Mb Hesti, ikutanninmbrung ya..

kebetulan kemarin baru ikutan skolah orangtua..
pada intinya, tidak ada anak yg nakal atau susah diatur.
orangtualah yg menyebabkan anak nakal/susah diatur.

saya setuju dg pendapat mb Besta dibawah, coba ajak anak komunikasi 2 arah.
kita dengarkan apa maunya anak dan kita sampaikan juga apa keinginan kita, dan kita coba negosiasikan antara keinginan mereka dgn keinginan kita.
dan yg paling penting, kita harus konsisten menjalani kesepakatan tsb.
hasil kesepakatan tsb jg harus dikomunikasikan dg orang rumah, agar bisa sama2 mengontrol. kita jg harus pilih waktu yg pas untuk bicara dari hati ke hati dengan anak, sebaiknya pilih situasi saat anak sedang dlm keadaan happy (tidak cape/ngantuk apalagi saat ngambek/marah) - jangan sekalipun menyakiti fisik anak, karena itu akan menempel seumur hidup di otak mereka. - jangan hanya melihat sisi negatif anak, tapi usahakan selalu memuji/mengangkat sisi positif dari anak, dengan melihat sisi positif dari anak, Insya Allah kita sebagai orangtua akan selalu bersyukur dan berusaha memperbaiki diri agar menjadi orangtua yg lebih baik untuk mereka.

itu sebagian kecil ilmu yg kudapat dari skolah orangtua (PSPA) kemarin, smoga bisa membantu yah mb..

rgds,
reyni


----- Original Message ----- From: "Besta Arlita" <mam...@gmail.com>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Tuesday, April 12, 2011 3:04 PM
Subject: Re: [balita-anda] Curhat lagi....


hmmm hampir sama nih sama aku ... anak2ku juga hobby banget main bola
tapi kebetulan sejak semula di rumah sudah ada aturan, main keluar hanya
boleh hari jumat-sabtu-minggu


kalo saya boleh saran mbak, jangan dikerasin karena anak2 cow kalo dikerasin
bakalan mental..saya juga sedang belajar sih.
jangan dilarang juga... semua boleh2 aja asal ada syarat yg sudah dipenuhi. jadi kalo sebenernya kita gak boleh ya syaratnya aja ditinggiin / dimahalin
(kalo kata psikolog milis sebelah)

contoh mereka boleh main bola asal ......

apa yg mereka mau ucapkan di depan sedangkan apa yg kita mau / syaratnya
ucapkan di belakang

jadi bukan kalo kamu belajar maka kamu boleh main, tetapi kamu mau main ?,
kamu boleh main asal kamu sudah mengerjakan a..b..c..

syarat harus dijelaskan secara spesifik karena anak2 sekarang pinter
ngelesnya

kalo perlu dibikin secara tertulis biar mereka ingat. bikin check list







2011/4/12 Hestiwulan <hestiwu...@ibn.ac.id>

Parents,



Aku mau curhat nih. Rasanya aku dah putus asa, gimana caranya menghadapi
anak2ku yg sulit diatur. Anak pertama 8 thn kls 2 sd, yg kedua 6 hn TK B,
semuanya laki2. Skr lg seneng2nya main dg teman2 komplek. Kadang main di
lapangan, kadang main di warnet. Ini yg saya takutin, krn kan gak ada yg
monitor kalo main di warnet, takutnya main game yg aneh2. Walaupun kadang
gak main, tapi hanya nonton saja temen2 yg main. Kalo adiknya masih agak
nurut, malah kadang dia bilangin masnya ngajak pulang atau ngingetin waktu.
Misalnya pulang sekolah main, nanti di rumah sebentar trus brangkat main
lagi. Di rumah hanya ada eyangnya aja sama si mbak. Mereka berdua dah nggak
dianggep deh, dibilangin apa, ya masuk kuping kiri keluar kuping kanan.
Sampai waktu uts kemarin aku kesel tiap aku pulang kerja, anakku yg besar
dah ngantuk jd belajarnya gak maksimal, kalo aku tegur malah marah.
Akhirnya
aku bener2 gak ngajarin selama uts kemarin, aku bilang : "kita liha nanti
hasil ulangan kamu ya mas, gimana kalau yg belajar sungguh2 seperti waktu
kelas 1, dengan yg hanya asal2an". Ternyata benar hasilnya turun drastis,
yg
biasanya nilai terendahnya 90 skr nilai tertingginya hanya 90 itupun hanya
1
pelajaran, yg lain 70an. Tapi dia cuek aja tuh.



Saking keselnya kemarin minggu saya kasih shock therapy mereka, saya
rapihin
baju mereka, trus saya ajak ke panti asuhan. Mau saya titipin. Yg ngerengek minta ampun tuh yg kecil, yg besar diem aja. Kalau yg besar saja saya titip
di panti, takutnya dia pikir saya pilih kasih, padahal kelakuan dia tuh
memang yg lebih tidak bisa diatur kadang jadi pengaruhin adiknya. Saya jadi
bingung cara menghadapi mereka, dibilangin secara pelan2 sampai saya yg
marah2 kayaknya gak mempan. Ksdang pernah juga jewer/pukul (pelan sih),
tapi
masak iya sih harus dikasarin.



Saya jadi bingung, padahal masih kecil gini kok sdh sudah diatur. Apa perlu
di bawa ke psikolog ya, anaknya apa orangtuanya sih yg perlu ke psikolog.
Kadang aku pikir apa krn kurang perhatian. Jd serba salah deh.



Tolong masukannya dong teman2, terima kasih sebelumnya, buat yg udah mau
baca curhatku n yg mau kasih masukan.



Tq

hesti








--
rgds,
Lita
http://alsacakes.blogspot.com
http://nccbolkusweek.blogspot.com



--------------------------------------------------------------
Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download
lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi...
Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com
Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com
Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com
Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com
--------------------------------------------------------------
Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita

Kirim email ke