for your reference.

-----Original Message-----
From:   Wiesmarini Anwar [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Friday, June 04, 1999 1:32 PM
To:     Banowati, Diah; Ernita, Ernita; Hary, Suryani; Ibnoe, Lili-Hasan; Manuhutu,
Helda; Manuhutu, Henny; Sari, Tina-Oktiana; Sopa, Rien; Syamsuri, Sumpeni;
Aisyah, Aisyah; Astuti, Desi; Buwono, Erika-B; Dethan, Jenny; Fanari, Nina;
Hendriyani, Yulie; Heryadi, Yussie; Megarani, Otty; Nugroho, Mona; Suryanthy,
Susy; Suswantoro, Winantiyani; Aji, Efi-Karno; Kartika, Dewi; Kusuma, Endang;
Kuswati, Koes; Nuraeni, Ani; Nurhayati, Nurhayati; Rini, Puspita; Syahriar,
Katharina; Yulistyaningrum, Yulistyaningr
Subject:        FW: How to behave?


Ingat, Kita Membesarkan Anak, Bukan Bunga!

David, tetangga saya sebelah, mempunyai dua orang anak yang
berusia lima dan tujuh tahun.  Pada suatu hari dia mengajari anak lelakinya
yang berusia tujuh tahun, Kelly, tentang bagaimana cara mendorong pemotong
rumput berbahan bakar gas mengelilingi halaman.  Ketika dia mengajari anaknya
bagaimana cara membalikkan pemotong rumput itu di pojok halaman, istrinya, Jan,
memanggilnya untuk menanyakan sesuatu.  Ketika David menoleh untuk menjawab
pertanyaan istrinya, Kelly mendorong pemotong rumput tersebut persis melewati
taman bunga di pinggir halaman - meninggalkan dua jejak besar yang rata dengan
tanah! 

Ketika David menoleh kembali dan melihat apa yang telah terjadi,
dia mulai kehilangan kontrol.  David telah menghabiskan banyak waktu dan
tenaga untuk menjadikan taman bunga tersebut sesuatu yang diirikan oleh
tetangga-tetangganya.  Pada saat dia mulai meninggikan suaranya
kepada anak lelakinya, Jan berjalan dengan cepat ke arahnya, meletakkan
tangannya dibahu suaminya dan berkata, "David, ingatlah....kita membesarkan
anak-anak, bukan bunga!"

Jan mengingatkan saya betapa penting sebagai orangtua untuk
ingat akan prioritas-prioritas kita.  Anak-anak dan harga diri mereka jauh
lebih penting dibandingkan dengan berbagai macam benda fisik yang mungkin
mereka pecahkan atau hancurkan.  Kaca jendela pecah oleh sebuah bola baseball,
sebuah lampu berantakan karena ulah seorang anak yang sembrono, atau sebuah
piring yang terjatuh di dapur sudah terlanjur pecah.  Bunga-bunga itu sudah
terlanjur mati. Saya harus ingat untuk tidak menambah kehancuran dengan
mematahkan semangat seorang anak dan mematikan semangat hidup mereka.

-----------------------------------------------


Beberapa minggu yang lalu saya membeli sebuah jaket olah raga.
Mark Michaels, pemilik toko itu, dan saya berbincang-bincang mengenai bagaimana
menjadi orangtua.  Dia memberi tahu saya bahwa ketika dia, istrinya dan anak
perempuan mereka yang berusia tujuh tahun sedang makan malam di luar, anak
perempuan mereka itu memecahkan gelas minumnya.  Setelah air dibersihkan tanpa
adanya kemarahan dari orangtuanya, dia mendongak dan berkata, "Terimakasih
ayah, ibu,
karena ayah dan ibu tidak seperti orangtua-orangtua lainnya.
Sebagian besar orangtua teman-teman saya pasti sudah akan memarahi mereka dan
memberikan nasihat untuk lebih berhati-hati.  Terima kasih karena ayah dan ibu
tidak melakukan itu!" Dulu, ketika saya sedang makan malam dengan beberapa
teman, terjadi peristiwa yang hampir sama.  Anak lelaki mereka yang berusia
lima tahun menumpahkan
segelas susu di meja makan.  Ketika mereka mulai memarahinya,
dengan sengaja saya menjatuhkan gelas saya juga.  Ketika saya jelaskan bahwa
saya masih sering mejatuhkan benda-benda bahkan pada umur 48 tahun, anak
tersebut mulai bersinar wajahnya dan orangtuanya nampaknya paham maksud saya
dan tidak jadi memarahinya.  Betapa mudahnya melupakan bahwa sebenarnya kita
semua masih belajar.

-----------------------------------------------------


Baru-baru ini saya mendengar sebuah kisah dari Stephen Glenn
tentang seorang ilmuwan riset yang terkenal yang telah melakukan beberapa
terobosan penting di bidang medis.  Dia diwawancarai oleh seorang reporter
sebuah surat kabar yang bertanya kepadanya mengapa dia berpikir bahwa dia bisa
menjadi lebih kreatif dibanding kebanyakan orang.  Apa yang membuat dirinya
begitu jauh berbeda dari
orang-orang lain? Dia menjawab bahwa, menurut pendapatnya, semua itu berasal
dari sebuah pengalaman yang dia miliki bersama dengan ibunya yang terjadi
ketika dia masih berusia tiga tahun.  Dia mencoba mengeluarkan sebotol susu
dari lemari pendingin dengan satu tangan dan botol itu terlepas karena licin
dan jatuh, isinya tumpah memenuhi seluruh lantai dapur --- benar-benar menjadi
lautan susu! Ketika ibunya masuk ke dapur, dia tidak membentaknya,
menguliahinya atau menghukumnya, tapi malah berkata, "Robert, betapa hebat dan
bagusnya kekacauan
yang telah kamu buat!  Ibu jarang sekali melihat genangan susu
yang begitu luas.  Begini, semua ini tela terlanjur terjadi.  Maukah kamu
bermain dikubangan susu itu barang sebentar sebelum kita membersihkannya?" Dia
pun melakukan perintah ibunya.  Setelah beberapa menit, ibunya berkata, "Kamu
tahu, Robert, setiap kali kamu bikin kotor dan kacau seperti ini, akhirnya kamu
sendiri toh harus membersihkannya dan mengembalikan segala sesuatunya seperti
semula.  Jadi, bagaimana kamu akan membereskannya? Kita bisa menggunakan sepon,
handuk, atau kain pel.  Mana yang kamu pilih?
Robert memilih sepon dan mereka berdua membersihkan tumpahan susu
tersebut. Kemudian ibunya berkata, "Kamu tahu, apa yang kita miliki di
sini adalah eksperimen yang gagal mengenai bagaimana membawa sebuah botol susu
yang besar dengan dua tangan kecil secara efektif.  Mari kita ke halaman
belakang dan mengisis botol itu dengan air dan kita lihat apakah kamu bisa
menemukan cara untuk membawa botol itu tanpa menjatuhkannya."  Anak lelaki
kecil itu belajar bahwa kalau dia memegang botol dibagian atas dekat bibir
botol dengan kedua tangannya, dia bisa membawa botol itu tanpa menjatuhkannya.
Sungguh pelajaran yang sangat hebat! Ilmuwan terkenal  itu kemudian menambahkan
bahwa tepat pada saat itulah dia thu dia tidak perlu takut membuat kesalahan. 
Sebaliknya, dia belajar bahwa kesalahan-kesalahan sebenarnya justru merupakan
kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, yang bagaimanapun juga, memang
itulah esensi eksperimen ilmiah.  Bahkan kalau sebuah eksperimen "tidak jalan,"
biasanya kita tetap bisa belajar mengenai sesuatu yang bermanfaat dari
kegagalan itu. Apakah tidak akan merupakan sesuatu yang sangat berarti bila
orangtua memberikan respon yang sama dengan respon yang diberikan oleh ibu
Robert kepadanya?

---------------------------------------------

Kiah terakhir yang menggambarkan aplikasi sikap ini dalam konteks
orang dewasa diceritakan oleh Paul Harvey di sebuah radio beberapa tahun yang
lalu. Seorang wanita muda sedang mengemudikan mobilnya dalam perjalanan pulang
dari kerja ketika bagian depan mobilnya menabrak bumper sebuah mobil lain. Dia
menangis ketika mengatakan bahwa mobil itu mobil barunya, baru beberapa hari
keluar dari sebuah showroom.  Bagaimana dia akan menjelaskan kepada suaminya
tentang kerusakan itu? Pengemudi mobil lain tadi adalah seorang yang simpatik,
tetapi mengatakan bahwa mereka harus saling mencatat nomor SIM dan nomor
registrasi mereka. Ketika wanita muda tadi memasukkan tangannya ke dalam sebuah
amplop besar berwarna coklat untuk mengambil dokumen-dokumen mobilnya, secarik
kertas terjatuh.  Di atas kertas tersebut terdapat kata-kata yang ditulis
dengan tulisan tangan tebal, jelek, maskulin (tulisan tangan suaminya): "Kalau
terjadi kecelakaan ... ingatlah, sayang, kaulah yang kucintai, bukan mobilnya!"

*********************************************

Marilah selalu kita ingat bahwa semangat anak-anak kita jauh lebih
penting dibandingkan dengan benda-benda apa pun juga.  kalau kita selalu
ingat akan hal itu, harga diri dan cinta akan berkembang dan tumbuh jauh lebih
indah daripada setiap taman bunga.

Jack Canfield


Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet




Kirim email ke