Wah artikelnya bagus sekali mbak Irma, terima kasih yaa....
Untuk mbak aya, Rakha minumnya gimana? biasanya anak bayi seusia begitu, suhu 
badan agak sedikit meningkat kalo kurang minum (baik ASI maupun sufor).
Betul juga, perlu dilihat buang air kecilnya jg, karena tanda2 kekurangan 
cairan jg bs dilihat dr air seni.
Atau lebih baik mbak aya cari second opinion utk spesialis anak, yang sudah 
terbiasa dlm menangani demam anak bayi...di RSIA Hermina Jatinegara banyak 
dokter anak subspesialis yang biasa praktek di RSCM yg sdh sangat berpengalaman 
dalam hal itu.
Semoga Rakha suhu badannya bisa normal kembali

--- On Wed, 8/5/09, Irma Sri Aryani <irma.ary...@id.panasonic.com> wrote:


From: Irma Sri Aryani <irma.ary...@id.panasonic.com>
Subject: RE: [balita-anda] Badan anak panas sudah hampir 2 bulan
To: balita-anda@balita-anda.com
Date: Wednesday, August 5, 2009, 8:28 AM


Aya, pls don't panic biar bisa berpikir lebih rasional.
Saranku utk tindakan awal, distop dulu mpasi nya, tunggu sampe 6 bln dgn mpasi 
hom made & coba utk relaktasi utk sedikit demi sedikit mengurangi sufor & 
digantikan asi.
Aku bantu dulu dgn artikel yah :)


Demam tanpa Penyebab yang Jelas
(Fever of Unknown Origin/ FUO)

Demam adalah salah satu gejala paling umum yang menyebabkan anak dibawa ke 
dokter (19%-30% alasan kunjungan). 1 Definisi demam di sini adalah suhu rektal 
≥ 380C pada bayi (anak ≤ 1 tahun).2,3 Sedang pada anak ≥ 1 tahun definisinya 
adalah suhu rektal ≥ 38,40C atau oral (mulut) ≥ 37,8 0C.3

5%-20% anak yang mengalami demam tidak memiliki sumber infeksi yang jelas, 
bahkan setelah riwayat penyakit diteliti dan pemeriksaan fisik dilakukan. 1,4 
Dari 20% ini, sebagian besar terkait dengan infeksi virus yang akan sembuh 
dengan sendirinya.1,3,4 Sebab penting lainnya pada usia di bawah 2 tahun adalah 
ISK (3%-4% pada anak laki-laki dan 8%-9% pada anak perempuan).

Namun pada sebagian kecil anak, demam tanpa penyebab yang jelas (fever of 
unknown origin/FUO) mungkin didasari adanya bakteri dalam peredaran darahnya 
yang jika tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan infeksi bakteri yang 
berat seperti pneumonia (infeksi pada paru-paru), osteomyelitis (infeksi pada 
tulang) dan meningitis (infeksi pada selaput otak). 2,3,4 Karena itu penanganan 
FUO sangat penting untuk diketahui, terutama untuk anak di bawah 3 tahun di 
mana hal ini cukup sering ditemui.

Riwayat Penyakit dan Pemeriksaan Fisik
Yang paling penting dilakukan dalam menangani FUO adalah mengenali apakah anak 
tampak baik-baik saja, sakit, atau toksik. 5 Yang dimaksud dengan toksik adalah 
kondisi pucat atau kebiruan, dengan napas dan denyut nadi yang cepat, sulit 
ditenangkan, dan letargi (keadaan di mana anak tidak dapat berinteraksi dengan 
orang atau benda di sekelilingnya, tidak mengenali orang tua, atau menurun 
drastisnya kontak mata). 2,6

Anak yang tampak baik-baik saja hanya memiliki < 3% kemungkinan infeksi bakteri 
berat. Anak yang tampak sakit memiliki 26% kemungkinan, dan anak yang tampak 
toksik memiliki 92% kemungkinan infeksi bakteri berat. 5

Gejala atau tanda yang dapat menunjukkan penyebab tertentu demam harus 
diteliti. Misalnya riwayat anak menarik-narik telinganya (otitis media), batuk 
(masalah saluran pernapasan), muntah/diare (masalah saluran cerna), atau 
menangis saat buang air kecil (ISK). 5

Selain itu riwayat kesehatan anak juga harus diperhatikan, misalnya hal-hal 
sebagai berikut:

            Anak dengan penyakit kronis yang menurunkan sistem
kekebalan tubuh (seperti leukemia, HIV, diabetes, atau kelainan jantung bawaan) 
membutuhkan penanganan FUO yang lebih agresif.2

            Anak yang baru saja menggunakan antibiotik juga
membutuhkan penanganan lebih agresif karena anak-anak ini cenderung tidak 
tampak sakit.

            Satu lagi yang harus diperhatikan adalah apakah anak tersebut 
menjalani hari-harinya di penitipan anak ( day care). Anak-anak yang dititipkan 
di day care dan sering mengalami otitis media memiliki risiko lebih besar untuk 
mengalami pneumonia.

Penanganan
Dasar penanganan yang paling penting adalah apakah anak tampak toksik atau 
tidak.
Semua anak ≤ 3 tahun yang tampak toksik harus menjalani pemeriksaan di rumah 
sakit untuk meneliti kemungkinan sepsis (bakteri dalam peredaran
darah) atau meningitis. 6

Penanganan dengan FUO yang tidak tampak toksik dibagi menjadi 3 berdasar 
kelompok usia: < 28 hari, 28-90 hari, dan 3-36 bulan.

            Bayi < 28 hari
Pada kelompok usia ini, semua yang mengalami demam harus menjalani evaluasi di 
rumah sakit.6 Pemeriksaan yang dilakukan adalah: 3

          Hitung darah (eritrosit/darah merah, leukosit/darah putih dan 
jenis-jenisnya, platelet)

          Kultur darah
          Pemeriksaan dan kultur urin (melalui kateter atau pungsi suprapubik)

          Pungsi lumbar untuk analisis dan kultur cairan serebrospinal (dari 
tulang belakang)

          Kultur dan pemeriksaan feses
          X-ray dada

Selain itu juga diberikan antibiotik.
Akhir-akhir ini banyak ahli yang menyarankan agar pemberian antibiotik dan 
perawatan di rumah sakit dilakukan hanya pada bayi dengan FUO yang berusia < 7 
hari.3,6 Sedang pada bayi antara 7-28 hari yang memenuhi kriteria risiko rendah 
untuk infeksi bakteri berat, penanganan dapat dilakukan dengan pemeriksaan di 
atas tanpa diikuti pemberian antibiotik. Bayi diobservasi hingga hasil 
pemeriksaan di atas diperoleh. Jika kultur bakteri negatif, maka bayi tidak 
memerlukan antibiotik dan dapat diobservasi di rumah dengan catatan:

          Orang tua dapat mengobservasi bayi dengan cermat

          Terdapat akses yang mudah untuk memperoleh pelayanan medis

          Dan terjaminnya follow-up si bayi

Yang termasuk dalam kriteria risiko rendah adalah sebagai berikut:2,6

Kriteria Rochester untuk Mengidentifikasi Risiko Rendah Infeksi Bakteri Berat 
pada Bayi Berusia < 90 Hari dengan FUO:



          Bayi tampak baik-baik saja

          Bayi sebelumnya selalu dalam keadaan sehat:

o         Lahir cukup bulan (≥ 37 minggu kehamilan)

o         Tidak ada riwayat pemberian antibiotik sebelum, saat, dan
setelah kelahiran

o         Tidak ada riwayat pengobatan hiperbilirubinemia
(kuning/jaundice) tanpa sebab

o         Tidak ada riwayat perawatan di rumah sakit

o         Tidak ada penyakit kronis atau kongenital

o         Tidak dirawat di rumah sakit lebih lama dari ibu

          Tidak ada bukti infeksi kulit, jaringan lunak, tulang,
sendi, atau telinga

          Hasil laboratorium:

o         Sel darah putih 5,000-15,000 per mm 3

o         Hitung sel batang (salah satu jenis sel darah putih) 1,500 per mm 3

o         ≤10 sel darah putih per lapang pandang besar (LPB) pada
pemeriksaan urin mikroskopis

o         ≤ 5 sel darah putih per LPB pada pemeriksaan feses
mikroskopis bayi dengan diare

Antibiotik yang digunakan untuk kelompok usia ini adalah:3

          Ampicillin 100-200 mg/kg/hari intravena dalam dosis yang
dibagi setiap 6 jam dan gentamicin 7.5 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi 
setiap 8 jam

          Atau ceftriaxone, 50 mg/kg/hari dalam 1 dosis

          Atau cefotaxime, 150 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap 8 jam

            Bayi 28-90 hari

Pada kelompok usia ini, bayi juga dikelompokkan dalam risiko rendah atau risiko 
tinggi dengan Kriteria Rochester di atas. Jika bayi memiliki risiko tinggi, 
maka selain dilakukan pemeriksaan lengkap, juga diberikan antibiotik. 2

Jika bayi masuk dalam kategori risiko rendah, maka ada 2 pilihan. Yang pertama 
adalah melakukan kultur darah, urin, pungsi lumbar, dan pemberian antibiotik di 
rumah sakit. Pilihan kedua adalah melakukan kultur urin dan observasi tanpa 
pemberian antibiotik, kecuali jika hasil kultur diketahui positif. Apapun 
pilihan yang diambil, evaluasi follow-up harus dilakukan dalam waktu 24-48 jam. 
2,3 Keputusan untuk melakukan observasi di rumah atau rumah sakit kembali lagi 
pada kemampuan orang tua melakukan observasi dengan cermat, kemudahan akses 
pelayanan kesehatan, dan terjaminnya follow-up.

Antibiotik yang dipilih sama dengan kelompok usia < 28 hari.3

            Anak 3-36 bulan

Pada kelompok usia ini, yang pertama dilakukan adalah mengelompokkan apakah 
demam si anak < 39 0C atau ≥ 390C.2,3,6

          Demam < 390C

Yang harus dilakukan adalah pengambilan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik 
yang teliti untuk mencoba mencari penyebab demam. 2 Umumnya tidak perlu 
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan pemberian antibiotik jika anak tampak 
baik-baik saja, cukup diberikan antipiretik. Namun orang tua atau caregiver 
harus membawa anak kembali jika demam terus berlanjut dalam 2-3 hari atau jika 
kondisi anak memburuk.

          Demam ≥ 390C

Rekomendasi terbaru untuk kelompok ini adalah:2,3,6

o         Kultur urin pada semua anak < 2 tahun yang diresepkan antibiotik

o         X-ray dada pada anak dengan sesak napas, laju napas yang
cepat, ronkhi (bunyi tidak normal saat diperiksa dengan stetoskop), bunyi napas 
yang menurun, atau saturasi oksigen (dengan oksimeter) < 95%. Juga pada anak 
tanpa gejala tersebut yang memiliki leukosit > 20.000/mm3

o         Kultur feses jika ada lendir atau darah pada feses, atau
ada > 5 leukosit per LPB pada pemeriksaan feses mikroskopis

o         Kultur darah

Ada beberapa pendapat mengenai hal ini. Pendapat pertama adalah melakukan 
kultur darah pada semua anak dengan demam ≥ 39 0C. Pendapat kedua adalah 
melakukannya hanya pada anak dengan demam ≥ 390C dan leukosit > 15.000/mm3. 
Pendapat ketiga melakukannya hanya pada anak dengan demam ≥ 390C dan leukosit > 
18.000/mm3. Sedangkan pendapat yang cukup baru menekankan pada jumlah neutrofil 
(salah satu jenis leukosit, terdiri atas bentuk batang dan segmen). Jika 
neutrofil ≥ 10.000/mm3, baru dilakukan kultur darah.

o         Pemberian antibiotik

Antibiotik diberikan dengan kriteria yang sama seperti penentuan perlu tidaknya 
kultur darah. Pemberian antibiotik juga dapat dipertimbangkan jika orang tua 
atau caregiver tidak dapat diandalkan untuk melakukan evaluasi follow-up.

Antibiotik yang dipilih adalah ceftriaxone, 50 mg/kg/hari dalam dosis tunggal 
atau  cefuroxime, 150-200 mg/kg/hari dalam dosis yang dibagi setiap 6-8 jam.

o         Follow-up dalam 24-48 jam

Untuk melihat algoritma penanganan demam tanpa penyebab yang jelas pada anak < 
3 tahun, mohon merujuk pada sumber nomor 2. (NIH)

Sumber:

1.      Finkelstein JA, Christiansen CL, Platt R. Fever in Pediatric
Primary Care: Occurrence, Management, and Outcomes. PEDIATRICS Vol. 105 No. 1 
Supplement January 2000, pp. 260-266. Available from 
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/105/1/S2/260

2.      Luszczak M. Evaluation and Management of Infants and Young
Children with Fever. AFP Vol. 64/No. 7 (October 1, 2001). Available from 
http://www.aafp.org/afp/20011001/1219.html

3.      Brook I. Unexplained Fever in Young Children: How to Manage
Severe Bacterial Infection. BMJ  2003;327:1094-1097 (8 November). Available 
from http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/327/7423/1094

4.      Baraff LJ. Management of Fever without Source in Infants and
Children. Ann Emerg Med. 2000 Dec;36(6):602-14. Available from 
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=pubmed&dopt=Abstract&list_uids=11097701

5.      Evidence based clinical practice guideline for fever of
uncertain source in children 2 to 36 months of age. Cincinnati (OH): Cincinnati 
Children's Hospital Medical Center; 2003 Oct 27. 12 p. Available from 
http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5613&nbr=3783

6.      Park JW. Fever without Source in Children. Vol 107 / No 2 /
February 2000 / Postgraduate Medicine. Available from 
http://www.postgradmed.com/issues/2000/02_00/park.htm


-----Original Message-----
From: aya yati [mailto:aya_ge...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, August 05, 2009 3:10 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Badan anak panas sudah hampir 2 bulan


Nama saya Aya, bundanya Rakha. umur rakha pada 9 agustus nanti 5 bulan. sejak 
umur 2 bulan sampai sekarang badan rakha selalu panas, suhunya berkisar antara 
37,3 - 38,5, pernah turun ke 36,8 itu hanya sekali. rakha sudah 4 kali dibawa 
kedokter, dengan dokter yang berbeda, menurut mereka rakha tidak apa2, 
diperiksa mulut dan matanya normal, hanya diberikan obat penurun panas, 
antibiotik serta obat flu dan batuk. rakha sudah bisa tengkurep namun untuk 
mengangkat kepalanya masih belum terlalu kuat. yang saya bingung dia tidak 
rewel, makan dan susunya juga mau (susu SGM 0-6 bln, makan cerelac kacang 
hijau), tidak pernah kejang (naudjubillah), muntah kadang kadang, bersin dan 
batuknya juga jarang sekali. Anaknya kadang lincah kadang jg lemas. menurut 
yang saya baca demam itu biasa pada anak balita, namun apakah normal demam 
selama itu? saya mohon advisenya, karena saya hawatir rakha kenapa2 nantinya. 
terima kasih


      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/


--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com




      

Kirim email ke