To all,

Thanks yaah atas semua saran dan masukannya.
Mudah2an Rasya cepet bisa berjalan normal yaah.
Kalau masih ada saran2 yg lain saya tunggu yaah.

Thanks,
Ayahnya RASYA. 

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, June 28, 2004 11:11 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Fw: [balita-anda] jalan jinjit

Semoga bisa membantu dan bisa diterima filenya ... krn takut nggak cukup
Regards, Devi

SEBAB-MUSABAB ANAK JALAN JINJIT
      Jangan anggap enteng jika si kecil jalannya jinjit. Jangan-jangan ada
kerusakan pada susunan saraf pusatnya.
"Kenapa, ya, anakku, kok, jalannya jinjit?" Keluhan seperti ini banyak
dialami mereka yang memiliki anak batita yang baru belajar berjalan.
Memang, menurut dr. Karuniawan P.SpBO., ada anak usia batita yang masih
tetap jalan jinjit alias tidak menapak di lantai. "Bisa karena sejak kecil
sudah begitu, bisa pula karena kerusakan susunan saraf pusat (cerebral
palsy)." Anak hiperaktif pun umumnya memiliki kebiasaan ini.
      Jika penyebabnya gangguan pada susunan saraf pusat, "Penanganannya
lebih sulit dan intensif. Untuk yang hiperaktif atau karena kebiasaan,
tinggal rajin dilatih saja dan tak perlu ditangani khusus secara medis.
Bahkan ada yang dapat berjalan normal dengan sendirinya, seiring
pertambahan usia anak."

Satu Atau Dua Kaki
      Apa pun penyebabnya, kata Karuniawan, jika si kecil berjalan jinjit,
segera periksakan ke dokter. "Begitu terjadi gejala jalan jinjit, harus
segera dicari penyebabnya. Sebab, kalau penyebabnya dari saraf pusat, harus
ditangani secara lebih intensif. Biasanya bukan hanya satu dokter yang
menangani, tapi sebuah tim yang terdiri dari dokter ahli tulang, ahli
saraf, ahli rehabilitasi medis, dan psikoterapis."
      Biasanya, gejala awalnya adalah anak mengalami keterlambatan
berjalan. Ini saja seharusnya sudah harus membuat orang tua curiga. Apakah
keterlambatannya normal atau tidak? "Kadang ada anak yang baru bisa jalan
pada umur 16 bulan. Ini tak masalah. Yang perlu diwaspadai, jika sudah
seumur itu, tapi anak belum bisa berjalan normal."
      Kelainan ini pun terbagi dua, berat dan ringan. Yang ringan, "Hanya
satu kaki yang jinjit. Sedangkan yang berat, kedua kaki jinjit saat
berjalan." Karena itu pula, penanganannya berbeda. "Dokter juga akan
bolak-balik melakukan evaluasi sampai si anak bisa berjalan secara
optimal."
      Jika penyebab gangguannya saraf, "Umumnya anak memiliki tangan kaku
dan melipat ke dalam. Tubuhnya juga agak membungkuk. Kendati begitu,
emosinya tak terlalu terganggu dan kadang logikanya pun cukup bagus." Lain
halnya jika kerusakan sarafnya meluas, terutama jika ia mengalami gangguan
saraf otak. Kecerdasan si anak pun bisa berkurang dibanding anak normal.
      Karuniawan juga mengingatkan pentingnya orang tua memperhatikan dan
mencatat pertumbuhan anaknya. Kapan anak mulai bisa mengangkat kepala,
berguling, merangkak, berdiri, dan belajar berjalan. "Ini amat penting
sehingga kalau ada keterlambatan bisa cepat terdeteksi." Umumnya, anak
belajar berdiri di usia 9 bulan-1 tahun. "Sampai umur 16 bulan, masih
tergolong normal. Tapi untuk memastikannya, lebih baik ke dokter.

Sabar Melatih
      Menyinggung masalah kerusakan susunan saraf pusat, menurut Karuniawan
amat beragam penyebabnya. "Dapat saja terjadi saat anak dalam kandungan,
waktu proses persalinan, atau sesudah kelahiran." Jadi, tak ada hubungannya
dengan ibu hamil kekurangan vitamin D sehingga anak jadi jalan jinjit
seperti yang dipercaya banyak orang. "Kekurangan vitamin D memang bisa
menyebabkan kelainan tulang pada bayi, tapi tak ada hubungannya dengan
jalan jinjit." Jika jalan jinjit diakibatkan kelainan pada fungsi saraf,
"Ya, akhirnya akan mengakibatkan kelainan tulang."
Untuk menghindari kerusakan pada susunan saraf pusat, ibu hamil harus paham
cara mencegahnya. Yaitu rajin kontrol dan upayakan bayi lahir sesuai usia
kehamilan. "Bayi prematur, besar kemungkinannya mengalami kerusakan pada
susunan saraf pusatnya. Begitu juga jika ibu hamil jatuh, mengalami
perdarahan, saat persalinan ada hambatan seperti lahirnya susah atau
dililit tali pusat. Selain itu, penyakit kuning yang berat yang diderita
anak saat bayi, juga bisa menyebabkan gangguan pada sel-sel otaknya."
      Nah, jika anak tak ditangani sejak dini, tentu akan menimbulkan
banyak masalah. "Berdiri saja, susah, apalagi mau melakukan aktivitas
sehari-hari secara normal. Mungkin ia bisa jalan, tapi dengan upaya yang
sangat luar biasa keras sehingga energi anak terbuang banyak hanya untuk
berjalan. Kan, tidak efektif."
Lain halnya jika jalan jinjit pada anak hiperaktif. "Tak ada kelainan di
otot, sendi, dan sarafnya. Jadi, hanya faktor kebiasaan saja." Si
hiperaktif, kata Karuniawan, biasanya melakukan akitivas secara
terburu-buru sehingga jalannya pun menjadi jinjit terus. "Tapi kalau
disuruh berdiri tidak akan jinjit, hanya berjalannya saja yang jinjit."
Dengan kata lain, anak tinggal dilatih untuk berjalan secara benar. Hal
sama harus dilakukan pada anak yang sejak kecil punya kebiasaan berjalan
jinjit. "Yang penting, orang tuanya harus sabar melatih," kata Karuniawan.

Penanganan Intensif
      Sementara untuk anak yang jalan jinjit gara-gara kerusakan saraf
pusat, agar dapat berjalan dengan normal dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari, harus dilakukan penanganan yang intensif sejak usia batita.
Kenapa batita? Sebab pada usia inilah umumnya anak mulai belajar berjalan.
      Bila penanganannya terlambat, misalnya baru ditangani kala ia sudah
masuk usia prasekolah, akibatnya pun bisa fatal. Anak bisa cacat seumur
hidupnya. "Jika ada kelainan pada otak, biasanya kelainannya bisa merembet
ke hal-hal lain." Misalnya, tadinya hanya jalannya saja yang jinjit tapi
tidak cepat ditangani, bisa merembet ke lutut atau panggul. Ini terjadi
karena saraf membuat rangsangan yang berlebihan. "Lama-lama akan terjadi
kelainan sendi dan tulang. Sendi yang tadinya normal menjadi tidak normal,
hingga anak tidak dapat berjalan dengan baik. Ini tak saja terjadi pada
kaki tapi bisa merembet ke lutut. Lebih berbahaya lagi bila terjadi pada
sendi panggul, sebab sendi bisa lepas atau cerai sendi."
      Selain harus cepat ditangani, proses pemulihannya juga harus secara
baik. Misalnya dengan latihan atau pemasangan gips pada kaki anak. "Ini
harus dilakukan agar anak dapat berjalan dengan baik."

Jalan Jinjit vs Baby Walker
      Menurut Karuniawan, anak jalan jinjit bukan akibat dari penggunaan
baby walker yang mengharuskan anak selalu jinjit saat berjalan. Sebab
menurutnya, baby walker hanya untuk merangsang anak berjalan lebih cepat.
"Secara prinsip, tak ada hubungannya dengan jalan jinjit." Kendati
demikian, Karuniawan menganjurkan agar baby walker tak terlalu sering
digunakan. "Bisa membahayakan keselamatan. Anak bisa terpelanting atau
terjatuh saat menggunakannya. "

Aneka Cara Penyembuhan
      Untuk membuat fungsi berjalan anak lebih optimal, menurut Karuniawan,
ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
1.    Latihan fisioterapi.
   Tujuannya untuk merangsang anak menggerakkan kakinya sehingga menjadi
lemas, tidak kaku saat
   digerakkan.
2.    Jika terjadi kelainan bentuk kaki, untuk sementara waktu bisa
dilakukan penanganan dengan pemasangan gips. Sedangkan untuk memperkuat
posisi kaki saat berdiri, bisa dilakukan pemasangan ortosis atau brace.
Jaman dulu, alat ini biasanya dipakai untuk anak penderita polio.
3.    Jika brace sudah dipasang ternyata masih ada gangguan, kemungkinan
harus dilakukan koreksi lewat operasi.Yaitu operasi memanjangkan otot
(tandon), kemudian merilis atau melepaskan kontraktur pada sendinya, dan
melakukan reposisi pada panggul/sendi panggul.
4.    Untuk jalan jinjit yang tidak terlalu berat, bisa dilakukan latihan
seperti fisioterapi untuk melemaskan sendinya. Selain itu dapat pula
menggunakan sepatu khusus yang dibentuk untuk membantu anak berjalan.
Penyembuhan lewat obat pun, mulai lazim dilakukan. Obat sudah diberikan
sebelum anak menjalani operasi dan setelah melakukan terapi.

  ----- Original Message -----
  From: Hendra Cipta
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Monday, June 28, 2004 8:52 AM
  Subject: [balita-anda] jalan jinjit



  Dear Moms n Dads,



  Ada yang tau gak yaah kenapa anak saya kalo jalan kakinya suka jinjit
terus.

  Tapi Rasya belum berani  jalan sendiri ( dilepas )

  Sejak umur 7 bulan Rasya sudah biasa dengan rollingnya, apakah karena itu
?



  Oh iya sekarang rasya sudah 11 bulan looh.

  Mohon sarannya yaaah supaya Rasya bisa berjalan dengan baik.



  Thanks yaah



  Ayahnya RASYA


,"
DISCLAIMER :

"The information contained in this communication (including any attachments) is 
privileged 
and confidential, and may be legally exempt from disclosure under applicable law. It 
is 
intended only for the specific purpose of being used by the individual or entity to 
whom it is 
addressed. If you are not the addressee indicated in this message (or are responsible 
for 
delivery of the message to such person), you must not disclose, disseminate, 
distribute, 
deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information contained in this 
transmission.

we apologize if you have received this communication in error; kindly inform the 
sender 
accordingly. Please also ensure that this original message and any record of it is 
permanently 
deleted from your computer system. We do not give or endorse any opinions, conclusions 
and 
other information in this message that do not relate to our official business. "



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Reply via email to