wah ngga tau mbak, tapi saya ada artikel ttg kue maharani ini...
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/metro/832236.htm
Maharani Menawarkan Harga Murah
JIKA Anda membeli lapis legit, lapis Surabaya, kue sus, brownies, atau black
forest di sebuah toko roti atau pusat perbelanjaan, bisa jadi kue itu
bikinan perusahaan kue Maharani Cake, yang pabrik dan tokonya berlokasi di
Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Rotinya enak, lembut, dan pulen. Bagi yang awam, roti itu tidak ada bedanya
dengan roti buatan perusahaan lain. Namun, banyak pelanggan yang bilang
rasanya lebih enak. "Entah apa," kata Anwar, pelanggan dari Menteng.
Sampai-sampai banyak pembeli yang penasaran ingin melihat pabriknya yang
terletak di belakang dan depan tokonya. "O, ini pabriknya, kami hanya mau
melihat-lihat saja," kata beberapa ibu sambil melihat berkeliling dengan
tersenyum.
Sebenarnya bukan hanya rasanya saja yang membuat Maharani Cake dikenal. Yang
utama adalah harga kue di Maharani Cake jauh lebih murah dibandingkan dengan
yang dijual di toko-toko roti. "Memang kebanyakan mereka membeli di sini
dalam jumlah besar untuk dijual kembali," kata Eno, Kepala Produksi Maharani
Cake.
Harga kue memang murah. Kue sus isi vla, misalnya, harganya cuma Rp 750.
Padahal di toko kue lain, kue tersebut dijual Rp 1.500 atau bahkan lebih.
Lalu kue rol cake besar, harganya cuma Rp 1.000 per potong, begitu pula
dengan rol legit besar. Untuk rol cake dan rol legit kecil cukup Rp 700.
Untuk ukuran loyangan, harga juga relatif lebih murah. Lapis Surabaya Flam,
misalnya, harga termurah Rp 35.000 untuk ukuran 22 x 11 cm, sedangkan harga
termahal Rp 90.000 untuk ukuran 30 x 30cm. Harga itu pun untuk kategori
super atau paling enak. Untuk kategori biasa, ukuran 30 x 30 cm hanya Rp
60.000, sedangkan untuk kategori spesial Rp 75.000.
Maharani Cake tidak hanya membuat kue yang dipanggang. Di sana dibuat pula
pastel isi rogout, sus isi rogout, tahu isi goreng, lemper, roti pisang,
hingga kue-kue kering. Pendek kata, pembeli bisa membeli aneka macam kue dan
makanan ringan langsung ke pabriknya dengan harga murah.
BAGI yang belum biasa, mencari toko dan pabrik kue yang nylempit di
permukiman penduduk itu tidaklah mudah. Tidak ada papan nama dan petunjuk
lokasi toko. Satu-satunya patokan hanyalah gedung bekas Hero Supermarket
Pondok Kopi di Jalan Robusta.
Abdul Syukur (50) sebagai pemilik toko dan pabrik Maharani juga tak mudah
untuk ditemui untuk keperluan publikasi. Sejumlah wartawan, katanya, sudah
berkali-kali mencoba mewawancarai. Tetapi ia selalu menolak. "Saya tidak mau
diekspos. Semua yang saya miliki ini tidak ada harganya. Semua ini ada
karena Tuhan," katanya merendah.
Kepada Kompas, lelaki keturunan Tionghoa yang tidak tamat sekolah lanjutan
tingkat pertama (SLTP) itu mengaku tidak mempunyai ilmu membuat kue. Apalagi
sampai sekolah khusus. Semuanya ia mulai dari nol. "Saya hanya bisa
merasakan. Saya membuat kue dengan belajar sendiri. Soal rasa, tinggal
campur-campur bumbu saja. Kalau kurang enak, ditambah bumbu atau bahan lain
sampai terasa pas. Kalau pun ada bedanya dengan kue dari perusahaan lain,
paling hanya sedikit," katanya.
Usaha kue baru dia mulai tahun 1986 dengan satu oven (pemanggang kue). Tahun
1992, dengan hanya bermodalkan uang Rp 5 juta, Syukur nekat membeli 2.144
meter persegi tanah di Pondok Kopi. Waktu itu harganya Rp 90.000 per meter
persegi.
Mestinya, ia harus membayar Rp 192 juta lebih, tetapi ia dapat meyakinkan
pemilik tanah bahwa ia sanggup melunasi dalam waktu satu bulan. "Saya
mencari dengan cara macam-macam, tetapi halal, dan alhamdulillah bisa. Semua
itu pertolongan Yang Kuasa," katanya.
Sejak itu usahanya terus berkembang. Sekarang ia memiliki 200 karyawan,
mulai dari yang bertugas mengocok telur, memasak, mengemas kue ke dalam dos,
hingga menjaga tokonya.
Kenapa orang menyukai rotinya? Syukur tidak dapat menjelaskannya. Untuk
pemasaran, ia juga mengaku tak pernah beriklan di surat kabar atau radio.
Lewat "iklan" dari mulut ke mulut, pelanggannya terus berdatangan. Menjelang
perayaan hari-hari besar, seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, tokonya
yang sempit itu selalu penuh, baik mereka yang membeli langsung atau yang
mengambil pesanan.
Harga kuenya yang murah mendorong orang untuk mencari. Bayangkan, harga kur
taart untuk ulang tahun yang di toko lain Rp 180.000, di Maharani hanya Rp
90.000.
Kalau ditanya soal keuntungan, Syukur selalu berkelit. "Tanyakan kepada para
karyawan, masuk akal enggak harga sekian bisa menghasilkan keuntungan.
Rasanya mustahil, tetapi kok ya bisa," katanya. "Kuncinya hanya satu. Jangan
mengantongi rezeki sendirian. Dermakan kepada orang yang membutuhkan,"
katanya.
Ia juga mendermakan cara membuat kue kepada semua karyawannya. "Tidak ada
yang saya tutup-tutupi. Kalau ada yang keluar lalu mendirikan usaha kue
sendiri, saya justru senang," katanya.
Eno, yang saat ini menjadi kepala produksi, menyatakan bergabung dengan
Maharani Cake dari awal toko itu berdiri. "Saya waktu itu berumur 19 tahun.
Sekarang sudah 35 tahun dan punya dua anak. Saya cocok sekali dan memang
tidak mau pindah," katanya.
Kenapa Maharani yang menjadi merek dagang? Abdul Syukur mengaku nama itulah
yang terlintas begitu saja ketika ia membulatkan tekat berbisnis kue.
Abdul Syukur dengan Maharaninya hanyalah salah satu wiraswasta yang tekun,
ulet, dan beruntung. Banyak usahawan lain yang mungkin lebih sukses
mengembangkan talentanya masing-masing. (Susi Ivvaty)
----- Original Message -----
From: "Santy Dian Lestari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Wednesday, October 19, 2005 11:23 AM
Subject: [balita-anda] tanya no. telp toko kue maharani
Moms...helps dong
Ada yang tau no. telp toko kue maharani di Pondok kopi?
Temenku ada yang butuh no. telp.nya
Thanks ya moms sebelumnya
Salam,
Santy
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]