Ngomong2 soal per kB-an ga bakal ada habisnya. kalo
menurut saya, KB bukan melulu tanggung jawab istri. Apalagi kadang2
(kadang2 loh) yang banyak "maunya" itu kan kaum suami. misalnya saja
karena pengaruh alat kontrasepsi tertentu mis suntik/spiral ternyata istri
mengalami pendarahan (mens yg tidak biasa ato terus menerus dinamakan
pendarahan dan bukan mens lagi!) si bapak pasti juga protes. kog
lapangannya ga kering2. kapan bertandingnya. tapi sebenarnya bukan hanya
kaum suami aja lho yg merasa ga nyaman dengan keadaan seperti ini. kita
para istri terlebih lagi. mengalami pendarahan selama seminggu ato lebih
bukan suatu hal yg menyenangkan.
Nah, alangkah berbahagianya klo kb ditanggung bersama
antara suami dan istri. kan bapak2 bisa tuh, pake alat pengaman khusus
pria. memang ada beberapa orang yg merasa kurang nyaman. bahkan ada yg
tidak disiplin dlm penggunaannya (kayak saya & suami :) sehingga
berbuah kehamilan. tapi apakah kita sudah memikirkan apa efek dibalik
penggunaan berbagai macam zat pengganggu hormon tersebut? efek jangka
pendek paling apes ya bentuk badan yg bisa menggemuk atau mengurus, atau
pendarahan itu tadi. tapi efek jangka panjang apa yg bakal menimpa kita
para istri kan ga ada yg tau karena tiap orang adalah spesifik dengan
kecocokan dan ketidakcocokan yg berbeda2.
lalu jalan keluarnya apa donk? mungkin para bapak akan
menyebut saya feminis kalo saya menganjurkan pake pengaman khusus pria
atau malah disteril sekalian (sekali lagi buat bapak lho). fyi steril buat
bapak2 kan ada yang temporary. Tapi apa para bapak mau repot2 begitu? Ah,
ga usah aneh2 deh, idenya. begitu mungkin komentar para suami. itu kan
urusan ibu2, kenapa bapak2 yg jadi ikutan sibuk?
hanya sekadar wacana
mama tosan & ruru
|