yg begini ini nih yg bisa ngendorin semangat para ortu utk berpikir rational dan bersikap lebih bijak.....
mohon hati hati....
setelah baca email ini, adakah rekan kita yg sama sekali gak meng-imunisasi-kan anaknya??!?!?!


pliz deh ah!! harre genneee!!!



Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Ilmu Kedokteran dan tenaga medis,
sesuai dengan pengalaman berharga dan mahal yang telah saya alami, maka
kami mencoba mengambil kesimpulan (Setelah kami juga mendengar dari sesama
Pasien RS, rekan/sahabat, tetangga, saudara yang sempat bezuk dan
mengatakan pada saya, selama dalam perawatan sampai saat Meninggalnya anak
saya) sbb:

1. Banyak kasus penyakit bayi/balita yang timbul setelah mereka disuntik
imunisasi.

- Pasien lain di RS yang sama mengatakan pada saya, anak saudaranya sampai
dengan usia 2 tahun belum pernah suntik Imunisasi Hepatitis namun, setelah
ada dokter (spesialis anak) yang tahu, lalu disarankan di imunisasi
Hepatitis, kemudian tidak lama setelah itu akhirnya anak saudaranya
positif terkena Hepatitis akut, dan harus bolak-balik berobat ke dokter.

- Tetangga saya, sehabis Imunisasi campak, dua hari kemudian malah terkena
campak.

- Tetangga kami yang lain, anak pertamanya rutin diimunisasi, namun
fhisiknya malah lemah sering sakit-sakitan, sedangkan anak keduanya sama
sekali tidak pernah imunisasi namun malah sehat, hampir tidak pernah sakit
(kalaupun sakit cepat sembuh/ringan)

- Teman sekolah saya anaknya tidak pernah Imunisasi malah sehat, umur 10
bulan sudah lincah berjalan, dan juga boleh dibilang tidak pernah sakit
(kalaupun sakit hanya ringan saja).

- dan banyak lagi kasus-kasus serupa yang tidak mungkin saya tulis satu
persatu.

2. Menurut saya, Jika bisa Hindari Imunisasi, kalaupun perlu/terpaksa
pilihlah imunisasi yang pokok saja (bukan imunisasi lanjutan/yang
aneh-aneh) alasannya :

- Kita "Mendzolimi", anak kita sendiri yang memang sedang masa pertumbuhan
dan pertahanan tubuhnya masih lemah, malah kita suntikan penyakit
(walaupun sudah dilemahkan) ke tubuhnya.

- Kita tidak pernah tahu kondisi anak kita sedang benar-benar sehat atau
tidak, karena terutama anak yang masih di bawah 1 tahun biasanya belum
bisa bicara mengenai kondisi badannya, sedangkan imunisasi harus dilakukan
pada bayi/balita yang sehat (tidak sedang lemah fisiknya/sakit).

- Sesudah kita memasukan penyakit ke tubuh anak kita, biasanya kita juga
harus mengeluarkan banyak biaya. (Jasa dokter/RS, harga imunisasi, dsb),

- Tidak ada jaminan (Dokter/RS/puskesmas) apabila setelah imunisasi anak
kita bebas dari penyakit yang telah dimasukan ketubuhnya. Contoh nyata
yang terjadi pada anak saya, padahal anak saya sudah 2 kali imunisasi HIB
( ketika berusia +/- 5 dan 7 bulan ), padahal sebelumnya dokter bilang
imunisasi HIB untuk menghindari penyakit Radang Otak, namun nyatanya anak
saya malah meninggal akibat penyakit Radang Otak.

- Menurut seorang rekan yang pernah membaca Literatur terbitan Prancis,
justru Imunisasi sudah tidak populer di Amerika Serikat, dan terus
berusaha dihilangkan dan tidak dipergunakan lagi, bahkan di Israel
Imunisasi telah di STOP samasekali, padahal kita tahu negara-negara itu
merupakan pelopor "industri", imunisasi.

- Menurut pengalaman saya jumlah kadar/isi setiap pipet/tabung imunisasi
semua sama, jadi imunisasi tidak melihat berdasarkan berat tubuh/perbedaan
Ras/warna kulit, padahal kalau Obat/Imunisasi itu Impor, tentulah kadarnya
disesuaikan dengan berat/fisik orang Luar (Barat) yang jelas lebih basar
dan kuat fisiknya dibanding orang Asia, namun kita malah sama-sama
menggunakan dengan takaran yang sama. (akibatnya overdosis).

3. Jika tidak "urgent" sekali, hindari rawat inap di RS, karena banyak
prosedur/step-step pengobatan yang akhirnya akan melemahkan tubuh
pasiennya. (Contoh: keharusan berpuasa, pemasangan infus, pengambilan
darah yang terus menerus, foto Rontgen, operasi, kemoteraphy, dsb).
Jikalau perlu coba dulu dengan cara pengobatan alternatif/tradisional.

4. Jika perlu dengan tegas untuk menolak suatu tindakan medis yang akan
dilakukan RS, jika kita yakini manfaatnya tidak benar-benar berpengaruh
terhadap kesembuhan pasien.

5. Jika perlu lakukan 2nd opinion pada RS/dokter lain yang setara/lebih
baik.

6. Banyak tanya, biarlah kita dibilang "bawel", tanyalah setiap tindakan
medis yang akan dilakukan, mengapa akan di lakukan, akibat-akibatnya, ada
tidak cara-cara lain/alternatif lain yang lebih baik/tidak terlalu
menyakiti pasien.

7. Terus temani pasien (bisa bergantian dengan keluarga yang lain), karena
setiap saat bisa ada tindakan medis yang memerlukan persetujuan, dan
cermati semua pekerjaan perawatannya, jika ada yang habis/kurang jangan
sungkan melaporkan ke tenaga medis yang ada segera.

8. Terus berdoa, karena segala sesuatunya telah ditetapkan oleh "Yang Maha
Kuasa", manusia hanya bisa ikhtiar dan berusaha.



AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke