Mbak Septia, Waktu melahirkan saya tidak pakai epidural karena meskipun diinfus tapi mulesnya cuma sedikit. Tapi saya pernah baca artikel di baby centre bahwa di negara barat khususnya, ibu hamil memiliki keleluasaan untuk merancang sendiri bagaimana rencana melahirkannya yang disebut birth plan (ada contohnya juga). Jadi dalam birth plan itu kita sudah menetapkan langkah apa saja yang boleh dilakukan dokter dalam proses melahirkan termasuk apakah kita mau memakai epidural atau tidak. Jadi dokter hanya boleh melakukan apa-apa yang sudah kita setujui. Menurut saya segi positifnya adalah kita berkuasa penuh atas diri kita sendiri. Namun penentuan birth plan ini juga harus dengan bimbingan dokter yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Karena itu di sana banyak ibu bisa melahirkan tanpa bantuan obat dan jahitan bahkan kita bisa pilih sendiri tempat melahirkan, apakah di ruang bersalin, atau di rumah bahkan di kolam renang. Sebagai contoh kalau di sini tindakan episiotomy (penyayatan) sudah seperti suatu keharusan karena rata-rata dokter ingin cepat selesai, padahal hal tersebut tidak perlu dilakukan kalau proses bukaan normal maka bayi dapat keluar melalui vagina, meskipun memang harus lebih sabar dan telaten. Mungkin dimasa datang tata cara melahirkan di sini dapat lebih disempurnakan karena kalau kita sudah menentukan suatu langkah maka otomatis mental kita akan siap menghadapi konsekwensi yang harus diambil sehingga dapat mengurangi trauma yang timbul. Demikian dari saya. Mamanya Dafi. --- Septia Yusanthi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Dear netters, > Saya ingin sharing tentang pengalaman melahirkan. > Waktu itu saya berniat melahirkan secara normal, > ternyata setelah lewat > 10 hari dari perhitungan saya musti dipancing dengan > cara infus. Dan > untuk mengurangi rasa sakit yang "luar biasa" itu > saya diberi suntikan > melalui tulang belakang. Memang saya masih merasakan > kontraksinya tetapi > pada saat pembukaan sudah penuh, ternyata si bayi > belum mau juga keluar. > Akhirnya, saya melahirkan dengan selamat melalui > bedah caesar. Yang > mengganggu pikiran saya sampai sekarang, apakah > memang prosedurnya tepat > dengan memberikan suntikan pengurang rasa sakit > tersebut jika ingin > melahirkan secara normal? Karena sebagai orang awam, > yang saya tahu jika > seseorang di suntik epidural, itu untuk persiapan > operasi. Sekarang > putri kami sudah berusia 2 tahun dan ada rencana > untuk memberinya > seorang adik, tapi saya masih trauma jika mengingat > hal tersebut. > Adakah rekan-rekan netter yang mempunyai pengalaman > seperti saya tetapi > dapat melahirkan dengan normal? > Mohon sharing-nya dan terima kasih sebelumnya... __________________________________________________ Do You Yahoo!? Talk to your friends online with Yahoo! Messenger. http://im.yahoo.com Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/ Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]