Hi papanya Faiz,

Saya coba bantu share dari pengalaman anak saya, ya
pak.

1. Wah, saya nggak tahu hubungan antara pantangan
makan bubur dengan hati ayam dengan kondisi anak
sedang flu. Hati ayam memang bisa jadi option untuk
variasi makanan padat bayi. Jangan terus-terusan hati
ayam saja, karena termasuk ia kategori 'jeroan'.  Jadi
lebih baik kalau makanan padat Faiz divariasikan juga
dengan jenis daging  (sapi, ayam, ikan) lainnya. 
Daging ayam tidak kalah bergizinya kok dengan hati
ayam :)

Pengalaman saya, sejak Jovan (sekarang 27,5 bulan)
diperkenalkan solid food, saya SELALU memvariasikan
makanannya SETIAP HARI. Supaya nggak bosan, bahan
pokoknya (nasi) bisa divariasikan dengan kentang,
macaroni, labu, bihun, dll. Jenis sayuran dan buah
juga mulai sering diperkenalkan, bukan hanya untuk
makan berat tapi juga untuk snack sehatnya.  Maksudnya
supaya baby nggak jadi 'picky eater', pak.  Apalagi
baby yang sudah kenal MPASI, kadang 'rentant' dengan
pola BAB keras atau konstipasi.  Itu sebabnya makanan
kaya serat diperkenalkan sejak dini.

2. Sebaiknya sejak tumbuh gigi pertama, sudah
dibiasakan dengan membersihkan gigi area gusi dan
lidah/langit-langitnya setiap hari/sehabis makan. 
Pertama-tama bisa dengan kain kassa basah rendaman air
matang hangat yang dililit ke jari telunjuk orang tua/
pengasuh Faiz.  Nanti kalau sudah semakin banyak
giginya, bisa mulai diperkenalkan sikat gigi khusus
untuk usianya, nggak perlu dulu pakai pasta gigi baby.
 Selain menjaga area gigi dan mulut tetap bersih, Faiz
jadi terbiasa juga dengan kegiatan sikat gigi.  

Oya, umurnya kan sudah 9 bulan, sudah waktunya pak
untuk diperkenalkan makanan padat dengan tekstur agak
kasar.  Supaya nanti kalau Faiz sudah berusia 1 tahun,
dia sudah siap dengan menu makanan keluarga.  

Nggak perlu kuatir dengan jumlah giginya.  Anak saya
Jovan sudah ahli makan menu keluarga waktu usianya
11,5 bulan-1 tahun, padahal gigi pertamanya baru
tumbuh waktu usianya 1 tahun beberapa hari :) 

Proses belajar makan untuk bayi itu bukan hanya agar
perutnya kenyang dan berat badannya naik.  Tapi itu
justru proses dia untuk banyak belajar skill yang
dibutuhkannya nanti.  Saat makan, ia belajar beraneka
rasa, warna dan bentuk makanan, belajar menggunakan
skill rahangnya untuk menggigit, mengunyah, melumat,
menelan, dll. (beda dengan ASI atau susu formula yang
tinggal dihisap/disedot saja). So, jangan tunggu gigi
Faiz lengkap dulu baru diperkenalkan makanan tekstur
kasar ya, pak. 

3. Masa susah makan untuk bayi seusia Faiz kadang hal
yang lumrah, kok pak.  Yang penting orang tua/pengasuh
Faiz pintar-pintar cari cara agar baby bisa having fun
setiap kali meal-time nya.  Kadang kalau baru beberapa
suap, si baby muntah, coba observasi apakah karena dia
sudah bosan dengan menu makanannya (kebayang kan,
kalau setiap hari 3x sehari disajikan bubur
tim/blender yang campur baur, pasti suatu saat bosan
juga he..he..).  Suasana makan juga bisa nggak
mendukung.  Kalau yang nyuapin makanan sudah pasang
wajah 'tegang/stress', baby juga jadi malas makan deh
:)  Atau kalau kita disuruh cicip makanan baby kita
aja nggak mau karena bentuknya atau rasanya, baby kita
juga pasti ogah habisin makannya.  Menyuapi baby
sambil nonton TV bisa dijadikan option temporer tapi
usahakan jangan jadi 'tradisi'.

O ya, saya coba posting salah satu artikel dari
Tabloid Nakita tentang 'Mengenalkan Makanan Semi
Padat', semoga jadi tambahan info untuk bapak, ya.

cheers,
Sylvia - Jovan's mum with 27-week-'bump'
--------------------------------------------------------

MENGENALKAN MAKANAN SEMI PADAT
Artikel dari Tabloid Nakita

Ingin si kecil kelak jadi ‘pemakan segala’?  Gampang,
kok!  Kenalkan ia pada makanan semipadat tepat waktu.
Makanan semipadat diperkenalkan mulai umur 6 bulan,
setelah masa ASI eksklusif (mululu ASI tanpa makanan
lain) berlalu.  “Makanan semipadat diberikan untuk
melatih keterampilan makan anak, agar pada saatnya
nanti, siap menerima makanan padat,” kata Dr. Aryono
Hendarto Sp.A(K).

Oleh karena itulah, lanjut Spesialis Anak – Konsultan
Gizi Anak dari Subbagian Gizi dan Penyakit Metabolik,
bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM ini, pemberian
makanan semipadat tak boleh ditunda atau jangan lebihd
ari usia 6 bulan.  “Anak yang terlambat diberi makanan
semipadat, untuk selanjutnya akan mengalami kesulitan
makan, karena keterampilan makannya terlambat dilatih.
 
Contoh, di usia 1 tahun, saat seharusnya anak mulai
bisa makan makanan padat, ia maunya makan yang cair
dan lembut karena malas mengunyah.”

Nah, yang dimaksud makanan semipadat pada dasarnya
adalah makanan padat, tapi dibuat dalam bentuk lebih
lembut.  Nasi mis., untuk bayi 6 bulan diberikan dalam
bentuk bubur yang kemudian ditingkatkan kepadatannya
menjadi tim.  Untuk buah, diberikan dalam bentuk jus
ataupun buah lumat.

MEMILAH SUMBER ALERGI
Dalam mengenalkan makanan semipadat, diperlukan
ketelitian dan kehati-hatian.  Bagaimanapun juga,
inilah makanan pertama yang sumbernya dari ‘luar’,
berbeda dari ASI yang diproduksi di dalam tubuh ibunya
sendiri.  “Nah, karena makanan ini berasal dari luar,
maka ada zat-zat atau bahan pembuatnya yang berpotensi
menimbulkan alergi pada si kecil.  Tak demikian dengan
ASI, sampai sekarang tak ada laporan tentang bayi
menderita alergi karena menyusu ASI.”
Oleh karena itulah, dalam mengenalkan makanan
semipadat, perlu dites lebih dulu untuk melihat apakah
menimbulkan reaksi alergi pada si bayi atau tidak. 
Caranya, berikan secara bertahap:

- Untuk pertama kali, kenalkan bubur tepung beras. 
Tepung beras dianggap lebih aman karena kadar
alerginya rendah jika dibandingkan dengan biskuit atau
bubur susu.  “Biskuit mengandung gluten dan susu
mengandung protein, yang keduanya potensial
menyebabkan alergi.”

- Berikutnya, bayi boleh mencoba makanan berbagai
jenis dan rasa, termasuk buah.  Sediakan waktu
seminggu untuk setiap rasa.  Mis., setelah tepung
beras terbukti aman, kita boleh mengenalkan bubur
susu, selanjutnya biskuit, begitu seterusnya sampai
semua rasa dan bahan diperkenalkan.  Buah-buahan
begitu juga.  Catatlah makanan apa yang menimbulkan
alergi untuk tidak diberikan lagi di waktu yang akan
datang.

- Jika setelah semua bahan makanan dikenalkan,
ternyata tak ada reaksi alergi, selanjutnya kita boleh
menyajikannya secara bervariasi setiap hari.  Contoh,
pagi bubur kacang, lalu siangnya bubur susu,
dilanjutkan blender pepaya, dan malamnya biskuit yang
dilembutkan dengan susu.

- Kemudian saat makan nasi tim, sayur sebaiknya
diganti-ganti.  Dengan begitu, anak jadi mengenal
berbagai rasa, ada yang manis, gurih, sedikit asam,
dll.
Jika beberapa rasa diberikan sekaligus, bayi akan
sulit mengenali ras amanis, asin, gurih dan asam. 
Begitu pula jika bahan makanannya langsung dicampur
atau diselang-seling dalam satu hari, maka akan sulit
menandai bahan makanan yang merupakan sumber alergi,
sekiranya hal itu terjadi.

Resikonya, bisa terjadi salah asumsi.  Pikir kita,
“Oh, tadi si kecil makan bubur beras merah, pisang,
dan gandum.”  Lantas tiga-tiganya tidak diberikan
karena kita bingung menentukan mana yang sebenarnya
menjadi sumber alergi bagi si kecil.  Sayang kan, bayi
misa mengalami malnutrisi untuk sesuatu yang
sebetulnya bisa ia makan.  Pun, pemberian satu per
satu
memungkinkankita untuk tidak justru terus memberikan
bahan makanan yang menjadi sumber alerginya.
“Masalah alergi ini tak boleh dianggap sepele, karena
alergi bisa bermanifestasi di semua organ,” kata
Aryono.  Yang paling sering, di organ pernapasan,
pencernaan dan kulit.  Alergi yang menyerang saluran
pernapasan mumunculkan gejala mual dari batuk sampai
asma.  Sedangkan alergi di saluran pencernaan akan
menimbulkan kolik, bahkan sampai diare kronik.  Jika
di kulit, bisa menimbulkan bentol-bentol merah sampai
eksim.  “Bahkan kalau memang keluarga punya riwayat
alergi, maka ikan, telur dan susu sebaiknya diberikan
di atas usia satu tahun.”

VARIASI MAKANAN
Kalau ternyata bayi kita bebas dari alergi terhadap
semua bahan makanan yang diperkanalkan, setelah itu
pintar-pintarlah membuat variasinya.  “Banyak sekali
alternatif makanan semipadat.  Umumnya, makanan pokok
orang Indonesia memang beras.  Tapi kita juga bisa
mengolahnya dari kentang yang dibuat puree, jagung
diparut, atau ubi yang dihancurkan.  Jadi anak tidak
harus makan beras atau nasi.”

Bila sejak bayi makanannya sudah divariasikan, bayi
tidak akan pilih-pilih makanan (picky eater). 
“Enaknya, ke mana pun bayi kita ajak pergi, makan apa
saja oke,” kata Aryono mengakhiri.

KOK, MAKANANNYA DILEPEH?
Umumnya, di awal-awal perkenalan makanan semipadat
dengan bayi, orang tua akan mengalami kesulitan.  Bayi
akan melepehkan makanan barunya.  Hal ini disebabkan
selama menyusu ASI, bayi menggunakan refleks ekstrusi,
yaitu memasukkan dan menjulurkan lidah.  Nah, saat
mulai dibei makanan semipadat, refleks bayi ‘dipaksa’
berubah.  Kini ia harus menggerakkan lidahnya dari
mulai menjulur, lalu masuk lagi ke dalam sambil
memutar.  “Proses belajar ini sering membuat anak jadi
melepehkan makanannya, karena ia ‘lupa’ untuk memutar
lidah.  Seringkali gerakannya masih ke depan dan ke
belakang,” papar Aryono.

Jelasnya, ketika makanan ditaruh di bagian depan
lidahnya, bayi berusaha menelan dengan menjulurkan
lidahnya.  Tentu saja makanan itu bukannya masuk, tapi
malah ke luar lagi.  Itu karena koordinasi motoriknya
belum bagus.  “Waktu mengisap ASI, kondisi ini tak
jadi masalah, karena puting sudah ada di lidah bagian
belakang.  Tapi begitu yang ada di lidahnya adalah
makanan, si kecil harus berusaha menelannya.  Nah, ini
butuh waktu untuk belajar, kan?”

Refleks menelan ini akan membaik dengan sendirinya,
tergantung pada kemampuan masing-masing bayi dalam
menelan.  Yang jelas, ketrampilan makan memang harus
dilatih.  Bila bayi menangis karena frustrasi tak
mampu menelan, kita harus berhenti sejenak
menyuapinya.
Begitu pun kalau ada reaksi penolakan, jangan bingung,
apalagi sampai hilang kesabaran.  “Pelan-pelan saja
memberikannya.  Melepeh makanan adalah wajar karena
dia sedang belajar.  Yang penting, ciptakan suasana
makan yang menyenangkan buat bayi.”

INSTAN ATAU MEMBUAT SENDIRI?
Saat ini, di toko-toko serba ada banyak dijual makanan
bayi instan maupun siap saji dalam berbagai bentuk dan
rasa.  Menurut Aryono, makanan instan ini boleh saja
diberikan.  “Tapi, sebagai ibu, kita harus kritis. 
Terutama kalau di keluarga ada bakat alergi.  Cobalah
teliti kandungan bahan-bahannya.  Apakah ada bahan
yang bisa memicu reaksi alergi, seperti gluten.”

Keuntungan membeli produk instan, umumnya lebih hemat
dan praktis karena takarannya tercantum dalam kemasan
sehingga tak ada makanan yang tersisa atau terbuang. 
“Tapi perlu diperhatikan segi higienisnya.  Apakah
supermarket atau tokonya memajang dengan benar tanpa
terkontaminasi dengan bahan lain,” saran Aryono.
Kalau membuat sendiri, kita harus siap dengan berbagai
resep makanan semipadat dan waktu untuk mengolahnya. 
Ditambah dengan ketrampilan menakar sesuai kebutuhan
bayi.  Memang repot, tapi terjamin higienisnya dan
bahan-bahannya pun berasal dari bahan yang segar.

TETAP BERIKAN ASI
Setelah makanan semipadat diberikan, bukan berarti ASI
langsung distop, lo.  “Ingat, makanan semipadat adalah
pendamping ASI.  Sampai umur satu tahnu, makanan pokok
anak adalah ASI,” ujar Aryono.
Makanan semipadat diberikan selain untuk melatih
ketrampilan makan si kecil, juga untuk membantu
pertumbuhan anak.

“Memang, ASI eksklusif itu lamanya 6 bulan.  Tapi pada
saat 4 bulan, kita sudah harus mengevaluasi berat
badannya.  Kalau kenaikan berat badannya sampai 4
bulan dengan ASI saja sudah tidak memuaskan, nah,
inilah salah satu kasus bahwa ternyata ASI tidak
mencukupi.  Mulailah tambahkan pendamping ASI. 
Umumnya diberikan susu formula dan kemudian baru
makanan semipadat.”

Jika selama 6 bulan dengan ASI esklusif pertambahan
berat badan bayi tidak mengalami masalah, barulah
makanan semipadat diperkenalkan di usia 6 bulan. 
“Tapi ASI tetap harus diberikan.  Umumnya sampai anak
berusia 2 tahun, sambil terus diperkenalkan dengan
tahapan makannya.  Contoh, di usia setahun, makanannya
boleh mulai agak kasar, tidak diblender tapi
dilembutkan.  Begitu selanjutnya, sambil terus diberi
ASI.”

---------------------------------------------------------



<Yudi Wibowo wrote>:

Saya ayahnya Faiz (9th months) punya beberapa
pertanyaan: 
1. Saat ini Faiz sedang dikenalkan dengan makanan
padat, bubur saring,benarkah bayi akan tidak terlalu
baik bila terlalu sering diberi bubur dengan paduan
hati ayam? terutama saat flu dan pilek?

2. Saat ini giginya baru tumbuh 3 buah, faktor2 apa
saja yang harus diperhatikan?
apakah baik bila di beri nasi tim? atau tunggu nanti
bila pertumbuhan giginya completed?

3. Faiz sekarang ini agak susah makan dan dia baru
makan bila sambil menonton TV terutama Iklan tertentu,
apakah ada dampak negatifnya?

<deleted>


                
__________________________________ 
Yahoo! Mail Mobile 
Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone. 
http://mobile.yahoo.com/learn/mail 

AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke