Terimakasih atas sharing yg telah diberikan ...oleh netter sekalian

----- Original Message -----
From: "IGN Cahyono HW" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; "Dani" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, February 12, 2002 11:40 AM
Subject: Re: [balita-anda] Madu, Sumber Gizi Balita


> Anak saya sejak umur 1 tahun  sudah saya beri madu yang dicampur dengan
susu
> dan rutin setiap hari satu kali satu sendok makan. Untuk lebih bagus
> biasanya saya kasih juga air rebusan kacang hijau (jangan sampai pecah)
> ditambah susu formula dan madu satu sendok makan.(anak saya sekarang umur
1
> tahun 5 bulan dan nafsu makannya normal)
>
> Memang kondisi madu yang beredar dipasaran saat ini saya ragu-ragu
> keasliannya, berdasarkan pengalaman dari kakak saya, disarankan memakai
merk
> CNI (walaupun saya nggak tahu itu asli atau nggak).
>
> Demikian sharing saya, semoga bermanfaat.
>
>
> ----- Original Message -----
> From: Dani <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, February 12, 2002 10:15 AM
> Subject: Re: [balita-anda] Madu, Sumber Gizi Balita
>
>
> > Dear netter
> >
> > Saya mau tanya nih, Madu yg cocok untuk balita itu yg bagaimana
berhubung
> > banyak madu yg udah tidak asli/campuran.
> > Apakah harus di beri madu yg khusus balita ?Bagaimana kalau di beri madu
> yg
> > dijual dipasaran../yg udah campuran?
> >
> > Terimakasih
> > ----- Original Message -----
> > From: "wieta aqilah" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Tuesday, February 12, 2002 10:03 AM
> > Subject: [balita-anda] Madu, Sumber Gizi Balita
> >
> >
> > > Madu, Sumber Gizi Balita
> > >
> > > Publikasi: 09/02/2002 14:48
> > >
> > >
> > > eramuslim - Balita Anda susah makan? Sebelum menderita kurang
> > > gizi, beri dia madu setiap hari. Dari penelitian terbukti, madu
> > > bisa menambah nafsu makan, menurunkan tingkat morbiditas terhadap
> > > panas dan pilek, di samping itu lengkap kandungan gizinya.
> > >
> > > Memberi makan anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) memang
> > > gampang-gampang susah. Kalau si anak punya nafsu makan tinggi,
> > > orang tua tidak bakal repot. Diberi makan apa saja balita itu
> > > akan menyantapnya dengan lahap. Sebaliknya, anak balita yang
> > > bernafsu makan rendah atau susah makan, membuat orang tua sering
> > > kewalahan, bahkan hampir kehilangan akal untuk membujuknya makan.
> > >
> > > Berbagai jenis makanan dicobakan. Reaksi si anak cuma membuang
> > > kembali makanan di mulutnya bila tidak sesuai kesukaannya.
> > > Celakanya, makanan kesukaannya justru kurang bergizi. Padahal,
> > > variasi makanan sangat perlu. Kalau keadaan ini berlanjut
> > > bisa-bisa si anak menderita kurang makan dan kurang gizi,
> > > sehingga mudah sakit. Akibat semua itu proses tumbuh kembangnya
> > > menjadi tidak normal. Yang paling merisaukan, bila ia menjadi
> > > bagian dari generasi tanpa masa depan (lost generation).
> > >
> > > Meningkatkan nafsu makan
> > > Untunglah ada hasil penelitian Y. Widodo. Peneliti pada Pusat
> > > Penelitian dan Pengembangan Gizi di Bogor ini, tahun lalu membawa
> > > kabar gembira bagi para orang tua yang memiliki anak kurang
> > > energi protein (KEP). Ia melaporkan bahwa pemberian madu secara
> > > teratur setiap hari dapat menurunkan tingkat morbiditas (panas
> > > dan pilek) dan memperbaiki nafsu makan anak balita.
> > >
> > > Penelitian dilakukan terhadap balita pasien Klinik Gizi,
> > > Puslitbang Gizi, yang menderita kurang energi protein (KEP)
> > > akibat krismon. Ada 51 balita usia 13 - 36 bulan yang terlibat
> > > dalam penelitian. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, pertama
> > > Kelompok Madu (25 orang) sebagai sampel, dan kedua Kelompok Sirop
> > > (26 orang) sebagai kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberi
> > > tambahan vitamin B-kompleks dan vitamin C (50 mg).
> > >
> > > Indikator yang diamati antara lain data antropometri (umur, bobot
> > > badan, tinggi/panjang badan), sosial-ekonomi, recall konsumsi,
> > > riwayat kesehatan anak pada saat sebelum, selama, dan sesudah
> > > perlakuan sekitar dua bulan.
> > >
> > > Hasil penelitian menunjukkan, tingkat morbiditas terhadap panas
> > > dan pilek kelompok madu atau sampel menurun, nafsu makan
> > > meningkat, porsi dan frekuensi makan bertambah, sehingga konsumsi
> > > energi dan protein mereka juga meningkat dibandingkan dengan
> > > kelompok kontrol yang mendapat sirop. Sebagian data hasil
> > > penelitian dapat dilihat pada tabel 1..
> > >
> > > Manfaat kesehatan pemberian madu yang tampak dalam penelitian
> > > tersebut antara lain disebabkan oleh dua hal. Pertama, madu
> > > merupakan makanan yang mengandung aneka zat gizi sedangkan gula
> > > hanya mengandung energi atau kalori. Kedua, madu ternyata juga
> > > mengandung senyawa yang bersifat antibiotik.
> > >
> > > Mengandung faktor pertumbuhan
> > > Kandungan gizi utama madu adalah aneka senyawa karbohidrat
> > > seperti gula fruktosa (41,0%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan
> > > dekstrin (1,5%). Karbohidrat madu ikut menambah pasokan sebagian
> > > energi yang diperlukan balita.
> > >
> > > Kadar protein dalam madu relatif kecil, sekitar 2,6%. Namun
> > > kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino esensial
> > > maupun non-esensial. Asam amino tersebut turut pula memasok
> > > sebagian keperluan protein tubuh balita.
> > >
> > > Vitamin yang terdapat dalam madu antara lain vitamin B1, vitamin
> > > B2, B3, B6, dan vitamin C. Sementara mineral yang terkandung
> > > dalam madu antara lain kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi,
> > > tembaga, fosfor, dan sulfur. Meskipun jumlahnya relatif sedikit,
> > > mineral madu merupakan sumber ideal bagi tubuh manusia karena
> > > imbangan dan jumlah mineral madu mendekati yang terdapat dalam
> > > darah manusia.
> > >
> > > Penelitian menunjukkan, madu juga mengandung faktor pertumbuhan.
> > > Dilaporkan, stek batang pohon yang dicelupkan dalam madu akan
> > > lebih cepat berakar dan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan
> > > stek yang ditanam tanpa perlakuan madu.
> > >
> > > Madu juga mengandung zat antibiotik. Kandungan ini merupakan
> > > salah satu keunikan madu. Penelitian Peter C. Molan (1992),
> > > peneliti dari Departement of Biological Sciences, University of
> > > Waikoto, di Hamilton, Selandia Baru membuktikan, madu mengandung
> > > zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen
> > > penyebab penyakit.
> > >
> > > Beberapa penyakit infeksi berbagai patogen yang dapat
> > > "disembuhkan" dan dihambat dengan (minum) madu secara teratur
> > > antara lain penyakit lambung dan saluran pencernaan; penyakit
> > > kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk dan demam;
> > > penyakit jantung, hati, dan paru; penyakit-penyakit yang dapat
> > > mengganggu mata, telinga, dan syaraf.
> > >
> > > Berdasarkan hasil penelitian Kamaruddin (1997), peneliti dari
> > > Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universiti of
> > > Malaya, di Kualalumpur, paling tidak ada empat faktor yang
> > > bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri pada madu.
> > > Pertama, kadar gula madu yang tinggi akan menghambat pertumbuhan
> > > bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat hidup dan
> > > berkembang.
> > >
> > > Kedua, tingkat keasaman madu yang tinggi (pH 3.65) akan
> > > mengurangi pertumbuhan dan daya hidupnya sehingga bakteri
> > > tersebut merana atau mati. Ketiga, adanya senyawa radikal
> > > hidrogen peroksida yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme
> > > patogen. Dan faktor keempat, adanya senyawa organik yang bersifat
> > > antibakteri. Senyawa organik tersebut tipenya bermacam-macam.
> > > Yang telah teridentifikasi antara lain seperti polyphenol,
> > > flavonoid, dan glikosida.
> > >
> > > Takaran minum madu
> > > Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari madu, cairan manis yang
> > > menjadi cadangan makanan koloni lebah ini harus dikonsumsi secara
> > > teratur. Dalam penelitian Widodo tersebut balita sampel diberi
> > > madu sebanyak 20 gram setiap hari. Madu tersebut tidak dianjurkan
> > > untuk bayi usia 0 - 4 bulan, karena makanan pertama dan yang
> > > utama untuk mereka adalah air susu ibunya (ASI). Setelah usia 4
> > > bulan baru boleh diberi madu seiring dengan pemberian makanan
> > > tambahan sesuai anjuran.
> > >
> > > Menurut Muhilal, 2-3 sendok makan madu 2 X sehari sudah cukup
> > > memadai untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Namun untuk
> > > penyembuhan atau pengobatan, madu lebih baik dikonsumsi dalam
> > > bentuk larutan dalam air karena akan memudahkan penyerapannya di
> > > dalam tubuh. Madu tersebut sebaiknya dikonsumsi dua jam sebelum
> > > makan atau tiga jam sesudah makan.
> > >
> > > Selain menambahkan madu pada menu makanan balita secara teratur,
> > > tentu saja berbagai upaya kesehatan lainnya seperti pengobatan
> > > medis, pemberian makanan tambahan, dan imunisasi umum, harus pula
> > > dilakukan. Upaya tersebut akan lebih mempercepat upaya pemulihan
> > > kesehatan dan perbaikan gizi balita, terutama yang susah makan,
> > > sehingga mereka terhidar kemungkinan menjadi generasi tanpa masa
> > > depan (Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
> > > Keluarga, IPB)
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
> > http://www.indokado.com/
> > > >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> > > Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> > >
> > >
> >
> >
> >
> > >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
> http://www.indokado.com/
> > >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> > Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>
>
>
>
> >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke