Yth. Ibu Mamiek.JM The Secretary <[EMAIL PROTECTED]>
Yth. Ibu mamanya Dafi <[EMAIL PROTECTED]>
Icterus atau Jaundice adalah istilah untuk suatu keadaan di mana
terjadi warna kuning yang dapat dilihat pada kulit dan sclera (selaput
warna putih/bening pada mata).
Penyebab icterus/jaundice adalah meningkatnya bilirubin dalam
darah seseorang, dengan pelbagai sebab.
Pada bayi/anak, pembagian icterus ini adalah :
- Icterus pre-hepatic, hepatic, dan post-hepatic
- Icterus fisiologis dan patologis
Pada ikterus/jaundis, perlu diperiksa kadar bilirubin total, direk,
dan indirek dalam darah/serum pasien yang bersangkutan.
Bila kadar bilirubin indirek yang tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa
penyebabnya adalah pre-hepatik. Yaitu hal-hal yang menyebabkan
peningkatan kadar bilirubin sebelum bilirubin itu masuk ke hati.
Penyebab ini bisa fisiologis bisa patologis.
Fisiologis misalnya karena bayi kurang dijemur, bayi kurang minum.
Sedangkan penyebab patologis misalnya adanya inkompatibilitas
(ketidak-cocokan) golongan darah ibu dan bayi (ibu O, bayi A/B/AB),
inkompatibilitas golongan Rhesus (ibu negatif, bayi positif), masalah
kekurangan enzim yang mempertahankan keutuhan sel darah merah
(G6PD), infeksi (oleh berbagai sebab)/sepsis, dll.
Penanganan ikterus/jaundis atau hyperbilirubinemia (hyper-bilirubin-emia)
secara umum yaitu bila bilirubin >10 mg/dl, dilakukan blue-light therapy.
Bila sudah >20 mg/dl, dilakukan pemberian albumin untuk mengikat
bilirubin yang beredar di darah, dan blue-light therapy. Bila tidak berhasil
dan/atau atau ada tanda-tanda sepsis, maka dilakukan prosedur yang
disebut exchange-transfusion (penjelasan yang sederhana yaitu darah bayi
dikeluarkan, dan diganti dengan darah yang "bersih").
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan darah untuk mencari penyebab
hiperbilirubinemia tersebut.
Bila bilirubin mendekati 10 mg/dl (misalnya 9,8 pada kasus anak Ibu Mamiek),
sebaiknya minimal dilakukan pemeriksaan ulangan sehari/dua-hari kemudian
untuk mendapat penanganan yang tepat sesuai keadaan yang terjadi.
Beberapa rumahsakit/klinik/dokter-anak, sudah melakukan blue-light therapy
bila kadar bilirubin sudah mendekati nilai 10 tersebut.
Selain itu, pemberian obat-obat seperti misalnya luminal, questran, dll.
bisa membantu.
Pada kasus anak Ibu Mamiek, diberikan pemberian plasbumin, seperti
yang saya terangkan di atas untuk mengikat bilirubin berlebihan yang
beredar di darah, dan dilakukan blue-light therapy, alhamdulillah ternyata
berhasil.
Bahayanya bila bilirubin tinggi (>20 mg/dl) tersebut, adalah dapat
"terserap" di otak, sehingga menyebabkan keadaan yang disebut sebagai
kern-icterus yang ditandai dengan timbulnya kejang pada bayi dengan segala
akibatnya.
Akibat sisa dari hiperbilirubinemia, misalnya gangguan pendengaran,
terlambat
bicara, gangguan bicara, kesulitan belajar/gangguan kecerdasan, dlsb.
Tambahan, mengenai komentar dari mamanya Dafi mengenai dokter yang
kurang menerangkan, sebenarnya adalah hak dari pasien/orangtua untuk
mendapat informasi. Tanyalah dengan berpedoman 5W+1H.
Silahkan tanya lagi mengenai hal-hal yang belum jelas.
Semoga bermanfaat.
Dr. Rudy Sutadi, SpA
----- Original Message -----
From: Mamiek.JM The Secretary <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: 18 Desember 2000 14:40
Subject: [balita-anda] Hyperbilirubin
.................[deleted]
----- Original Message -----
From: mamanya Dafi <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: 19 Desember 2000 14:49
Subject: Re: [balita-anda] Hyperbilirubin (Jaundice)
..................[deleted]
> Kalau memang pak dokter Rudi bisa memberikan
..................[deleted]
> --- "Mamiek.JM The Secretary"
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > mengetahui (bp Rudi Sutadi,MD) jika berkenan,
....................[deleted]
>> Cake, parcel lebaran & bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]