Rekan-rekan berikut saya sampaikan artikel yang mungkin berguna bagi
rekan-rekan.

====================

Stres..... pada diri Anak

Stress bukan hanya milik orang dewasa, anak juga dapat mengalami berbagai
gejala yang 
berkaitan dengan sters. Gejala stres pada anak umumnya muncul dalam berbagai
gangguan 
fisik, tetapi kebanyakan dokter tidak dapat menemukan kesalahannya. Stress
pada anak 
juga ditandai dengan munculnya kebiasaan tak lazim. Ini bermuara dari
perasaan tegang, 
tidak aman, atau takut dirasakan anak, tetapi tidak dapat dikomunikasikan
pada 
sekelilingnya.

Penyebab Umum Stres Anak

Di rumah ....

1.      Sering melihat ayah ibu bertengkar. 
2.      Sering dipotong pembicaraannya, disuruh diam, atau tutup mulut.
3.      Sering diabaikan anggota keluarga.
4.      Jika menangis langsung diomeli.
5.      Ditinggal Ibu bekerja.
6.      Orang tua menganiaya secara fisik.
7.      Punya adik baru.
8.      Anak Sakit.
9.      Pindah rumah atau masuk ke lingkungan baru.
10.     Menonton acara TV yang menyeramkan.
11.     Takut hantu, monster atau penjahat.
12.     Khusus balita, stres terjadi karena masalah tidur, makan, buang air
dan sebagainya.


Di sekolah atau di luar rumah ....

1.      Untuk anak usia SD, stres biasanya terjadi karena menghadapi beban
PR dan tugas
2.      Ada guru yang ditakuti.
3.      Terasing, tidak diajak bermain kawan-kawannya.
4.      Diejek kawan, dianggap lemah di antara kawan-kawan.
5.      Dimusuhi lawan.
6.      Mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, huru-hara, dan
perampokan.


Tanda-tanda si Kecil stres

1. Mengalami gangguan makan: tidak mau makan, rewel makannya, makan cuma 
sedikit, muntah ketika makan atau sebaliknya, makannya gembul.

2. Mengalami gangguan tidur : sering terbangun di tengah malam, mimpi buruk,
sulit 
tidur, tidak mau diajak tidur, gelisah, dan ngompol.

3.      Mengalami gangguan fisik : sakit perut, pusing, sakit kepala,
alergi.

4.      Muncul gejala agresivitas : keras kepala, marah, merusak, menyerang.

5.      Menutup diri, tidak mau bergaul, mogok sekolah, murung, cengeng.

6.      Melakukan kebiasaan tak lazim, misal mencabuti rambut, menggigit
kuku, menghisap 
jempol.

Menyikapi stres Anak 

1.      Bangun komunikasi antara anak, orang tua dan guru. Ajak anak lebih
terbuka hingga 
segala masalahnya bisa diketahui. Orang tua dan guru harus sama-sama memberi

pengertian pada anak bahwa "kami memerlukan kamu".

2.      Ubah cara bersikap, berbuat dan bertingkah laku pada anak.

3.      Pada dasarnya orang tua - ayah dan ibu - adalah psikolog ulung bagi
anaknya. Tanpa 
disadari, orang tua mempunyai naluri psikologis yang lebih hebat dari siapa
pun 
terhadap anaknya. Jadi, tidak perlu anak - apalagi balita - dibawa ke
psikolog. 
Kunjungan ke psikolog justru akan membuat anak makin stres lantaran harus
bertemu 
dengan orang asing.

4.      Stres ringan pada anak bisa diatasi dengan memberikan kasih sayang
dan cinta kasih. 
Interaksi dan komunikasi yang lebih intensif antara anak dan orang tua, juga
sangat 
membantu menyelesaikan stres pada anak. Sedang stres berat bisa diatasi
dengan 
cara yang sama, hanya saja memakan waktu yang tidak sebentar.






Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik:
http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet


Kirim email ke