ibu-ibu, jangan langsung panik dulu ya, tenang tenang ya...
ini saya ada sedikit artikelnya. Curiga jika sendi2 ditekan eh malah jadi
kesakitan, dan pegel2 yang sering menyerang....


*Penyakit Jompo Menyerang Bocah*



*Seorang anak berusia 13 tahun di Mojokerto terserang penyakit radang
rematik. Gejala penyakit ini masih sulit dideteksi. Jika abai, bisa
mengakibatkan kelumpuhan.*



Usai Herlina baru 13 tahun. Namun, di usia energik itu, Herlina malah
diserang kelumpuhan. Penderitaan gadis kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, ini
dimulai saat dia berusia enam tahun. Herlina mulai sering dilanda nyeri dan
pegal-pegal yang luar biasa pada persendian. Oleh orangtuanya, penyakit ini
dianggap nyeri sendi biasa. Herlina pun hanya diobati ke tukang pijat.



Alih-alih sembuh, penyakit Herlina malah bertambah parah. Lehernya tak bisa
digerakkan dan suhu tubuhnya melonjak tinggi. Herlina pun dilarikan ke RSUD
dr. Wahidin Sudiro Husodo, Mojokerto. Namun dia dirujuk ke RS Rekso Waluyo.
Lantaran tak ada perkembangan, tahun 2000 Herlina dibawa ke RSU Dr. Soetomo,
Surabaya. Akhirnya ketahuan, penyebab kelumpuhan Herlina adalah reumatoid
arthritis alias radang rematik.



Dalam catatan Gatra, Herlina bukan satu-sarunya anak berusia muda yang
terserang radang rematik. Beberapa waktu lalu, di RS Bhakti Husada, pernah
terjadi kasus serupa yang menimpa perempuan berusia 23 tahun bernama Fitria.
Warga Sawangan, Depok, ini mulai terjangkit radang rematik sekitar enam
tahun lalu. Awalnya ia terserang diare dan alergi. Perutnya mulas plus
gatal-gatal di sekujur tubuh. Setelah diobati, diarenya sembuh. Tapi
alerginya tak kunjung hilang, malah kemudian Fitria makin sulit menggerakkan
seluruh tubuhnya, seperti lumpuh.



Penyakitnya baru ketahuan setelah dia berobat ke Pusat Layanan Cuma-Cuma di
Ciputat, Tangerang. Ia terkena radang sendi jenis rheumatoid arthritis.
Beruntung, setelah ia rutin menjalani terapi, rasa sakitnya berkurang.
Beberapa oragan tubuhnya sudah bisa digerakkan. Kini ia rajin berobat ke
Poliklinik RSCM. Selain Fitri, ada juga Dewi Mardiana, 25 tahun. Dia
mengidap radang sendi selama tiga tahun. Gara-gara penyakit itu, Dewi
terpaksa meninggalkan pekerjaannya sebagai pramuniaga Pasar Serba Ada
Carrefour. Kata dokter, penyakit itu tak bisa disembuhkan. Tapi ia
optimistis bisa sembuh.



Sebernya penyakit macam apa radang rematik itu? Secara umum, radang rematik
adalah jenis rematik yang dapat menyerang semua umur. Yang terserang
terutama sendi-sendi tangan. Gejalanya, kedua tangan terasa kaku saat bangun
pagi hari, badang kurang nyaman akibat kaku dan nyeri sendi, bagian tubuh
yang sakit akan terasa hangat, bengkak, dan kemerah-merahan. Nah, jenis
radang rematik yang menyerang anak-anak seperti Herlina, menurut Ketua
Divisi Rheumatology Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Bambang setiyohadi, termasuk dalam kelompok juvenile
rheumatoid arthritis (JRA). Kriteria diagnostiknya bisa timbul bila mnyerang
pada usia di bawah 16 tahun.



Kata bambang, jenis rematik yang menyerang anak-anak ini berbeda dengan
rematik yang menyerang orang dewasa. Perbedaannya, selain tempat sendi yang
diserang, perkiraan medis perjalanan penyakit (prognostik) juga berbeda.
"Prognostik, JRA lebih jelek," katanya. Rangan rematik disebut JRA apabial
menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun. Jenisnya ada tiga macam, yaitu
oligo arthritis, poli arthritis, dan systemic arthritis. Di sebut oligo
arthritis apabila jumlah sendi yang diserang kurang dari empat. "Biasanya
sendi lutut, pergelangan kaki, dan pinggul," ujarnya.



Kemudian disebut poli arthritis jika yang diserang lebih dari tiga sendi.
"Bentuknya hampir sama dengan yang menyerang dewasa, sendi siku dan bahu,"
tuturnya. Sementara tipe systemic arthritis tidak dominan pada sakit
dipersendian, tetapi penerita akan mengalami panas yang tinggi. "Meski sudah
diberi berbagi obat dan antibodi, demamnya tidak turun," kata Bambang.
Menurut dia, JRA terjadi karena ada gangguan pada sistem kekebalan si anak.
"ada antibodi berlebihan dalam badan yang menyerang sendi," ujar Bambang.
Meskipun kemungkinan ada kelainan genetik, belum semua dapat diungkapkan
karena variabelnya sangat banyak.



Bagaimana mengatasi penyakit ini? Menurut Bambang Setiyohadi, terapi yang
bisa dilakukan adalah memberikan obat-obatan. Yang paling penting adalah
pengobatan secara agrasif. Sebab proses perusakan sendi pada JRA sangat
cepat, berbeda dengan yang menyerang orang dewasa yang proses perusakan
sendinya lambat. Bambang menyarankan, selain mengobati, orangtua penderita
juga jangan memanjakan si anak dengan membiarkannya tidak bergerak. "Kalau
tidak dilatih gerak, akan memburuk dan cacat," ia menegaskan. Meskipun.
Meskipun antara pasien satu dan lain berbeda, jangka waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk menjadi cacat adalah satu tahun. Jika dibiarkan, penyakit
ini bisa menyerang seluruh sendi.



Untuk itulah, apabila penyakitnya sudah bisa terdiagnosis, rencana
pengobatannya harus segera ditetapkan. "Kita kejar-kejaran dengan waktu,
maka harus cepat," ujarnya. Pada umumnya, jenis obat yang diberikan sama
dengan untuk orang dewasa, tetapi dosisnya diperkecil. Obat antiradang untuk
rhematoid arthritis biasanya menimblkan anemia. Sabab itu, perlu diimbangi
dengan konsumsi makanan sumber zat besi. "Pastikan dulu apakah si anak
lumpuh atau tidak bisa bergerak karena sakit pada sendinya," kata Bambang.



Karena penyakit ini sulit dideteksi, Bamabang menyarankan agar para orang
tua memahami gejalanya sedari dini. Kebanyakan penderita seperti Herlina
terlambat mendapat perawatan karena kesulitan mendeteksi radang rematik.
"Penderita biasanya tidak langsung berobat ke bagian rematik, melainkan ke
dokter anak. Kalau sudah menginja 18 tahun, baru dirujuk ke bagian rematik,"
ujar Bambang.



Meski begitu, kata dia, masyarakat tidak perlu khawatir sebab penyakit ini
masih terhitung langka. Dibandingkan dengan kasus rematik pada orang dewasa,
yang setiap bulan bisa terdapat satu pasien baru, rematik pada anak mungkin
hanya terjadi sekali dalam kurun waktu dua tahun.



*Jenis-jenis Rematik Pada Anak-anak dan Gejalanya*

* *

*1.      Juvenille rheumatoid arthritis*   : Pada anak-anak gejalanya tidak
khas, antara lain badan panas dan ketika sendi – terutama di tangan –
ditekan-tekan akan terasa sakit. Biasanya ada faktor bawaan yang dirangsang
dengan adanya infeksi.

*2.      Kawasaki                                   *: Biasanya badan dan
ada bercak-bercak merah di seluruh tubuh badan.

*3.      Systemic lupus erythematosus      *: Penyakit sistemik ini, dalam
keadaan ringan, hanya mengenai organ tidak berbahaya, dengan gejala timbul
bercak merah. Namun bisajuga berbahaya bila mengenai organ seperti ginjal,
jantung, paru-paru, sumsum tulang, sistem peredaran darah, dan saraf. Kalau
mangenai sendi, sendi sakit, bengkak, dan kaku. Penyakit ini agak khas,
diikuti dengan sariawan.

*4.      Spondiloartropati seronegatif    *: Penyakit ini kebanyakan
menyerang laki-laki usia muda.





*Stress Datang Rematik Menghadang*

Apa kaitan stress dengan radang rematik? Menurut para peneliti dari Gerva
Institute Sydney, Australia, tekanan emosional bisa saja mengundang berbagai
penyakit, termasuk rheumatoid arthritis alias radang rematik. Mereka
menemukan, hormon yang dilepaskan ke tubuh saat orang dilanda stress, yakni
neuropeptide Y, merongrong sistem kekebalan tubuh dan membuat orang mudah
sakit.



Herbert Heerzog, salah satu peneliti dalam tim itu, mengatakan bahwa
neuropeptide Y deketahui akan mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung
yang berdampak menurunnya sistem kekebalan tubuh. Dalan kondisi itulah
penyakit semacam rheumatoid arthritis dan lupus bisa menyerang. Agar
terhindar darinya, para ahli menyarankan untuk menghilangkan stres. Selain
itu, menjaga pola dan asupan makanan atau diet ditengarai bisa menjadicara
jitu mengusir jauh-jauh si pemangsa sendi itu. Diet yang baik adalah diet
rendah lemak jenuh, tinggi konsumsi ikan, buah, dan sayuran.



Pengurangan lemak jenuh akan meningkatkan produksi antiradang. Selain itu,
rempah-rempah semacam kunyit, menurut hasil penelitian yang dilakukan di
Inggris, bisa membantu menghilangkan peradangan. Dari berbagai penelitian
telah dibuktikan pula, mengatur makanan sehat ala vegetarian dapat mencegah
rheumatoid arthritis atau mengurangi tanda penyakit ini. Selain itu, ada
satu lagi cara untuk menghindari radang rematik: JAUHI ROKOK.



On 6/19/08, Retno Apriyatiningsih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> anakkku (1 thn 5 bln) klo udah kecapean jalan atau sedang apa suka nunjuk
> kakinya....terus sama mba suka di pejet juga...
>
> mulai umur berapa bisa terlihat gejala ini...terus yang second opinion
> harus ke dokter mana...
> -----Original Message-----
> From: Santi Saraswati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, June 19, 2008 2:06 PM
> To: balita-anda@balita-anda.com
> Subject: [balita-anda] FW: Rematik pada anak - anak [FYI]
>
>
> FYI, bener gak sih? jadi takut juga.. soalnya Gilang (6th) suka ngeluh
> pegel.. minta aku pijitin.. sebaiknya bawa ke lab gak ya?
>
> *From:* [EMAIL PROTECTED] [mailto:
> [EMAIL PROTECTED]
>
> *Sent:* 19 Juni 2008 12:15
> *To:* [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; Matu ;
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> *Subject:* Fw: Rematik pada anak - anak [FYI]
>
>
>
> *Subject:* Rematik pada anak - anak
>
>
>
>
> ------------------------------
>
> > Sekedar berbagi pengalaman, yang ceritanya saya dapat dari teman saya
> > sendiri, dan semoga ini bisa menjadi tambahan pengetahuan buat kita
> semua.
> >
> >
> > Pernah dengar Rematik pada anak-anak ??? Ternyata kasusnya lumayan sering
> > namun banyak diabaikan oleh para orang tua, why ??? karena dianggap biasa
> > bahwa anak-anak pegal kaki habis bermain-main seharian, namun mungkin
> > rekan-rekan yang lain akan kaget mendengar cerita ini.
> >
> >
> > Teman saya adalah seorang istri yang bekerja, yang jam kerjanya sibuk dan
> > terkadang harus sering keluar kota , begitupun suaminya yang wiraswata
> dan
> > juga sering keluar kota . Alhasil anaknya banyak dijaga oleh orang
> tuanya.
> > Anak laki-lakinya yang berumur sekitar 4 thn, sering mengeluh kakinya
> > pegal, dan sering minta dipijit , karena si anak memang aktif maka orang
> > tua dan teman saya mengganggap itu adalah hal yang wajar-wajar saya, dan
> > mungkin minta perhatian pada ibu dan Bapaknya. Pas ketika anaknya ini
> sakit
> > radang tenggorokan, teman saya membawa anaknya ke dokter dan sekaligus
> > menanyakan masalah "pegal" tsb, dan persis seperti dugaannya, Dokter tsb
> > pun menjawab "mungkin si anak kakinya pegal karena kecapeaan habis
> bermain"
> > setelah Dokter tersebut berusaha menanggapi keluhan teman saya dengan
> > seadanya dan bertanya apakah pegalnya di persendian/lutut ? karena kalau
> di
> > lutut kemungkinan bisa karena radang atau polio. Teman saya dan anaknya
> > menjawab, bahwa pegal tersebut di ke dua pergelangan kakinya dan di kedua
> > betisnya. Hasil kesimpulan Dr tersebut adalah, anak tsb memang pegal
> karena
> > sering bermain atau memang karena ada peradangan di tenggorokannya
> membuat
> > badan si anak sering pegal-pegal. Waktu teman saya bertanya apakah perlu
> > cek Lab, si Dr bilang tidak perlu. Akhirnya teman saya pulang namun masih
> > setengah penasaran, karena nalurinya mengatakan ada yang kurang beres,
> > namun dia sadar bahwa Dr pun manusia, dan dia berpikir apabila anaknya
> > masih mengeluh kesakitan maka dia akan berusaha ke Dr anak yang lain yang
> > bisa memberikan Second Opinion. Suatu ketika teman saya cerita bahwa 2
> > malam terakhir dia kurang tidur karena si Anak sering terbangun malam
> hari
> > sambil menangis minta di pijat. dan diapun kecapekan karena memang harus
> > memijit kaki anaknya yang sering terbangun beberapa kali sambil menangis.
> > Dia bingung mau dibawa ke Dr mana anaknya, pas waktu itu adalah hari
> sabtu,
> > praktek Dr pada libur. Waktu dia bertanya kepada saya, saya sarankan ke
> Dr
> > Anak yang memang praktek di Rumah, dan setahu saya memang Dr nya ramah
> dan
> > memang berilmu.
> >
> > Ketika dia ke Dr B, maka dia mendapat 3 penjelasan, bahwa pegal pada
> > anak-anak bisa di sebabkan oleh 3 hal : antara lain
> > 1. Disebabkan oleh kuman, saya lupa apakah kuman streptococus atau
> > staphylococus, yang pasti penyebabnya adalah kuman.
> > 2. Radang pada kaki yang di tandai dengan pembengkakan/pembesaran pada
> > kaki
> > 3. Rematik. Rematik pada tubuh apabila dibiarkan maka akan menyebabkan
> > Rematik jantung, yang berdampak, jaringan jantung rusak, bocor dsb,
> > dst…..
> >
> > Untuk mengetahui penyebabnya, di perlukan tes Lab. Bayangkan Dr
> sebelumnya
> > bilang tidak perlu cek lab ?? dan bilang pegal kaki adalah biasa !
> padahal
> > 3 hal penyebab kaki pegal diatas cukup mengkhawatirkan.
> >
> > Keesokan harinya, teman saya mengajak anaknya cek lab, dan ketika dia
> > membaca hasilnya, sungguh dia kaget, anaknya dinyatakan dengan jelas
> > REMATIK !!! Bayangkan anak 4 tahun rematik, pernah kan lihat orang tua
> yang
> > rematik ? kelihatannya menderita banget.
> > Hal yang menggembirakannya adalah, karena dia membawa anaknya dengan
> cepat,
> > alhamdulilah 6 bln lebih cepat, maka rematik belum menyerang jantung
> > anaknya, karena pada waktu Dr memeriksanya, Drnya bilang jantungnya masih
> > sehat (Drnya memang sub Specialist Jantung Anak). Kasus ini sudah sering
> > ditemukannya, namun kebanyakan sudah sangat terlambat, kondisi yang
> sering
> > ditemukannya adalah jantung pasien sudah bocor dimana-mana.
> >
> > Hal yang menyedihkan teman saya adalah, anaknya harus di terapy
> antibiotik
> > golongan Erytromycin selama 1 TAHUN !!! anaknya yang 4 tahun itu harus
> > minum antibiotik selama 1 Tahun ??? kasihan sekali kan … Namun Drnya
> bilang
> > masih bersyukur, karena kalau lebih telat lagi, maka pengobatan yang
> harus
> > dilakukan bisa sampai umur 18 tahun bahkan lebih. Masya Allah……
> >
> > Saya anggap ini sungguh pelajaran bagi kita semua, jangan sekali-kali
> > menganggap remeh penyakit anak kita, karena memang kenyataannya ilmu kita
> > belum sanggup menerka penyakitnya. Hal yang terbaik adalah bawa segera ke
> > Dr kalau memang ada tanda-tanda sakit pada anak kita. Jangan malas karena
> > alasan kecapekan kerja, atau bosan karena sedikit-sedikit harus ke Dr.
> Dan
> > kalau memang ragu sebaiknya cari Dr lain yang bisa memberikan "pendapat
> > kedua" sebagai pembanding.
> >
> > Semoga ini bisa menjadi pelajaran bg kita semua. Dan ini juga bisa di
> info
> > ke teman-teman yang lain karena ini bukan asal-asalan namun memang
> > sebenarnya, bisa menambah amal ibadah kita kan kalau bisa mencegah
> hal-hal
> > yang tidak diinginkan…..
> >
>
>
> --
> http://ciplok2.multiply.com
> http://www.orinsan.myffi.biz
> http://www.friendster.com/8073432
>
> --------------------------------------------------------------
> Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>

Kirim email ke