Sebagai nyonya/ibu (baru 4 th)juga bekerja, saya juga punya pengalaman
tentang PRT.
Anak saya saat itu berumur 1 tahun mulai di asuh PRT (15 th, lugu, berambut
krebo, pendiam dan tidak bisa merayu/membujuk anak), sebelum itu dari lahir
diasuh dengan buliknya. Karena sering rewel dan ketakutan, akhirnya kami
putuskan untuk mulangin PRT tsb. Hanya satu bulan bertahan. Buliknya
berhenti kerja untuk mengasuh si kecil sampai 1,5 tahun. PRT yang kedua; 5
bulan karena mau nikah. Ketiga ini, kamipun berharap punya akhir cerita yang
baik pula seperti pengalaman yang dialami Bp Ahmad Rivai. Yang terpenting
bagi kami adalah kerjasama, keterbukaan dan saling menghargai.
Mudah-mudahan dari pengalaman kita dapat lebih arif lagi menyikapi PRT.
Alhamdulillah, adikpun masih bekerja sampai sekarang dan anak saya telah
berumur 3 th 2 bl.
Tak lupa terima kasih toek Mbak Rien (Radang Bronchithisnya).
Wassalam,
-----Original Message-----
From: Hendro Setyo Budi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Tuesday, June 27, 2000 4:31 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] RE: PRT
saya amati setiap cerita tentang PRT kok ujung-ujungnya nggak happy ending,
secara jelasnya mungkin kalau diamati keluarnya PRT dari sebuah keluarga
rata-rata ceritanya nggak happy-ending.
Ini jadi menimbulkan pertanyaan apakah 'hubungan kerja dengan PRT' ini
sebetulnya bukan hubungan yang sama-sama menguntungkan (bagi prt-nya dan
bagi keluarga yang diikutinya?)
any comment ?
>> www.jajak.com >> Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya <<
>> Belanja Info & Keperluan Balita? Klik, http://www.balitanet.or.id
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>> www.jajak.com >> Pilih jawabannya dan rebut hadiahnya <<
>> Belanja Info & Keperluan Balita? Klik, http://www.balitanet.or.id
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]