Bu Dyah, kasus begini sering kali terjadi, kadang saya juga suka heran, udah
tau beritanya dari balita-anda, koq difw lagi ke balita-anda, padahal kita
semua udah terima dan membacanya kan........

> ----------
> From:         Dyah Qwartina[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Wednesday, June 16, 1999 12:52 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      Re: [balita-anda] FW: FW: How to behave?
> 
> kenapa sih kok dikirim terus - menerus ..........satu kali aja saya rasa
> semua udah baca kok.............masak habis di fw, di fw lagi........dan
> sekarang di fw lagi ? bosan dong.........topik yang lain deh..........
> -----Original Message-----
> From: ella <[EMAIL PROTECTED]>
> To: '[EMAIL PROTECTED]' <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: 16 June 1999 12:48
> Subject: RE: [balita-anda] FW: FW: How to behave?
> 
> 
> >> Ingat, Kita Membesarkan Anak, Bukan Bunga!
> >>
> >> David, tetangga saya sebelah, mempunyai dua orang anak yang
> >> berusia lima dan tujuh tahun.  Pada suatu hari dia mengajari anak
> >> lelakinya
> >> yang berusia tujuh tahun, Kelly, tentang bagaimana cara mendorong
> pemotong
> >> rumput berbahan bakar gas mengelilingi halaman.  Ketika dia mengajari
> >> anaknya
> >> bagaimana cara membalikkan pemotong rumput itu di pojok halaman,
> istrinya,
> >> Jan,
> >> memanggilnya untuk menanyakan sesuatu.  Ketika David menoleh untuk
> >> menjawab
> >> pertanyaan istrinya, Kelly mendorong pemotong rumput tersebut persis
> >> melewati
> >> taman bunga di pinggir halaman - meninggalkan dua jejak besar yang rata
> >> dengan
> >> tanah!
> >>
> >> Ketika David menoleh kembali dan melihat apa yang telah terjadi,
> >> dia mulai kehilangan kontrol.  David telah menghabiskan banyak waktu
> dan
> >> tenaga untuk menjadikan taman bunga tersebut sesuatu yang diirikan oleh
> >> tetangga-tetangganya.  Pada saat dia mulai meninggikan suaranya
> >> kepada anak lelakinya, Jan berjalan dengan cepat ke arahnya, meletakkan
> >> tangannya dibahu suaminya dan berkata, "David, ingatlah....kita
> >> membesarkan
> >> anak-anak, bukan bunga!"
> >>
> >> Jan mengingatkan saya betapa penting sebagai orangtua untuk
> >> ingat akan prioritas-prioritas kita.  Anak-anak dan harga diri mereka
> jauh
> >> lebih penting dibandingkan dengan berbagai macam benda fisik yang
> mungkin
> >> mereka pecahkan atau hancurkan.  Kaca jendela pecah oleh sebuah bola
> >> baseball,
> >> sebuah lampu berantakan karena ulah seorang anak yang sembrono, atau
> >> sebuah
> >> piring yang terjatuh di dapur sudah terlanjur pecah.  Bunga-bunga itu
> >> sudah
> >> terlanjur mati. Saya harus ingat untuk tidak menambah kehancuran dengan
> >> mematahkan semangat seorang anak dan mematikan semangat hidup mereka.
> >>
> >> -----------------------------------------------
> >>
> >>
> >> Beberapa minggu yang lalu saya membeli sebuah jaket olah raga.
> >> Mark Michaels, pemilik toko itu, dan saya berbincang-bincang mengenai
> >> bagaimana
> >> menjadi orangtua.  Dia memberi tahu saya bahwa ketika dia, istrinya dan
> >> anak
> >> perempuan mereka yang berusia tujuh tahun sedang makan malam di luar,
> anak
> >> perempuan mereka itu memecahkan gelas minumnya.  Setelah air
> dibersihkan
> >> tanpa
> >> adanya kemarahan dari orangtuanya, dia mendongak dan berkata,
> "Terimakasih
> >> ayah, ibu,
> >> karena ayah dan ibu tidak seperti orangtua-orangtua lainnya.
> >> Sebagian besar orangtua teman-teman saya pasti sudah akan memarahi
> mereka
> >> dan
> >> memberikan nasihat untuk lebih berhati-hati.  Terima kasih karena ayah
> dan
> >> ibu
> >> tidak melakukan itu!" Dulu, ketika saya sedang makan malam dengan
> beberapa
> >> teman, terjadi peristiwa yang hampir sama.  Anak lelaki mereka yang
> >> berusia
> >> lima tahun menumpahkan
> >> segelas susu di meja makan.  Ketika mereka mulai memarahinya,
> >> dengan sengaja saya menjatuhkan gelas saya juga.  Ketika saya jelaskan
> >> bahwa
> >> saya masih sering mejatuhkan benda-benda bahkan pada umur 48 tahun,
> anak
> >> tersebut mulai bersinar wajahnya dan orangtuanya nampaknya paham maksud
> >> saya
> >> dan tidak jadi memarahinya.  Betapa mudahnya melupakan bahwa sebenarnya
> >> kita
> >> semua masih belajar.
> >>
> >> -----------------------------------------------------
> >>
> >>
> >> Baru-baru ini saya mendengar sebuah kisah dari Stephen Glenn
> >> tentang seorang ilmuwan riset yang terkenal yang telah melakukan
> beberapa
> >> terobosan penting di bidang medis.  Dia diwawancarai oleh seorang
> reporter
> >> sebuah surat kabar yang bertanya kepadanya mengapa dia berpikir bahwa
> dia
> >> bisa
> >> menjadi lebih kreatif dibanding kebanyakan orang.  Apa yang membuat
> >> dirinya
> >> begitu jauh berbeda dari
> >> orang-orang lain? Dia menjawab bahwa, menurut pendapatnya, semua itu
> >> berasal
> >> dari sebuah pengalaman yang dia miliki bersama dengan ibunya yang
> terjadi
> >> ketika dia masih berusia tiga tahun.  Dia mencoba mengeluarkan sebotol
> >> susu
> >> dari lemari pendingin dengan satu tangan dan botol itu terlepas karena
> >> licin
> >> dan jatuh, isinya tumpah memenuhi seluruh lantai dapur --- benar-benar
> >> menjadi
> >> lautan susu! Ketika ibunya masuk ke dapur, dia tidak membentaknya,
> >> menguliahinya atau menghukumnya, tapi malah berkata, "Robert, betapa
> hebat
> >> dan
> >> bagusnya kekacauan
> >> yang telah kamu buat!  Ibu jarang sekali melihat genangan susu
> >> yang begitu luas.  Begini, semua ini tela terlanjur terjadi.  Maukah
> kamu
> >> bermain dikubangan susu itu barang sebentar sebelum kita
> membersihkannya?"
> >> Dia
> >> pun melakukan perintah ibunya.  Setelah beberapa menit, ibunya berkata,
> >> "Kamu
> >> tahu, Robert, setiap kali kamu bikin kotor dan kacau seperti ini,
> akhirnya
> >> kamu
> >> sendiri toh harus membersihkannya dan mengembalikan segala sesuatunya
> >> seperti
> >> semula.  Jadi, bagaimana kamu akan membereskannya? Kita bisa
> menggunakan
> >> sepon,
> >> handuk, atau kain pel.  Mana yang kamu pilih?
> >> Robert memilih sepon dan mereka berdua membersihkan tumpahan susu
> >> tersebut. Kemudian ibunya berkata, "Kamu tahu, apa yang kita miliki di
> >> sini adalah eksperimen yang gagal mengenai bagaimana membawa sebuah
> botol
> >> susu
> >> yang besar dengan dua tangan kecil secara efektif.  Mari kita ke
> halaman
> >> belakang dan mengisis botol itu dengan air dan kita lihat apakah kamu
> bisa
> >> menemukan cara untuk membawa botol itu tanpa menjatuhkannya."  Anak
> lelaki
> >> kecil itu belajar bahwa kalau dia memegang botol dibagian atas dekat
> bibir
> >> botol dengan kedua tangannya, dia bisa membawa botol itu tanpa
> >> menjatuhkannya.
> >> Sungguh pelajaran yang sangat hebat! Ilmuwan terkenal  itu kemudian
> >> menambahkan
> >> bahwa tepat pada saat itulah dia thu dia tidak perlu takut membuat
> >> kesalahan.
> >> Sebaliknya, dia belajar bahwa kesalahan-kesalahan sebenarnya justru
> >> merupakan
> >> kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, yang bagaimanapun juga,
> >> memang
> >> itulah esensi eksperimen ilmiah.  Bahkan kalau sebuah eksperimen "tidak
> >> jalan,"
> >> biasanya kita tetap bisa belajar mengenai sesuatu yang bermanfaat dari
> >> kegagalan itu. Apakah tidak akan merupakan sesuatu yang sangat berarti
> >> bila
> >> orangtua memberikan respon yang sama dengan respon yang diberikan oleh
> ibu
> >> Robert kepadanya?
> >>
> >> ---------------------------------------------
> >>
> >> Kiah terakhir yang menggambarkan aplikasi sikap ini dalam konteks
> >> orang dewasa diceritakan oleh Paul Harvey di sebuah radio beberapa
> tahun
> >> yang
> >> lalu. Seorang wanita muda sedang mengemudikan mobilnya dalam perjalanan
> >> pulang
> >> dari kerja ketika bagian depan mobilnya menabrak bumper sebuah mobil
> lain.
> >> Dia
> >> menangis ketika mengatakan bahwa mobil itu mobil barunya, baru beberapa
> >> hari
> >> keluar dari sebuah showroom.  Bagaimana dia akan menjelaskan kepada
> >> suaminya
> >> tentang kerusakan itu? Pengemudi mobil lain tadi adalah seorang yang
> >> simpatik,
> >> tetapi mengatakan bahwa mereka harus saling mencatat nomor SIM dan
> nomor
> >> registrasi mereka. Ketika wanita muda tadi memasukkan tangannya ke
> dalam
> >> sebuah
> >> amplop besar berwarna coklat untuk mengambil dokumen-dokumen mobilnya,
> >> secarik
> >> kertas terjatuh.  Di atas kertas tersebut terdapat kata-kata yang
> ditulis
> >> dengan tulisan tangan tebal, jelek, maskulin (tulisan tangan suaminya):
> >> "Kalau
> >> terjadi kecelakaan ... ingatlah, sayang, kaulah yang kucintai, bukan
> >> mobilnya!"
> >>
> >> *********************************************
> >>
> >> Marilah selalu kita ingat bahwa semangat anak-anak kita jauh lebih
> >> penting dibandingkan dengan benda-benda apa pun juga.  kalau kita
> selalu
> >> ingat akan hal itu, harga diri dan cinta akan berkembang dan tumbuh
> jauh
> >> lebih
> >> indah daripada setiap taman bunga.
> >>
> >> Jack Canfield
> >>
> >>
> >>
> >
> >Kunjungi:
> >http://www.balita-anda.indoglobal.com
> >
> >-------------------------------------------------------------------------
> -
> >"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
> >Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> >Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> >http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di
> Internet
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> 
> Kunjungi:
> http://www.balita-anda.indoglobal.com
> 
> --------------------------------------------------------------------------
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
> Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
> 
> 
> 
> 
> 

Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet




Kirim email ke