Mba' Stella,

Terima kasih atas info pengalamannya. Dengan begini saya tidak perlu 
terlalu kawatir (dan menghemat energi drpd harus 'bersitegang' dg ibu 
mertua). Masih ada pertanyaan, apa Mba' pernah memberikan makanan bersantan 
(lodeh, opor dlsb)? Bagaimana reaksi anak Ibu?

Tapi saya masih ragu dg kue-kue yg cukup berlemak dan bergula. Ada teman yg 
bisa beri saran atau input lainnya? Terima kasih,

Zullia Saida
OFfice of Transition Initiative (OTI)
United States Agency for International Development (USAID)
American Embassy
Jl. Merdeka Selatan 3-5,Jakarta 10110
Phone : (62-21) 344 2211 ext. 2356
Fax   : (62-21) 3483 0916
e-mail: [EMAIL PROTECTED]


-------------
Original Text
From: "Stella Martini" <[EMAIL PROTECTED]>, on 11/19/99 11:36 AM:
To: internet[<[EMAIL PROTECTED]>]

Mbak,

Saya tidak punya jawaban untuk semua pertanyaan mbak, tapi saya coba share 
yang pernah saya alami, ya.

Putra saya juga hampir 16 bulan, selama ini masih makan nasi tim, belum 
bisa makan nasi biasa seperti orang dewasa. Hanya, saja lauknya sering saya 
berikan sama dengan lauk saya, dengan catatan tidak pedas, asam dan harus 
bergizi (kalo lauk seperti tumis labu siam atau orak-arik kol tentu tidak 
saya kasih, kan gizinya sedikit sekali). Jadi, kalau saya bikin sop, goreng 
tahu, goreng ayam, cap cay,  sering saya berikan juga buat putra saya, 
setelah makanan tersebut dipotong hampir hancur. Dalam memasak makanan 
untuk orang dewasa, saya tidak pernah memakai bumbu penyedap (seperti 
masako, royco, dst)jadi putra saya bisa ikut mencicipi. Saya pernah membaca 
dan dapat info dari DSA bahwa setelah berumur 1 tahun, pencernaan anak 
hampir sama dengan pencernaan orang dewasa, jadi sebenarnya dia sudah boleh 
makan apa saja yang dimakan orang  tuanya. Paling kita perlu 
memperkenalkannya pelan-pelan, supaya pencernaannya beradaptasi.

Jadi, sekarang hampir semua makanan sudah pernah dicoba putra saya dan 
untunglah pencernaannya pun bisa menerima. Kue-kue yang saya yakin 
kebersihan dan keamanannya (tidak pake pewarna dan pengawet), seringnya sih 
saya bikin sendiri, seperti bolu kukus, poding, black forrest, kue lapis, 
kue lumpur, macam-macam roti manis, cukup disukai oleh putra saya, apalagi 
kalo makaroni skotel. Walaupun tidak bisa makan banyak, yah asal dia tahu 
rasanya saja. Begitu juga jenis lauk-pauk, sayur asempun suka saya berikan, 
paling 1 sdm sudah tidak mau lagi (mungkin kepedasan). 
Jadi,saya rasa tidak apa-apa kalo anak mbak mulai diberi makanan-makanan 
tersebut (FYI, putra saya mulai makan makanan kayak gitu sejak usia 6 bulan,
 lho)

Mungkin putra Mbak lidahnya lecet/luka karena habis makan/minum sesuatu 
yang agak panas. Berikan saja dulu makanan yang halus-halus dan 
sering-sering berikan buah supaya cepat sembuh. Mudah-mudahan setelah 
sembuh, nafsu makannya kembali normal ya , mbak. Salam !




Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com

Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: 
[EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet









Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet






Kirim email ke