> ----------
> From:         NGSCOM[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent:         Friday, June 23, 2000 9:21 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [WartaBerita] Infeksi Cytomegalovirus, Bisa Ringan Bisa
> Mematikan
> 
> KIRANA, bayi mungil berusia tiga bulan menderita sakit yang
> memprihatinkan. Tubuhnya demam, kulitnya berbintik-bintik merah, dan
> mengalami diare berkepanjangan disertai kejang perut. Kirana merintih
> dan menangis saat mengeluarkan kotoran berupa lendir dan darah.
> Diagnosis dokter, Kirana terkena infeksi cytomegalovirus (CMV).
> Keluarganya khawatir, virus akan menyerang otak sehingga mengganggu
> perkembangan mental bayi itu. 
> Pada kasus lain, seorang wanita karier yang banyak bepergian ke
> pelbagai penjuru dunia termasuk medan perang-karena tugasnya-kini
> sedang terbaring sakit. Ia menderita demam tinggi, sakit kepala hebat
> dan pandangannya (saat penyakitnya kambuh) makin lama makin kabur.
> Dokter mendiagnosis, Rani (bukan nama sebenarnya) menderita radang
> otak akibat infeksi toksoplasma dan CMV.
> 
> Sebenarnya, seberapa besar bahaya CMV dan berapa banyak angka
> kejadian?
> 
> Pada homepage Bonita J Biegalke PhD, Assistant Professor Departement
> of Biological Sciences, College of Osteopathic Medicine, Ohio
> University, yang membahas tentang CMV, disebutkan, infeksi CMV
> merupakan infeksi yang sangat umum. Data menunjukkan, 80 persen
> populasi dewasa terinfeksi virus itu. 
> 
> Menurut dr Zubairi Djoerban SpPD dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam
> RSCM/FKUI, tahun 1992 RSCM pernah melakukan tes darah dalam rangka
> pelaksanaan transplantasi sumsum tulang. Saat itu ditemukan bahwa 70
> persen orang sehat yang dites, ternyata mengidap CMV.
> 
> ***
> 
> ZUBAIRI maupun Biegalke menyatakan, sekali menginfeksi CMV akan tetap
> tinggal dalam tubuh orang bersangkutan. Untungnya, kebanyakan infeksi
> tidak menimbulkan penyakit, meski ada beberapa perkecualian.
> 
> "Virus itu bersifat dormant (tidak aktif) dalam tubuh. Ia hanya
> bermanifestasi jika kekebalan tubuh orang bersangkutan merosot.
> Misalnya, mendapat transplantasi organ, sedang menjalani kemoterapi
> atau terinfeksi HIV," ujar Zubairi. "Penelitian di RSCM tahun
> 1992-1996 menunjukkan, 28,8 persen penderita AIDS mengalami infeksi
> CMV."
> 
> Pada sebagian orang, infeksi primer CMV pada saat dewasa menimbulkan
> infeksi mononukleosis. Gejalanya mirip infeksi yang disebabkan oleh
> virus Epstein Barr. Antara lain; demam, rash (bintik merah) di tubuh,
> pembengkakan kelenjar limfe di leher, rasa capai hebat, kehilangan
> nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot, pembesaran hati dan limpa.
> Gejala ini, sebagaimana gejala flu, bisa sembuh sendiri tanpa diobati.
> Cukup beristirahat dua sampai enam minggu.
> 
> Pada sebagian kecil, kasusnya sangat jarang, demikian Zubairi, infeksi
> CMV menyebabkan radang jantung (carditis), radang paru (pneumonitis),
> radang selaput paru (pleuritis), radang otak (ensefalitis), radang
> retina (retinitis), radang hati (hepatitis), radang lambung
> (gastritis) atau radang usus besar (colitis).
> 
> Infeksi juga bisa terjadi pada bayi baru lahir atau anak-anak yang
> berusia di bawah lima tahun (balita). Biasanya tertular dari ibu yang
> terkena infeksi CMV, saat si ibu hamil. Penularan bisa terjadi pada
> janin, proses persalinan maupun waktu menyusui (dari air susu ibu).
> Karenanya, ibu hamil biasanya menjalani tes TORCH (Toxoplasma,
> Rubella, Cytomegalovirus, Herpes). Jika diketahui ibu mengidap salah
> satu virus, dokter melakukan tindakan pencegahan. Misalnya CMV, ibu
> disarankan melahirkan lewat operasi caesar dan tidak menyusui bayinya.
> 
> 
> Gejala infeksi pada bayi baru lahir bermacam-macam, dari yang tanpa
> gejala apa pun sampai berupa demam, kuning (jaundice), gangguan paru,
> pembengkakan kelenjar limfe, pembesaran hati dan limpa, bintik merah
> di sekujur tubuh, serta hambatan perkembangan otak (microcephaly). Hal
> ini bisa menyebabkan buta, tuli, retardasi mental bahkan kematian.
> 
> Pada 5-20 persen bayi terinfeksi yang tidak menunjukkan gejala,
> gejalanya baru muncul saat kanak-kanak serta menimbulkan hambatan
> perkembangan fisik dan mental.
> 
> ***
> 
> MENURUT Zubairi, penularan CMV, selain lewat ibu ke bayi, juga bisa
> lewat hubungan seksual, karena CMV terdapat pada kelenjar ludah,
> cairan vagina atau mani pengidap, juga pada air seni dan tinja.
> Penularan bisa juga lewat transfusi darah dan transplantasi organ.
> Masa inkubasi virus ini berkisar 20-60 hari.
> 
> Saat ini sudah tersedia obat bagi infeksi CMV yang serius. Yaitu,
> immunoglobulin serta antiviral seperti ganciclovir (dihydro propoxy
> metilguanine) dan foscarnet (sodium phosphonoformat). 
> 
> "Namun, foscarnet menunjukkan efek samping yang serius seperti
> gangguan fungsi ginjal, penurunan kadar kalium, kalsium dan magnesium,
> rasa mual, serta tukak genital. Sedang penggunaan ganciclovir tidak
> menunjukkan keluhan berarti," papar Zubairi.
> 
> Oleh karena itu, jika Anda atau anak Anda mengalami gejala seperti
> tersebut di atas. Segera hubungi dokter untuk memastikan penyakitnya
> dan mendapat obat jika diperlukan. 
> 
> ==
> 

>> Pusing milih POP3 atau web mail? mail.telkom.net solusinya <<
>> Belanja Info & Keperluan Balita? Klik, http://www.balitanet.or.id
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]












Kirim email ke