Dr. Rudy yth.
Melihat dari banyaknya efek samping dari MMR ini, menurut dokter pribadi
(buat anak dokter sendiri misalnya), jika anak tsb belum diimunisasi MMR
apakah akan diimunisasi juga? Terus terang buat anak kedua kelak saya sangat
bingung apakah akan diimunisasi atau tidak.  Saya rasa banyak ibu" yang lain
bingung menentukan hal ini.   Mohon tanggapan dari dokter.  Terima kasih.

Mamanya Naufal

> ----------
> From:         Rudy Sutadi, MD[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Sunday, February 25, 2001 8:36 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      Re: [balita-anda] Artikel MMR di Kompas
> 
> Yth. Ibu Ningsih,
> 
> Artikel di Kompas diambil dari press-release pernyataan Depkes dengan
> IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia).
> Tetapi pernyataan bersama tersebut sangat sederhana dan lemah
> sekali. Yang dengan sangat mudah dipatahkan.
> Layaknya suatu kontroversi, sepatutnyalah mengundang pihak(-pihak)
> yang mempunyai versi berbeda, jangan hanya pihak "tertentu" saja
> (if you realy know what I mean).
> Lagipula kepustakaan yang digunakan (hanya 4 buah) hanya yang dari
> satu versi saja. Selain itu, penelitian yang dijadikan acuan telah digugat
> oleh Advocacy Group dari Inggris dan Amerika, bahwa penelitian tersebut
> telah dimanipulasi.
> 
> Autisme memang suatu gangguan neurobiologis. Penyebabnya antara
> lain adalah vaksin MMR ini. Jalurnya secara langsung yaitu dengan
> merusak MBP (myelin basic protein, yaitu sarung syaraf/neuron) sehingga
> syaraf tidak bisa mengalirkan impuls lagi (tidak berfungsi).
> Jalur tak langsung yaitu terjadinya kerusakan pada usus, yang oleh
> Dr. Wakefield disebut sebagai autistic enterocolitis. Hal ini menyebabkan
> suatu keadaan yang disebut leaky gut syndrome. Pada keadaan ini terjadi
> hiperpermeabilitas (peningkatan permebealitas) usus, sehingga bahan-
> bahan toksik yang seharusnya tidak diserap menjadi terserap. Contohnya
> yaitu peptida-peptida yang merupakan hasil pemecahan protein yang tidak
> sempurna, terserap kemudian masuk ke aliran darah dan dapat melalui
> blood brain barrier (sawar darah otak), di otak bersifat opioid (seperti
> opium/morfin, misalnya gliadimorfin/gluteomorfin, casomorfin) dan sebagai
> neurotransmitter.
> 
> Demikian sementara, semoga bermanfaat.
> 
> Dr. Rudy Sutadi, SpA
> 
> 
> ----- Original Message -----
> From: Ningsih <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: 20 Februari 2001 16:49
> Subject: [balita-anda] Artikel MMR di Kompas
> 
> 
> Dear rekan netter,
> 
> Mungkin ada rekan rekan yg sudah baca artikel di Kompas tgl. 19 Peb 2001
> tentang Tidak ada hubungan antara vaksin MMr dengan Autisma. Dan seperti
> yg
> sudah saya janjikan minggu kemarin, saya sudah dikirimi hasil pertemuan
> tsb
> dan dikatakan sama seperti yg di Kompas. Menurut diagnosa teman satu
> kantor
> saya bahwa autisma lebih disebabkan oleh neurobiologis (kalau nggak salah
> tulis) maksudnya adanya kelainan pada sistem syaraf/neuron. Mungkin ada
> tanggapan dari rekan-rekan atau mungkin Dr.Rudi dapat memberikan info
> lain,
> ya terus terang kadang di Indonesia yang benar bisa salah dan yg salah
> bisa
> benar (maaf bukan berarti saya mengecilkan peran dari lembaga yg ada)
> 
> Terima kasih,
> 
> 
> Ningsih
> 
> 
> 
> 
> 
> >> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik,
> http://www.indokado.com  
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 

>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Kirim email ke