fyi

Ketika Susu Formula Menggeser ASI

Laporan: Reiny Dwinanda
republika online. 
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=203211&kat_id=23
Jakarta-RoL-- Kualitas hidup balita di Indonesia belakangan ini terpantau 
menurun drastis. Itu tercermin dari banyaknya masalah pada balita yang mencuat 
di mana-mana. 

Seperti kasus kurang gizi, muntaber, dan berbagai penyakit menular lainnya,'' 
ucap Agus Pambagyo dalam rapat dengar pendapat umum Koalisi LSM Peduli Air Susu 
Ibu (ASI) dengan komisi IX DPR, Senin (27/6).

Agus melihat kondisi tersebut erat kaitannya dengan penurunan tingkat pemberian 
ASI eksklusif selama enam bulan. Pendapat itu dikuatkan pula oleh hasil 
penelitian Sentra Laktasi Indonesia dan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO). 
''Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif enam bulan akan memiliki kesehatan tubuh 
yang lebih baik,'' ungkapnya.

Pemberian ASI eksklusif, lanjut Agus, terbukti mampu mencukupi kebutuhan 
nutrisi yang dibutuhkan bagi pertumbuhan otak bayi. Kecerdasannya, termasuk 
dari segi emosional dan spiritual, juga akan terjamin. ''Itu sebabnya mengapa 
pemberian ASI eksklusif termasuk hak dasar anak yang tidak dapat dicabut maupun 
dikurangi pemenuhannya,'' imbuhnya. 

Sayangnya, dalam tahun-tahun terakhir, tingkat pemberian ASI eksklusif 
cenderung menurun. Berdasarkan data Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 
tahun 2002-2003 angka pemberian ASI eksklusif hanya 55,1 persen. Angka itu 
cenderung menurun menjadi 40 persen selama enam bulan.

Koalisi LSM Peduli ASI mensinyalir penurunan tingkat pemberian ASI eksklusif 
dipicu oleh ulah produsen susu formula. Promosi dan distribusi susu formula 
yang sangat gencar membuat kebanyakan bayi yang baru lahir dijejali susu 
formula. ''Aksi semacam ini jelas melanggar kode etik WHO dalam hal pemasaran 
susu formula,''cetus Agus.

Kondisi itu diperparah pula oleh terbatasnya pengetahuan tenaga profesional 
kesehatan dan para ibu. Pasalnya, ilmu laktasi memang masih tergolong baru. 
''Mayoritas dokter belum mendapatkan ilmu ini di bangku kuliah,'' aku Dr Utami 
Roesli SpA dari Sentra Laktasi Indonesia.

Kirim email ke