Quinike,
barangkali cerita ini yang anda maksud ?

> ----------
> From: Lelya Ambarsari[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Tuesday, March 27, 2001 3:09 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: [smandel-88] Fw: [BOE] Menjenguk Bumi Satu Bulan
>
>
>
> >Subject:  Menjenguk Bumi Satu Bulan
> >
> >
> >                    Menjenguk Bumi Satu Bulan
> >
> >Ari Gladisobri Fadhilah Ramadhan, bermainlah dengan riang dan ceria di
> >atas sana.
> >
> >Sebulan yang lalu, Ari wafat pada usia 33 hari. Seperti diberitakan
> >harian ini (5/2), Ari harus cepat-cepat pergi karena satu hal: ia datang
> >dari keluarga miskin, dan orang miskin rupanya tak berhak untuk
> >memperoleh pelayanan kesehatan di negeri ini. Setidaknya di Jombang.
> >
> >Di Rumah Sakit Swadana di kota kecil Jawa Timur itu, Ari lahir Desember
> >lalu. Ia dilahirkan harus melalui operasi caesar. Mohammad Ro'uf, sang
> >ayah tak punya pekerjaan tetap. Sang ibu, Hariyanti, adalah guru TK.
> >Mereka tak sanggup untuk melunasi biaya persalinan bayinya sebesar Rp
> >1,6 juta.
> >
> >Semula RS tak melepaskan Ari pulang. Baru setelah orangtuanya dicerca
> >dan berjanji akan melunasi biaya tersebut dalam waktu tiga bulan, ia
> >bisa bertandang ke rumahnya. Ari hanya sempat berdiam di rumahnya selama
> >empat hari. Ia sakit sehingga harus kembali ke rumah sakit.
> >
> >Bila apa yang diberitakan media adalah benar, yang berlangsung kemudian
> >adalah skandal. Di Swadana, Ari ditempatkan di sebuah ruangan di mana ia
> >tak bisa dijenguk, apalagi ditunggui ayah ibunya. Ketika setelah satu
> >pekan, sang bunda akhirnya bisa memaksa untuk melihat anaknya, Ari
> >berada dalam keadaan menyedihkan. Wajahnya pucat, dari kedua telinganya
> >keluar darah kental yang menyumbat lubang telinga bagian atas, dan
> >tubuhnya dikerubungi semut. Saat itu, ia bahkan belum diperiksa.
> >
> >Sang ibu memang sempat membawa kembali Ari yang agaknya memang tak
> >pernah berusaha disembuhkan di RS itu. Pada 7 Januari 2001, Ari pulang
> >ke pangkuan Allah.
> >
> >Mungkin lebih baik begitu. Ari tidak pantas lebih lama menderita dalam
> >sebuah dunia, atau negara, yang diisi oleh banyak orang yang sudah
> >kehilangan hati nurani.
> >
> >Tentu saja, masih diperiukan pemeriksaan tentang apa yang sebenarnya
> >terjadi. Yang diberitakan media, umumnya adalah versi sang orangtua.
> >Pihak RS misalnya dikutip menyatakan, Ari meninggal karena penyakit yang
> >terlalu sulit untuk disembuhkan. Soal semut yang mengerubungi Ari, RS
> >juga membantah bahwa itu terjadi. Yang ada, kata seorang suster, adalah
> >ada beberapa semut yang tertarik akan cairan manis di selang infus Ari.
> >Bukan mengerubungi.                                     .
> >
> >Tapi jawaban itu tentu tak menjelaskan banyak hal: mengapa selama satu
> >minggu Ari dibiarkan tergeletak tanpa diperiksa, mengapa orangtuanya tak
> >boleh menemani, mengapa cairan infus bisa tercecer-cecer?
> >
> >Maka yang nampaknya terjadi memang adalah sebuah kisah klasik tentang
> >bagaimana orang miskin diperlakukan di negara ini. Orangtua Ari
> >diabaikan, dicerca karena mereka tidak punya uang. Tiga anak mereka
> >sebelumnya juga meninggal dalam usia bilangan hari. Itu saja sudah
> >menunjukkan corak pelayanan kesehatan seperti apa yang mereka peroleh.
> >
> >Ya, tentu barangkali mereka bodoh. Tapi tidakkah karena kita sadar akan
> >keterbatasan pengetahuan mereka, kaum miskin harus diperlakukan lebih
> >khusus? Itu yang tidak juga kunjung diberikan. Datanglah ke kelas-kelas
> >RS dimana kaum miskin dirawat. Mereka bukan saja harus tidur di ruangan
> >dan tempat tidur yang terkesan kumuh, namun juga kerap harus berhadapan
> >dengan perawat ataupun dokter yang berbicara ketus, bermuka masam, dan
> >mengobati dengan setengah hati. Puskesmas-puskesmas sering hanya
> >ditunggui para perawat yang melayani orang sakit dengan cara tidak
> >semestinya. Di manakah para dokter? Mereka sibuk mencari uang di tempat
> >lain.
> >
> >Tidak ada jawaban yang mudah. Namun yang jelas diperlukan adalah
> >kesadaran bahwa nasib kaum miskin adalah bagian dari tanggung jawab kita
> >semua. Kaum papa tak akan memperoleh perlakuan sebagai manusia
> >bermartabat, selama tak ada kesadaran untuk tidak membiarkan mereka
> >terpuruk dalam kesengsaraan. Kaum berpunya sering tak sadar betapa nasib
> >kaum miskin sangat bergantung pada perilaku mereka.
> >
> >Bila kaum berpunya memutuskan untuk menghabiskan penghasilan untuk
> >banyak keperluan yang sekadar merupakan peningkatan kenikmatan hidup,
> >hanya sedikit sisa kekayaan yang dapat dibagi dengan kaum tak berpunya.
> >
> >Ari diperlakukan semena-mena karena orangtuanya tak bisa menyediakan
> >uang Rp 1,6 juta. Di Jakarta, harga tiket pertunjukan musik The Corrs
> >adalah Rp 500 ribu untuk tontonan selama sekitar satu sampai satu
> >setengah jam. Hanya dalam satu malam, ratusan juta rupiah akan dibawa
> >kelompok asal Irlandia itu keluar Indonesia.
> >
> >Di negara ini, nampaknya semakin sedikit orang yang peduli pada kaum tak
> >punya. Karena itu, Ari, barangkali memang lebih baik begini. Tenteramlah
> >bermain di surga. Salam buat teman-temanmu di sana.
> >
> >Sumber: Harian REPUBLIKA, Sabtu, 17 Februari 2001, hal. 16

----- Original Message -----
From: Quinike N. Sukirwan <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 29, 2001 11:53 PM
Subject: Re: [balita-anda] Satu lagi berita yg sangat menyedihkan


>
> Iya, ini yg saya bilang,
> ttg kasus yg sama di Jatim, cuman gara2 sang ortu tdk mampu (kel.miskin).
> Tapi... ya meski sdh diberitakan oleh koran, rasanya saya tdk dengar lagi
> kasus kelanjutannya! Ada yg tahu?
>
> Quinike
>
> --- Taufan Surana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Rekan Netters,
> > Ini ada satu lagi berita yang sangat menyedihkan.
> > > > Seperti diberitakan
> > > > harian ini (5/2), Ari harus cepat-cepat pergi karena
> > > > satu hal: ia datang
> > > > dari keluarga miskin, dan orang miskin rupanya tak
> > > > berhak untuk
> > > > memperoleh pelayanan kesehatan di negeri ini.
> > > > Setidaknya di Jombang.
>
>
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Get email at your own domain with Yahoo! Mail.
> http://personal.mail.yahoo.com/?.refer=text
>
> >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik,
http://www.indokado.com
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>


>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke