Blok 5, Makassar, Sulawesi
> Selatan.
>
> Istri Dg Basri, Dg Basse, 35, yang sedang hamil tujuh bulan, meninggal
> bersama jabang bayi yang dikandungnya, Jumat (29/2) sekitar pukul 13.00
> Wita. Hanya berselang lima menit, Bahir, 5, anak ketiganya, menyusul
> meninggal. Dg Basri dan Dg Basse (almarhumah) masih mempunyai tiga anak
> yang masih bisa diselamatkan oleh warga. Mereka adalah Salma, 9, dan Aco,
> 4, yang kini dirawat di RS Haji Makassar. Sementara Bahar, 7, dirawat
> keluarga.
>
> Fajar (Grup Jawa Pos) melaporkan, keterangan bahwa kematian ibu dan anak
> itu akibat kelaparan diperoleh dari Salma, anak sulung mendiang Basse.
> "Tiga hari- ma' tidak makan. Mamaku muntah. Ada kulihat cacingnya banyak
> keluar. Sudah itu, baring-baring-mi sama adekku," tutur Salma polos dengan
> logat kental Makassar sambil mengusap air mata yang mulai mengalir di
> pipinya.
>
> Salma masih mengingat ketika sang ibu mulai mengalami mual Kamis (28/2)
> malam. "Waktu muntah juga bau sekali," kata Salma. "Sesudah muntah, Mama
> dikasiji air putih sama tetangga. Sudah itu, baring-baring sampai siang,"
> lanjut Salma sambil menggenggam lima lembaran uang Rp 1.000 pemberian
> pengunjung RS yang menaruh iba.
>
> Salma mengaku makanan terakhir yang keluarganya santap hanya nasi putih
> yang dicampur air. Itu pun dimakan bersama saudaranya yang lain. Setelah
> itu, selama tiga hari, keluarganya hanya minum air putih.
>
> Salma beruntung karena warga sekitar bergegas membopongnya ke ruang Unit
> Gawat Darurat Rumah Sakit Haji Makassar. Saat ditemukan, kondisi Salma
> sudah lemas, sementara Aco sudah sangat parah. Jangankan bergerak,
> mengedipkan kelopak matanya pun terlihat susah.
>
> Basri, suami dan ayah korban, kemarin "memboyong" jasad istri dan seorang
> anaknya ke kampung halamannya di Kassi, Kabupaten Bantaeng, 200 km dari
> Makassar, dengan ditemani Bahar, anak keduanya.
>
> Dokter jaga UGD RS Haji, dr Putu Ristiya, mengatakan bahwa Aco positif
> menderita gizi buruk.
>
> Saat baru tiba di rumah sakit, kata Putu, anak itu mengalami dehidrasi
> berat. Beratnya pun hanya 9 kg. Setelah diberi cairan dua botol,
> kondisinya
> agak membaik. "Padahal, untuk anak seusia ini (Aco, Red), berat idealnya
> 15-20 kg. Jadi, ini positif marasmus (gizi buruk)," kata Putu Ristiya.
>
> Bagaimana sebenarnya kehidupan keluarga Basri? Menurut penuturan Mina, 42,
> tetangga keluarga Basri, selama ini, ekonomi keluarga pengayuh becak itu
> memang sangat memprihatinkan. "Sehari-hari memang sering terdengar suara
> anak-anak itu menangis. Kalau keluar rumah, biasanya kita tanya kenapako
> menangis nak. Katanya, mereka lapar," tutur Mina.
>
> Penghasilan yang diperoleh Basri tiap hari rata-rata hanya Rp 5 ribu
> sampai
> Rp 10 ribu saja. Akibatnya, untuk membeli beras amat kesulitan. "Kalau
> mereka beli beras satu liter, biasanya itu untuk mencukupi makan selama
> tiga hari. Sehari semalam mereka cuma bikin bubur satu kali," tutur
> Mina.(him/amr/jpnn
>
> Sumber : Jawa Pos.
>


--------------------------------------------------------------
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke