Sama2 Mbak Winda.. Hanya re-post saja..Di arsip milis BA jg pastinya banyak artikel sejenis.
On 8/11/09, erwinda anggraini <erwinda_anggra...@yahoo.com> wrote: > Wah infonya lengkap sekali..kebetulan anak2 sy jg sering radang dan demam... > Terima ksh bnyk ya mbak Muslifa.... > > --- On Tue, 8/11/09, Muslifa.Aseani <zalwa...@gmail.com> wrote: > > > From: Muslifa.Aseani <zalwa...@gmail.com> > Subject: Re: [balita-anda] Minta info radang > To: balita-anda@balita-anda.com > Date: Tuesday, August 11, 2009, 3:33 AM > > > Re-post, dari link > http://www.mail-archive.com/parentsgu...@yahoogroups.com/msg01004.html > -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- > Dear Parents, > > Ini ada artikel tentang radang tenggorokan yg ditulis oleh dokter > Tonang. Salah satu gejala radang tenggorokan adl : tidak ada batuk. > Bisa dilihat ya, ternyata selama ini bnyk yg 'salah kaprah' tentang > radang tenggorokan ini. Yang pasti, bekali diri kita tentang > pengetahuan dasar kesehatan anak, sehingga kita bisa jadi mitra > diskusi yg baik dengan dokternya, dan tidak manggut-manggut & iya- > iya saja di ruang konsultasi dokter. Yang perlu diingat lagi, ke > dokter itu tidak harus pulang dgn membawa obat lho. Kalau memang tdk > perlu obat ya untuk apa, tdk semua penyakit butuh obat kimiawi. Tapi > kita harus tetap rasional & tdk panik. > Semoga bisa membantu. Mari kita banyak belajar yuukk... > > Salam, > > Sore throat atau faringitis, sering kita alami. Statistik > menunjukkan 90% faringitis pada anak-anak, penyebabnya virus. "Virus > kan tidak ada obatnya" sering terlontar (semoga menjadi lebih jelas > di tulisan lain tentang pernyataan tersebut). > > Karena masih ada kemungkinan 10% oleh bakteri, pertanyaan > berikutnya : kapan harus menggunakan antibiotika? Jawaban paling > tepat : lakukan tes kultur, bila positif, lakukan tes sensitivitas, > beri antibiotika sesuai hasilnya. "Kalau tidak diberi antibiotika, > bagaimana?" Risiko dari faringitis akibat bakteri pada anak-anak > yang tidak terobati tuntas ada dua tipe. Pertama, tipe supuratif > yang membentuk pus (nanah) bisa menjalar ke peritonsillar abscess, > cervical lymphadenitis, and mastoiditis. Kedua tipe non-supuratif > yaitu penyakit demam rheumatik terutama di jantung dan persendian. > > Wah, bahaya dong! terus gimana? Harus periksa lab terus? > > Masalahnya, tidak semua pasien memiliki sumber daya ke laboratorium. > Juga, betapa pengeluaran kesehatan akan berlipat kalau seperti itu. > > Untuk itu, mari kita buka sedikit dapur kerja dokter. Tentu, dokter > pun tidak lantas tergesa-gesa semua kasus faringitis harus dilakukan > tes laboratorium. Sebaliknya, dokter juga tidak seharusnya terburu- > buru memberi antibiotika tanpa dasar, karena risiko resistensi. > > Lantas bagaimana? > > Ada panduan yang disebut : Strep Score. Dari kata "Streptococus" > karena bakteri yang paling sering menimbulkan faringitis dan > berisiko ke demam rheumatik adalah Group A Beta Hemolyticus > Streptoccocus (GABHS). > > Ada 4 kriteria dasar : > > 1. Eksudat di tonsil (kelenjar adenoid yang kalau membesar terjadi > amandel) > 2. Ada pembengkakan kelenjar limfe cervical (gampangnya, di kanan- > kiri leher, dari bawah telinga, bergerak di tepi dalam tulang rahang > bawah). > 3. Tidak ada batuk > 4. Dengan demam > > Untuk setiap kriteria yang tepat, bernilai +1. Interpretasi nilai > dan probabilitas infeksi bakteri Streptococcus bila diperiksa di > kamar dokter (risiko lebih tinggi kalau diperiksa di RS) : > > 1. Score 0 : 1% (3%) > 2. Score 1 : 4% (8%) > 3. Score 2 : 9% (18%) > 4. Score 3 : 21% (38%) > 5. Score 4 : 43% (63%) > > Pilihan terapinya : > 1. Score 4 (atau 2 bila pasien kurang kooperatif/meraguka n) : > langsung antibiotika. > 2. Score 2-3 : tes dengan rapid (bila tersedia) atau kultur/throat > swab. > 3. Score 0-1 : cukup terapi simptomatis/ home treatment. > > Dokter tentu memiliki acuan dari laporan penelitian dan pengalaman > klinis untuk menentukan terapi antibiotiak empirik meski tidak > dengan pemeriksaan laboratorium seperti pada hasil Strep Score 4. > > Ada beberapa modifikasi terhadap Score ini, misalnya menyertakan > kriteria usia : > > 1. Kurang dari 15 : +1 poin > 2. Antara 15 - 45 : 0 poin > 3. Lebih dari 45 : -1 > > Ada juga acuan lain Centor Score : > > 1. Suhu badan > 38 derajat celcius > 2. tidak ada batuk > 3. Pembengkakan kelenjar limfe > 4. Pembengkakan tonsil atau eksudat > 5. Patokan umur : 3-14 tahun 1 poin; 15-44 tahun 0 point dan lebih > dari 45 tahun -1 > > Kalau nilainya 4 atau lebih, langsung terapi antibiotika. Nilai 2-3 > dilakukan tes laboratorium. > > Ada juga faktor adanya riwayat kontak dengan penderita faringitis > (mungkin di rumah). Juga memperhitungkan faktor prevalensi infeksi > streptoccocus di wilayah setempat dan periode tertentu. > > Mengapa kadang kok dokter tidak persis seperti Strep Score tersebut? > Tentu saja, Strep Score ini adalah panduan umum. Dokter tetap > melakukan analisa lebih lengkap berdasarkan anamnesis dan > pemeriksaan fisik lainnya. Misalnya riwayat sebelumnya memang sering > faringitis, tentu dokter akan lebih hati-hati. Ada sifat alergi, > adanya penyakit lain, tentu membuat dokter lebih hati-hati pula. > > Di samping risiko demam rheumatic, ada pula risiko post- > streptococcal glomerulonephritis (infeksi ginjal paska infeksi > streptococcus di saluran nafas bagian atas). Untuk itu dokter > mungkin menanyakan pula riwayat faringitis sebelumnya, dan tanda- > tanda ke arah gangguan di ginjal. Hal ini juga menjadi pertimbangan. > > Yang penting ditekankan, sebelum ke dokter untuk faringitis, > persiapkan data-data yang mendukung. Misalnya peta demam atau alur > perjalanan demam : mulai kapan, naik turun atau terus tinggi, adakah > muntah, adakah batuk dan sebagainya (untuk anamnesis). > > Dengan mengetahui strep score ini, orang tua akan bisa berdiskusi > lebih jauh dengan dokternya, agar keputusan terapi yang dicapai bisa > diterima dengan sepenuhnya. Jangan sampai kita pulang dari dokter > masih dengan keraguan. > ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ > > On 8/11/09, Gopina Goham <alfin.b...@gmail.com> wrote: >> halo mbak/pak, >> >> sulit nelan bisa macam2 penyebabnya. bisa karena batuk (iritasi/radang >> di tenggorokan), bisa juga karena gondongan (mumps). kalau boleh tahu, >> gejala lainnya yang menyertai apa ya? ada demam? batuk? pilek? >> >> banyak2 minum air hangat aja dulu. >> >> 2009/8/11 <little3...@gmail.com>: >>> Dear moms n dads..plis minta infony dong,klo ada yg pny artikel all 'bout >>> radang tenggorokan.aku lg wondering aja niy,pdhal anakku hri mgg cuma di >>> rmh aja,ko' bisa tiba2 malamnya dia ngeluh susah nelan, n jadi demam.plis >>> infonya ya..thx a lot be4 >>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >>> Teruuusss...! >> >> -------------------------------------------------------------- >> Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com >> Info balita: http://www.balita-anda.com >> Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com >> menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com >> >> > > > -- > -Muslifa Aseani=BunSal™- > http://myidol88.blogspot.com > > -------------------------------------------------------------- > Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com > Info balita: http://www.balita-anda.com > Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com > menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com > > > > > -- -Muslifa Aseani=BunSal™- http://myidol88.blogspot.com -------------------------------------------------------------- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com