Terlebih dahulu saya mohon maaf kepada para ibu. Saya mau sharing sedikit nich
mengenai ibu-ibu yang kerja.
Pendapat saya begini (khusus bagi yang beragama Islam), dalam hukum agama, yang
wajib mencari nafkah adalah suami, bagi isteri tidak wajib (sunah kali). Yang
wajib bagi isteri adalah mengurusi rumah tangga !
Berat lho ngurusin urusan rumah tangga, diperlukan fisik yang sehat dan kuat
dari seorang isteri. Oleh karena itu, pahala bagi isteri yang dapat menunaikan
pekerjaan rumah tangga dengan benar menurut ajaran agama (salah satunya ikhlas),
yaitu sama dengan pahalanya pejuang yang mati sahid di medan perang.
Apa lagi ada hadist (kalau nggak salah) berbunyi seperti ini ; "Surga itu
terletak di bawah telapak kaki ibu". Jadi sudah jelas, peranan sang ibu sangat
besar juga dalam menghantarkan putra-putrinya nanti akan menjadi ahli surga atau
sebaliknya.
Nah, apakah untuk mencapai kebahagiaan yang abadi tersebut dapat dicapai dengan
uang yang berlimpah ? Jelas tidak. Oleh karenanya, pandai-pandailah kita
menggunakan akal kita (jangan perasaan saja yang diutamakan), bukankah letak
kesempurnaan manusia dari makhluk lainnya adalah terletak di akal.

Demikian ibu-ibu dan bapak-bapak netters yang budiman, mohon maaf jika sekiranya
kepanjangan.



"Patria, Diah" wrote:

> Jadi kita bisa ambil kesimpulan kalau sikecil tidak hanya butuh kasih sayang
> Bunda tapi juga ayahnya, karena walau bagaimanapun keseimbangan kasih sayang
> itu perlu. Dan buang jauh-jauh perasaan bersalah dari hati ibu-ibu sekalian,
> karena toh kita bekerja bukan untuk lari dari tanggung jawab  tapi justru
> untuk memberikan kehidupan yang lbh baik buat anak kita, bukankah dalam
> islam  (mungkin dalam agama manapun) bekerja adalah ibadah..jadi menjadi ibu
> rumah tangga atau pun wanita karier sama mulianya dimata Allah, asal kita
> bisa menyeimbangkan keduanya, dan berhenti bekerja saja tidak akan
> menyelesaikan masalah, Insya Allah, Allah pasti beri kita kemudahan jika
> kita ikhlas dan Ridho menjalani keduanya.Amin. Maaf kalau ada yang tidak
> berkenan, itu hanya sekedar pendapat pribadi.
>
> Salam
>
> Bundanya Sulthan
>
> -----Original Message-----
> From: Tittu Riana Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: 15 December 2000 12:08
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] Fw : Mandiin Donk
>
> Rekan netters...
> saya juga punya cerita lain tentang anak tapi dalam versi ayah...
> kita bisa lihat ayah yang bekerja saja cukup bikin anak berpikir
> bagaimana caranya mempunyai waktu dengan ayahnya...apalagi dengan ibunya !!
>
> thanks
>
> ibu Baim
>
> Subject: Kisah sejati ....
> > Seorang bapak kembali pulang telat dari tempat bekerja, merasa letih
> > melihat anaknya yang berumur 5 tahun berdiri di depan pintu.
> > "Ayah, bolehkah aku menanyakan sesuatu?", tanya anak.
> > "Ya,Tentu, apakah yang akan kau tanyakan ?" jawab bapaknya.
> > "Ayah, berapa uang yang kau dapatkan dalam satu jam?"
> > "Itu bukan urusanmu! Apa yang membuatmu bertanya seperti itu ?" bapaknya
> >  berkata dengan nada tinggi.
> > "Aku hanya ingin tahu. Berapakah yang ayah terima?" pinta sang anak.
> > "Jika kamu benar2 ingin tahu, ayah terima $20.00 per jam".
> >
> > "Oh," angguk sang anak. Sambil mendongak, dia berkata,
> > "Ayah, bolehkah aku pinjam $10.00?" sang anak meminta dengan memelas.
> > "Jika alasan kamu ingin tahu jumlah uang yang ayah terima hanya untuk
> >  dapat pinjam dan membeli mainan yang tak berguna atau sesuatu yang
> >  tidak masuk akal, maka kamu sekarang masuk kamar dan tidur. Apakah kamu
> >  tidak berpikir bahwa kamu egois? Ayah bekerja dengan susah payah setiap
> >  hari, dan tidak punya waktu untuk mainan anak2."
> >  Sang anak menurut masuk kamar dan menutup pintu. Sang ayah
> >  duduk dan semakin marah karena pertanyaan anaknya. Beraninya dia
> >  menanyakan pertanyaan hanya untuk mendapatkan uang. Setelah lebih
> >  dari satu jam, sang ayah sudah tenang dan mulai berpikir bahwa dia
> > agak keras terhadap anaknya. Mungkin anaknya membutuhkan sesuatu
> > yang dia ingin beli dengan uang $10.00 tersebut, dan dia juga jarang
> > meminta uang. Sang ayah pergi ke kamar anaknya dan pintunya dibuka.
> >  "Sudah tidur, anakku?" dia bertanya. "Tidak ayah, saya masih terjaga,"
> > jawab anaknya.
> >  "Ayah berpikir, mungkin ayah terlalu keras terhadap kamu barusan",
> > kata sang ayah. "Hari ini hari yang berat dan ayah melampiaskannya kepada
> > kamu. Ini $10.00 yang kamu pinta"
> >
> > Sang anak bangun dan menyalakan lampu.
> >  "Oh, terima kasih ayah!" sang anak berteriak kegirangan.
> > Kemudian, dia mengambil sesuatu dari bawah bantalnya dan ternyata
> > isinya  uang. Sang ayah melihat anaknya sudah mempunyai uang, kembali
> > marah. Sang anak menghitung dengan perlahan uangnya, kemudian menatap
> > ayahnya.
> > "Kenapa kamu meminta lagi uang jika kamu sudah punya?" gerutu ayahnya
> > "Karena belum cukup, tapi sekarang aku sudah punya
> >  cukup uang", balas sang anak.
> >
> > "Ayah, saya punya $20.00 sekarang. Bolehkah aku beli
> > satu jam dari waktumu?"
>
> >> Cake, parcel lebaran & bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
> **********************************************************************
> This e-mail and any attachment contains information which is private
> and confidential and is intended for the addressee only.
> If you are not an addressee, you are not authorised to read, copy or
> use the e-mail or any attachment.
> If you have received this e-mail in error, please notify the sender
> by return e-mail and then destroy it.
> **********************************************************************
>
> >> Cake, parcel lebaran & bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke