Dear netter Saya mau tanya nih, Madu yg cocok untuk balita itu yg bagaimana berhubung banyak madu yg udah tidak asli/campuran. Apakah harus di beri madu yg khusus balita ?Bagaimana kalau di beri madu yg dijual dipasaran../yg udah campuran?
Terimakasih ----- Original Message ----- From: "wieta aqilah" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, February 12, 2002 10:03 AM Subject: [balita-anda] Madu, Sumber Gizi Balita > Madu, Sumber Gizi Balita > > Publikasi: 09/02/2002 14:48 > > > eramuslim - Balita Anda susah makan? Sebelum menderita kurang > gizi, beri dia madu setiap hari. Dari penelitian terbukti, madu > bisa menambah nafsu makan, menurunkan tingkat morbiditas terhadap > panas dan pilek, di samping itu lengkap kandungan gizinya. > > Memberi makan anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) memang > gampang-gampang susah. Kalau si anak punya nafsu makan tinggi, > orang tua tidak bakal repot. Diberi makan apa saja balita itu > akan menyantapnya dengan lahap. Sebaliknya, anak balita yang > bernafsu makan rendah atau susah makan, membuat orang tua sering > kewalahan, bahkan hampir kehilangan akal untuk membujuknya makan. > > Berbagai jenis makanan dicobakan. Reaksi si anak cuma membuang > kembali makanan di mulutnya bila tidak sesuai kesukaannya. > Celakanya, makanan kesukaannya justru kurang bergizi. Padahal, > variasi makanan sangat perlu. Kalau keadaan ini berlanjut > bisa-bisa si anak menderita kurang makan dan kurang gizi, > sehingga mudah sakit. Akibat semua itu proses tumbuh kembangnya > menjadi tidak normal. Yang paling merisaukan, bila ia menjadi > bagian dari generasi tanpa masa depan (lost generation). > > Meningkatkan nafsu makan > Untunglah ada hasil penelitian Y. Widodo. Peneliti pada Pusat > Penelitian dan Pengembangan Gizi di Bogor ini, tahun lalu membawa > kabar gembira bagi para orang tua yang memiliki anak kurang > energi protein (KEP). Ia melaporkan bahwa pemberian madu secara > teratur setiap hari dapat menurunkan tingkat morbiditas (panas > dan pilek) dan memperbaiki nafsu makan anak balita. > > Penelitian dilakukan terhadap balita pasien Klinik Gizi, > Puslitbang Gizi, yang menderita kurang energi protein (KEP) > akibat krismon. Ada 51 balita usia 13 - 36 bulan yang terlibat > dalam penelitian. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, pertama > Kelompok Madu (25 orang) sebagai sampel, dan kedua Kelompok Sirop > (26 orang) sebagai kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberi > tambahan vitamin B-kompleks dan vitamin C (50 mg). > > Indikator yang diamati antara lain data antropometri (umur, bobot > badan, tinggi/panjang badan), sosial-ekonomi, recall konsumsi, > riwayat kesehatan anak pada saat sebelum, selama, dan sesudah > perlakuan sekitar dua bulan. > > Hasil penelitian menunjukkan, tingkat morbiditas terhadap panas > dan pilek kelompok madu atau sampel menurun, nafsu makan > meningkat, porsi dan frekuensi makan bertambah, sehingga konsumsi > energi dan protein mereka juga meningkat dibandingkan dengan > kelompok kontrol yang mendapat sirop. Sebagian data hasil > penelitian dapat dilihat pada tabel 1.. > > Manfaat kesehatan pemberian madu yang tampak dalam penelitian > tersebut antara lain disebabkan oleh dua hal. Pertama, madu > merupakan makanan yang mengandung aneka zat gizi sedangkan gula > hanya mengandung energi atau kalori. Kedua, madu ternyata juga > mengandung senyawa yang bersifat antibiotik. > > Mengandung faktor pertumbuhan > Kandungan gizi utama madu adalah aneka senyawa karbohidrat > seperti gula fruktosa (41,0%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan > dekstrin (1,5%). Karbohidrat madu ikut menambah pasokan sebagian > energi yang diperlukan balita. > > Kadar protein dalam madu relatif kecil, sekitar 2,6%. Namun > kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino esensial > maupun non-esensial. Asam amino tersebut turut pula memasok > sebagian keperluan protein tubuh balita. > > Vitamin yang terdapat dalam madu antara lain vitamin B1, vitamin > B2, B3, B6, dan vitamin C. Sementara mineral yang terkandung > dalam madu antara lain kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, > tembaga, fosfor, dan sulfur. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, > mineral madu merupakan sumber ideal bagi tubuh manusia karena > imbangan dan jumlah mineral madu mendekati yang terdapat dalam > darah manusia. > > Penelitian menunjukkan, madu juga mengandung faktor pertumbuhan. > Dilaporkan, stek batang pohon yang dicelupkan dalam madu akan > lebih cepat berakar dan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan > stek yang ditanam tanpa perlakuan madu. > > Madu juga mengandung zat antibiotik. Kandungan ini merupakan > salah satu keunikan madu. Penelitian Peter C. Molan (1992), > peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of > Waikoto, di Hamilton, Selandia Baru membuktikan, madu mengandung > zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen > penyebab penyakit. > > Beberapa penyakit infeksi berbagai patogen yang dapat > "disembuhkan" dan dihambat dengan (minum) madu secara teratur > antara lain penyakit lambung dan saluran pencernaan; penyakit > kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk dan demam; > penyakit jantung, hati, dan paru; penyakit-penyakit yang dapat > mengganggu mata, telinga, dan syaraf. > > Berdasarkan hasil penelitian Kamaruddin (1997), peneliti dari > Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universiti of > Malaya, di Kualalumpur, paling tidak ada empat faktor yang > bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri pada madu. > Pertama, kadar gula madu yang tinggi akan menghambat pertumbuhan > bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat hidup dan > berkembang. > > Kedua, tingkat keasaman madu yang tinggi (pH 3.65) akan > mengurangi pertumbuhan dan daya hidupnya sehingga bakteri > tersebut merana atau mati. Ketiga, adanya senyawa radikal > hidrogen peroksida yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme > patogen. Dan faktor keempat, adanya senyawa organik yang bersifat > antibakteri. Senyawa organik tersebut tipenya bermacam-macam. > Yang telah teridentifikasi antara lain seperti polyphenol, > flavonoid, dan glikosida. > > Takaran minum madu > Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari madu, cairan manis yang > menjadi cadangan makanan koloni lebah ini harus dikonsumsi secara > teratur. Dalam penelitian Widodo tersebut balita sampel diberi > madu sebanyak 20 gram setiap hari. Madu tersebut tidak dianjurkan > untuk bayi usia 0 - 4 bulan, karena makanan pertama dan yang > utama untuk mereka adalah air susu ibunya (ASI). Setelah usia 4 > bulan baru boleh diberi madu seiring dengan pemberian makanan > tambahan sesuai anjuran. > > Menurut Muhilal, 2-3 sendok makan madu 2 X sehari sudah cukup > memadai untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Namun untuk > penyembuhan atau pengobatan, madu lebih baik dikonsumsi dalam > bentuk larutan dalam air karena akan memudahkan penyerapannya di > dalam tubuh. Madu tersebut sebaiknya dikonsumsi dua jam sebelum > makan atau tiga jam sesudah makan. > > Selain menambahkan madu pada menu makanan balita secara teratur, > tentu saja berbagai upaya kesehatan lainnya seperti pengobatan > medis, pemberian makanan tambahan, dan imunisasi umum, harus pula > dilakukan. Upaya tersebut akan lebih mempercepat upaya pemulihan > kesehatan dan perbaikan gizi balita, terutama yang susah makan, > sehingga mereka terhidar kemungkinan menjadi generasi tanpa masa > depan (Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumberdaya > Keluarga, IPB) > > > > > > > >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ > >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com > Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]