Hi all,

Duh, seneng banget Jumat kemarin, 20 Jun'08 Aleta sudah genap usia 6 bulan
dan sudah di-'wisuda' jadi sarjana ASI Eksklusif :)

Memang bukan pengalaman pertama buat saya untuk aktivitas ASI eksklusif ini,
tapi karena punya 3 anak yang 'unik' - so, pengalaman menyusui dengan
masing2 anak juga jadi 'istimewa' dan sangat berkesan :) -- persamaannya:
semuanya sama2 rakus ASI dan untungnya nggak pakai acara 'bingung puting'
walau saya selalu berikan ASI perah dengan botol ...

Sekadar sharing tentang hormon Prolaktin.  Semua tahu kalau hormon ini
bekerja sama dengan hormon oksitosin, punya peran penting dalam aktivitas
menyusui.  Semua ibu menyusui juga harus berupaya agar level hormon ini
dalam darah senantiasa meningkat supaya produksi ASI tetap lancar.

Kebetulan ketemu salah satu info tentang hubungan level hormon prolaktin
dengan menyusui di website www.kellymom.com (site favorit saya untuk masalah
per-ASI-an).  Ini kutipannya:

----------
http://www.kellymom.com/bf/normal/prolactin-levels.html

*Normal Prolactin Levels in breastfeeding mothers
*

*Level Serum Prolaktin dalam tubuh wanita:**
(dalam bentuk tabel)**
*

- Tidak hamil, tidak menyusui: < 25ng/mL
- Hamil, bersalin: 200ng/mL
- Menyusui, di awal2 pasca persalinan: 100 ng/mL
- Menyusui, 3 bulan pertama pasca persalinan: 100 ng/mL
- Menyusui, tidak mengalami haid dalam jangka waktu 6 bulan pasca
persalinan: 110 ng/mL
- Menyusui, mengalami haid sebelum waktu 6 bulan pasca persalinan: 70 ng/mL
- Menyusui, 6 bulan pertama pasca persalinan: 50ng/mL

 Catatan:

-       Level plasma prolaktin mencapai puncaknya sesaat setelah persalinan,
kemudian berfluktuasi tergantung dari frekuensi, intensitas dan lamanya
stimulasi puting

-       Konsentrasi prolaktin dalam darah mencapai 2 kali lipat sebagai
respons dari hisapan bayi dan memuncak kurang lebih 45 menit setiap kali
dimulainya aktivitas menyusui.

-       Selama minggu pertama setelah persalinan, level prolaktin pada
wanita menyusui turun hingga 50%.  Jika tidak menyusui, level prolaktin
umumnya mencapai kondisi seperti wanita yang tidak hamil sejak hari ke tujuh
pasca persalinan

-       Level prolaktin mengikuti 'ritme circadian (tipe ritme biologis):
level pada saat malam hari (waktu tidur) lebih tinggi dibandingkan siang
hari.

-       Level prolaktin akan menurun secara lambat setelah aktivitas
menyusui, tetapi akan tetap dapat ditingkatkan sepanjang ibu menyusui,
bahkan saat ia menyusui bertahun2 lamanya.

-       Level prolaktin 'meningkat melalui hisapan', semakin sering memberi
ASI, makin tinggi level serum prolaktin.  Lebih dari 8x aktivitas menyusui
dalam periode 24 jam mencegah turunnya konsentrasi prolaktin sebelum
aktivitas menyusui selanjutnya.
----------
Kalau lihat data di atas:

Kelihatannya level normal hormon prolaktin tertinggi yaitu pada masa
kehamilan/persalinan juga saat menyusui di mana ibu belum kembali dapat haid
selama 6 bulan pertama. Malahan dibilang kalau level hormon ini mencapai
puncaknya saat baru saja bersalin.
Asumsi saya, ini mungkin bisa 'mematahkan' anggapan bahwa justru setelah
bersalin, ASI tidak bisa keluar.  Seharusnya, dengan level hormon setinggi
itu, ditambah stimulasi (massage) yang tepat dan psikis yang OK, produksi
ASI sedang bagus banget di masa2 itu.
Ini juga yang mendukung pentingnya IMD alias menyusui baby di 1 jam pertama
hidupnya mengingat level hormon ini yang tinggi pada ibu yang baru saja
bersalin.

Minggu pertama pasca bersalin, level prolaktin mencapai titik cukup rendah
(50 ng/mL) dan kalau ibu tidak termotivasi untuk berupaya menyusui - level
hormon ini terus menurun hingga sama dengan ibu yang tidak hamil dan tidak
menyusui.  Mungkin ini juga yang harus jadi catatan buat ibu menyusui untuk
tetap 'fight it out' dalam 1 minggu pertama belajar menyusui - produksi ASI
mungkin 'kelihatan menurun' tapi jangan sampai menyerah dan menggantinya
dengan sufor.

Berdasarkan pengalaman menyusui ke-3 anak saya, ternyata saya selalu kembali
dapat haid waktu mereka usia 3 - 3.5 bulan (walaupun saya menyusui
eksklusif).  Dari info di atas, itu berarti level prolaktin dalam tubuh saya
tidak terlalu tinggi (sekitar 70 ng/mL - hampir setengah lebih dari level
prolaktin ibu menyusui yang belum juga dapat haid sampai babynya umur 6
bulanan). Belum lagi ngalamin kondisi: tiap hari 1-2 haid, produksi ASI agak
menurun.

Untuk 'kejar stok ASI' , saya coba antisipasi dengan 2 pendekatan: untuk
dapatkan level prolaktin yang tinggi - saya sempatkan waktu untuk perah ASI
di waktu malam (yang menurut info, level prolaktinnya lebih tinggi).
Di kesempatan lain, selalu usahakan anak2 menyusui hingga 'kosong' payudara
(yang biasanya juga terjadi di malam hari - sehabis saya pulang kerja).

Hasilnya: jumlah ASI perah saya memang tidak berlimpah-ruah, tapi cukup
signifikan meningkatnya dan selalu mencukupi kebutuhan baby saya.  Kalau
sudah mau 'mentok' dengan stok ASI perah, mulai deh 'utak-atik'
formula/tabel di atas, buat analisa sendiri  supaya bisa capai kondisi yang
optimal untuk supply ASI perah saya.  So far, cukup menyenangkan hasilnya :)

Kebiasaan menyusui hingga payudara terasa 'kosong' buat payudara otomatis
terisi kembali. Stimulasi karena hisapan baby juga buat produksi ASI lebih
banyak karena level prolaktin mencapai 2 kali lipat dan terus meningkat di
masa2 payudara hampir kosong.

ASI yang 'dihisap habis' baby dengan sukses dalam 1x kegiatan laktasi,
berarti juga dia selain 'kenyang' dengan foremilk, juga sudah dapat hindmilk
ASI yang kaya lemak (note: hindmilk ini baru ke luar di tahap akhir
menyusui). Alhasil, baby selalu 'kenyang', BAB/BAK nya bagus, berpengaruh
baik juga ke pola tidur dan habitnya sehari-hari.

Level normal hormon prolaktin bisa terus meningkat seiring dengan stimulasi
puting payudara -- ini mungkin menjelaskan kenapa ibu menyusui harus rajin
massage payudaranya.
Stimulasi ini juga erat kaitannya dengan paham 'supply and demand'. Makin
sering baby menyusui (dalam info di atas disebutkan dengan frekuensi 8x
sehari), makin sering puting distimulasi, level prolaktin tinggi bisa
dipertahankan - produksi ASI terus ada.
Itu juga yang buat saya selalu 'nempel' dengan baby saya setiap kali weekend
dan sebelum/setelah kegiatan kantor, saya selalu berusaha stand-by tiap kali
baby saya mau ASI (sampai di rumah ada julukan 'koala' karena 'nempel' terus
dalam gendongan mamanya :)).

Anyway, bersyukur sekali karena sudah diberi kesempatan untuk memenuhi 'hak
prerogatif' anak2 saya dengan ASI.
Untuk Aleta, sekarang tinggal 'ngubek2' arsip lagi untuk masalah menu MPASI
- nya :)

To all breastfeeding moms and part/full-time working-breastfeeding moms,
tetap semangat beri ASI eksklusif untuk babynya ya.  Trust me ... it's
really well-worthed! :)


ASI is the best!
(read: if the best is possible, good is not enough :))
Sylvia - mum to Jovan, Rena & Aleta

Kirim email ke