Saya curiga berita ini. Aneh dua suarat hampir mirip, jumlahnya beda.
valid...atau ada maksud tertentu....?
Selain harus hati-hati belanja di Makro, tampaknya kita harus hati-hati
mempercayai suatu mail...


----- Original Message -----
From: Imelda Pasni <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, November 19, 1999 9:24 AM
Subject: [balita-anda] HATI HATI "SINDIKAT SECURITY MAKRO" PASAR REBO !!!!


>
>
> Ati-ati aja.... kalo cerita dibawah ini emang bener......
>
>
> -----Original Message-----
>
>
> Seorang sahabat saya yang saya kenal sangat baik, baik di lingkungan
> rumahnya maupun di kantornya, telah "dikerjai" oleh Sindikat Security
MAKRO
> Pasar Rebo, salah seorang securitynya bernama "SUTRISNO". Sindikat ini
> dengan sengaja mencari korbannya dengan cara mengintai dan membuat jebakan
> agar korbannya melakukan kelalaian. Dimana jebakannya adalah:
> Barang barang di Makro Pasar Rebo, ada beberapa yang Bar Code-nya sengaja
> dilepas dan di jatuhkan di sekitar barang tersebut berada. Tapi antara
> barang yang tidak ada Bar Code-nya dan Bar Code yang tercecer tersebut
> dibuat perbedaan harga beberapa ribu rupiah. Nah teman saya ini salah satu
> korbannya, begitu barang yang diambilnya tidak ada harganya, lantas dia
> mengambil Bar Code yang lepas tersebut, karena dia mengira Bar Code
tersebut
> lepas dari barang tersebut. Kemudian sahabat saya ini melanjutkan mencari
> barang yang lainnya yang tanpa di sadari telah dibuntuti oleh Oknum
Sindikat
> Security Makro tersebut. Ketika tiba di Kasir dan membayar tidak ada
masalah
> sama sekali, kemudian ketika memasuki pemeriksaan barang ketika akan
keluar
> pintu Makro juga tidak ada masalah. Namun beberapa saat kemudian tiga
orang
> Oknum Security menangkap sahabat saya ini, langsung dengan tuduhan
"menukar
> Bar Code" dan langsung dibawa ke ruang atas Pos Security dan di intrograsi
> dengan kasar dan memukul mukul meja. Sahabat saya lalu di beri dua
pilihan,
> ke kantor Polisi atau membayar denda 10 X lipat dari barang yang telah
> ditukar Bar Code nya seharga Rp. 47.000,- X 10 = Rp. 470,000,-. Dibawah
> ancaman dan intimidasi dari Oknum Security Makro tersebut, sahabat saya
ini
> dipaksa menandatangani "Surat Pernyataan Telah Mencuri Barang". Akhirnya
> karena sangat terpaksa dan diselimuti rasa takut yang dalam, sabahat saya
> ini terpaksa menandatangani Surat Palsu tersebut, karena sahabat saya ini
> "BUKAN MENCURI" tapi "MEMPERBAIKI KELALAIAN MAKRO" atau lebih jelasnya
> "TERJEBAK SINDIKAT SECURITY MAKRO PASAR REBO". Karena tidak membawa uang
> sebanyak itu, semua barang barang yang telah di beli diMakro di sita oleh
> Security Makro, TANPA DIKETAHUI OLEH MANAGEMENT MAKRO SAMA SEKALI. Dengan
> sedih sahabat saya ini ditanya oleh istrinya: "Mas.. mana beras dan susu
> yang Mas beli ? " Sangat menyedihkan memang ........ Beras dan Susu untuk
> anak dari sahabat saya ini DIJARAH HABIS OLEH OKNUM SECURITY MAKRO !!!!.
> Benar benar KETERLALUAN DAN KEJAM !!!. Akhirnya karena sahabat saya ini
> selalu termenung disaat kerja, akhirnya kami sebagai sabahatnya berusaha
> meluruskan permasalahn ini ke Management Makro Pasar Rebo, namun selalu di
> perhadapkan dengan pihak security seakan management makro tidak mau tahu,
> Dari mulai ke Bp. SADINO, FIKRI dan yang lainnya. Semuanya tidak mau
> perduli. Kami hanya minta penjelasan ada tidak peraturan denda 10 X lipat?
.
> Lantas lari kemana uang denda yang 10 X lipat tersebut ? DIMAKAN SECURITY
> ?????????. BAGAIMANA DENGAN MANAGENET MAKRO MENANGGAPI INI SEMUA ???
APAKAH
> BAR CODE YANG LEPAS DI SENGAJA ????? ATAU MEMANG SEMUA KARYAWAN MAKRO
"TIDAK
> BECUS" CARA KERJANYA ????   APA BUKTI KESALAHAN SAHABAT SAYA TERSEBUT ??
> APAKAH ADA REKAMAN VIDEONYA ???  BISA DI BUKTIKAN ???  KENAPA TIDAK DI
> TANGKAP KETIKA BERADA DI KASIR ATAU SAAT BARANG DICHECK DI PINTU KELUAR
> ??????   SAYA YAKIN MAKRO TIDAK MAMPU MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN INI !!!!!
> PERUSAHAAN BESAR TAPI TIDAK PROFESIONAL !!!!
>
> SEKALI LAGI HATI HATI BERBELANJA DI MAKRO !!!!!!!!!

> -----Original Message-----
> From: Hadi Kuntoro
> Sent: 19 Nopember 1999 11:10
> To: news
> Subject: HATI-HATI BELANJA KE MAKRO....!
>
> HATI-HATI BELANJA KE MAKRO....!
>
> Nama saya (Junaedi, PT.TAM, PAD, MCDP Engine Plant, Noreg. 893421, ext
> 1740)mengalami kejadian yang sangat tidak mengenakkan hati di Pusat
> Perbeelanjaan Makro Pasar Rebo, ceritanya begini:
>
> Minggu 14 November Saya belanja, Beras, susu, indomie dan
> kebutuhan-kebutuhan rumah tangga yang lain.  Tidak lupa dia membeli barang
> yang selama ini didambakan yakni sepatu cats. Disinilah masalah mulai
> timbul.
> Pilih sana sini cari sepatu yang murah,  saya pilih sepatu cats merek
Dunlop
> tidak bertali nomor 39 yang stok tinggal satu-satunya. Namun ada masalah
> dengan sepatu tersebut, yaitu barcode-nya tidak ada, dan dilihat disebelah
> sepatu tersebut ada barcode tidak bertuan, tergeletak begitu saja pada
> sepatu yang sama tapi nomornya beda, yaitu nomor 38 (Bentuk barcode untuk
> sepatu Dunlop  sama yakni diikat menggunakan tali / insulock dan
dicantelkan
> disepatunya). Saya berpikir itu pasti barcode sepatu nomor 39 yang akan
Saya
> ambil, mungkin terjatuh pikirku (harga barang tidak tercantum pada
barcode).
>
> Selesai belanja Saya ke Kasir, pada saat di scan oleh kasir (Saya Belanja
> sebanya Rp 428.000 termasuk sepatu, yang harganya menurut barcode Rp
39.000
> discount sekian persen karena ada discount) tidak bermasalah (tentu saja
> kasir sudah cek kesesuaian antara barang dan barcode) kemudian Saya
melewati
> kasir dan di cek oleh Cecker/Inspektor dan pengecekan juga oke.
>
> Pada saat mau keluar Saya  tiba-tiba dihampiri oleh seseorang (Satpam)
> berpakaian preman dan diperintahkan ke ruangan yang letaknya dilantai
atas.
> "Ada apa pak...?" Saya kebingungan karena merasa tak bersalah
> "Tunggu saja disini" satpam keluar ruangan.
>
> Beberapa saat kemudian datang dua orang lagi, satu berpakaian preman dan
> satunya berpakaian satpam namanya Sutrisno (terpampang di dadanya). Dan
> peristiwa selanjutnya yang terjadi adalah investigasi dengan tuduhan
> pencurian karena menukar barcode, seluruh tubuh saya digeledah dompet
dibuka
> dll persis seperti maling.
> Belakangan diketahui bahwa sepatu yang Saya beli seharusnya Dunlop
berharga
> Rp 45.000 sedang barcode tak bertuan yang Saya tempelin sepatu Dunlop
> berharga Rp 39.000 beda  Rp 6.000) dan Saya juga bilang ke satpam akan
balik
> ke kasir bayar kekurangannya atau membatalkan saja transaksinya.
> Tapi dijawab tidak bisa oleh satpamnya. Saya minta ijin akan menghadap
> langsung ke bagian Customer Service Makro tapi dilarang  juga.
>
> Tingkah Polah satpam Makro waktu itu melebihi marahnya  seorang Jenderal ;
> menggebrak meja, membentak,mengumpat ,memaksa Saya mengaku maling dan
> berpidato "setiap bulan Makro mendrita kerugian 50 jutaan karena
kehilangan
> barang....!!"
> Tidak lama kemudian Saya disodori surat pernyataan  yang harus
> ditandatangani yang isinya menyatakan saya bersalah melakukan tindak
> pencurian dan harus membayar kerugian ke Makro. Besarnya ganti kerugian
> ditentukan satpam Makro sebesaar 10 kali lipat harga barang atau sebesar
Rp
> 450.000 (ini aturan Makro karanya). Saya tentu saja Saya tolak karena saya
> hanya khilaf karena ketidaktahuan Saya
>
> Satpam tidak mau tahu bahkan Saya diberi alternatif yang sangat sulit
yaitu
> tandatangan saat itu juga dan menyerahkan ganti rugi  10x lipat atau milih
> dibawa ke Polisi..?
> Karena terbayang pilihan kedua akan sangat-sangat menyulitkan karena modal
> pas-pasan, dan mengingat beking tidak punya, dan seumur umur belum pernah
> berurusan dengan polisi.
> Akhirnya dengan sangat terpaksa dan dengan hati yang pilu surat Saya tanda
> tangani
>
> Karena uang di dompet tinggal 50 ribu maka Saya menyerahkan saja belanjaan
> yang nilainya 428 ribu. Dan diterima oleh saatpam tanpa tanda terima
(tidak
> diberi) Print/Kwitansi belanja dan kartu Makro ditahan dan Saya
> diperintahkan pergi begitu saja tanpa membawa apapun termasuk sepatu yang
> membuat Saya sial itu.
>
> Kesedihan kurasakan bagaikan mimpi, karena separo lebih sisa gaji saya
> sebagai karyawan kelas 4 di PT.TAM musnah begitu saja tanpa ada yang
> dimintai pertolongan. Kepedihan hati makin terasakan menyayat saat tiba
> pondokanku
> "Pak berasnya mana..?" Istriku menyambut dengan keheranan karena di
Motorku
> tidak terlihat beras yang sedang dia tunggu-tunggu sejak pagi tadi .
> "Katanya mau dibelikan oleh-oleh, mana pak..?" kata anakku  yang semata
> wayang.
> "Tadi bapak kebetulan kartu Makronya ilang jadi nggak jadi belanja" Aku
> tidak mengatakan terus terang karena takut kasihan istriku turut sedih.
>
> Keesokan harinya Senin 15 Nop 1999 aku ceritakan masalahku itu kepada
> rekan-rekannya, itupun setelah berulang kali aku didesak karena biasanya
> periang terlihat murung .
> Hari itu juga Bp. Sutarto (atasanku langsung) dan seorang rekanku dari
MCDP
> berinisiatif datang ke Makro untuk mengklarifikasi masalah tersebut, yang
> dicari adalah bagian Customer Service,tapi ternyata customer service tidak
> bisa menjelaskan apapun dan meraka malah dioper ke satpam, disana ditemui
> oleh Sutrisno yang menginterogasiku  dan seorang lagi kordinaator satpam
> (namanya tidak tahu), tapi tidak membawa hasil karena lagi-lagi yang
didapat
> adalah pidato "setiap bulan Makro menderita kerugian 50 jutaan karena
> kehilangan barang...".
>
> Kami ingin klarifikasi mengenai aturan denda 10 x Lipat.
> Aturan denda sebesar 10 kali lipat barang bagi tindak kelalaian memasang
> barcode tidak kami dapatkan, dan anehnya saat itu juga kartu anggota Makro
> yang ditahan dikembalikan lagi bahkan satpamnya bilang bahwa saat itu juga
> Saya sudah boleh berbelanja lagi, padahal setahu saya bila telah didakwa
> melakukan tindak kecurangan di Makro maka  kartu akan dicabut.
>
> Hari selasa 16 Nop 1999 2 rekan di MCDP mencoba menghubungi via telpon ke
> Makro (8404080 ext 1701) dan dierima oleh Bp Dwi yang intinya dengan
> membayar ke 10x Lipat harga barang  berarti masalah sudah dianggap damai
> dan selesai , dan beliau menawar untuk ke Polisi saja kalau tidaak puas
> (jawaban tidak beda dengan pernyataannya sehari sebelumnya ) Bp Dwi juga
> menyarankan untuk menghubungi bapak Fikri (ext 7210) yang setelah
dihubungi
> ke teleponnya dari pagi sampai sore tidak pernah ada yang mengangkat
> teleponnya..
>
> Hari selasa 16 Nop 1999 Atasan saya (yang mengirim email ini ) mencoba
> menghubungi via telpon ke Makro (8404080 ext 17.../ Bagian Personalia) dan
> dipersilahkan bicara dengan salah satu pejabat di Makro namanya Bp.Basuki
> yang penjelasannya tidak beda dengan Bp.Dwi dan beliau menegaskan siapapun
> yang bersalah, entah sengaja atau tidak Beliau tidak mau tahu, tinggal
pilih
> saja denda 10 kali lipat harga barang atau ke Polisi..!
>
> Saya menyayangkan pihak Makro kenapa :
> 1. Mengapa ada barang yang tergeletak tanpa Barcode  dan tidak ditegur
> karyawannnya yang bertugas mengecek atau memsasang barcode tersebut..?
Bila
> stock barang tinggal satu & tanpa barcode sementara ada barcode tergeletak
> didekat barang tersebut maka siapapun akan bisa terjebak untuk memasangnya
> di barang yang tinggal saatu tersebut pada saat di memutuskan untuk
> membelinya.
> 2. Mengapa Pengawas / Satpam di Makro malah membiarkan (menjebak..?)
> orang yang tanpa sengaja melakukan kesalahan..? Mbok ya diingatkan.
> 3. Mengapa Kasir tidak mengkonfirmasikan bahwa antara barcode dan
> barang berbeda (barcode sepatu nomor 38 dan yang dibawa sepatu nomor 39)
> 4. Mengapa Inspektor setali tiga uang dengan Kasir..? Apa inspektor
> kerjanya hanya nyoret belanjaan dan stempel saja..?
> 5. Mengapa Satpam Makro memvonis Saya bersalah tanpa mendengarkan
> penjelasan saya ..? dan melarang Saya mengadukan masalahnya ke bagian
> Customer relation atau pejabat perusahaan yang ada disitu..?
> 6. Akibat kelalaiannya (yang tidak disengaja) perbedaan harga hanya Rp
> 6.000 rupiah, mengapa Saya didenda (dikutip) sebesar 10 kali lipat dari
> harga Sepatu yang 45 ribu..?
> 7. Mengapa Makro tidak memberikan bukti kwitansi  pembayaran (Kutipan)
> yang katanya merupakan ganti rugi tersebut..? mungkin Makro takut karena
ini
> perbuatan Ileegal..?
> 8. Mengapa aturan yang ilegal tersebut dibenarkan oleh salah satu
> pejabat disana..? (Bp. Basuki) apakah pada laporan neraca akhir tahun
Makro
> juga mencantumkan..? misalnya sebagai pendapatan kutipan tahun  1999...?
> 9. Mengapa aturan denda 10 kali lipat itu hanya sepihak..?
> anggota-anggotanya  tidak tahu ada aturan seperti itu.
> 10. Atau semua ini hanya jebakan Oknum di makro..?
> 11. Tapi mengapa di-Amin-i oleh Pejabat disana..?
>
> Wallahu A'lam......mudah-mudahan yang seperti ini tidak terjadi pada anda,
> berpikirlah kembali masak-masak bila anda  memutuskan untuk belanja ke
Makro
> yang sewenang-wenang kepada orang kecil  seperti itu, toh saat ini pusat
> perkulakan  yang lain menjamur di mana-mana tidak perlu kartu lagi.
>
> Bila bapak /Ibu ada yang kenal dengan salah satu pejabat di makro tolong
> sampaikan keluhan kami ini, kami adalah orang kecil yang tidak punya
beking
> apapun yang pada setiap urusan dengan yang lebih besar pasti akan
> tersingkirkan semudah membalik telapak tangan. "
> Yang gede berlagak yang kecil diinjak-injak....mudah-mudahan ada hikmah
yang
> bisa didapat diri cerita ini......."
> Mohon do forward ke teman-teman anda yang punya email, agar mereka
> hati-hati, atau ada yang tahu email-nya makro..?
>
> Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
> "Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
>
> -= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
> Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
> EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email:
[EMAIL PROTECTED]
> Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
> http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
>
>
>
>
>
>
>


Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/ 
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet






Reply via email to