Ketika pagi jangan menunggu sampai sore tiba, dan ketika sore jangan menunggu sampai datangnya pagi
On Mon, 22 Aug 2011 15:58 ICT ryesya rasady wrote: >Tidak Apa-apa, Kan Masih Ada Hari Esok... > >Sebagai permintaan maaf kepada sahabat yang lama tidak pernah gue sapa, >seorang sahabat yang lama sekali tidak gue dengar suara dan kabarnya, >sahabat yang dimasa lalu yang mungkin gw pernah berbuat salah, maka gue >kirim tulisan ini : "Tidak apa-apa, kan masih ada hari esok" > >Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang >bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu >mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan >kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia >menyadari kesalahannya dan mau minta maaf, dia selalu berkata, "Tidak >apa-apa, besok kan bisa." > >Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, >mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. >Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. >Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, >tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta Maaf dan berbaikan dengan >teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa." > >Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun >dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling >tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik >yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, >main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang >paling baik. > >Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat >cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk >dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi Paling tinggi dalam >waktu yang sesingkat mungkin. > >Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi >menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku >capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia >karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar. > >Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon >teman-temannya. Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras >agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga >untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari >pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu >mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. > >Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan >untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah >melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan >mengatakannya." Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun >anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. >Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan Waktu >mereka dengan ayahnya. > >Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, >istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. >Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat >istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cinta kamu", >istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya Dan mencoba >menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. > >Tapi, dia baru sadar bahwa anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi >dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya >masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa >lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka. > >Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan >pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk >perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. > >Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand, dan >negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar >biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya >ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa Sangat >kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. > >Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, >"Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu…." Kemudian perlahan ia >menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya. > >Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak pernah berhenti. >Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah >maju terlalu jauh. Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah! > >Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk >meneleponnya segera. Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu >merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dia, jangan tunggu >sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan >memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang. > >Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi >begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu. >Jangan tunda Atau…. masih Ada hari esok……. > >Sumber: Unknown > >__._,_.___ -------------------------------------------------------------- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -------------------------------------------------------------- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita