Menjaga Kesehatan Balita

Kesehatan anak, khususnya balita, penting artinya bagi keluarga. Ibaratnya, kesehatan 
anak adalah kebahagiaan orang tua. Wajar ketika anak enggan ngedot, terserang pilek, 
demam, atau problem lainnya, orang tua kelabakan. Lantas, apa yang mesti dilakukan 
bila si kecil sakit, bagaimana pula mencegahnya?

Beberapa penyakit yang umum diderita anak hampir dipastikan pada satu saat menyerang 
anak kita. Oleh sebab itu gejala penyakit dan cara penanganannya perlu dikenali. 
Penanganan juga bukan hanya membantu penyembuhan, namun juga dapat mencegah timbulnya 
komplikasi lebih jauh.

Penyakit yang sering diderita bayi dan balita, menurut Dr. Kishore R.J., dokter 
spesialis anak yang berpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina di Jatinegara, 
Jakarta, antara lain, demam, infeksi saluran napas, dan diare. "Tapi yang sering 
membuat orang tua segera membawa anaknya berobat adalah demam dan diare. Kalau 
batuk-pilek biasanya masih bisa ditunda," tuturnya.

Demam memang bukan penyakit, tapi gejala suatu penyakit. Semisal karena batuk dan 
pilek, radang tenggorokan, diare, infeksi lain pada saluran pencernaan, atau infeksi 
saluran napas. Dalam buku Mengatasi Gangguan Kesehatan pada Anak-Anak, karangan dr. 
Anies dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, kenaikan suhu tubuh 
juga sering terjadi saat tumbuh gigi pertama. Suhu tubuh juga akan meninggi sehabis 
memperoleh imunisasi DPT (difteria, pertusis, dan tetanus), namun hanya berlangsung 
kira-kira 24 jam.

Anak dikatakan demam, bila suhu tubuhnya di atas 37,5oC. Kalau itu yang terjadi, 
tidurkan anak dalam ruang ber-AC atau berkipas angin, kalau ada. "Kenakan pakaian yang 
tipis. Jangan diselimuti dengan selimut tebal - kecuali si anak menggigil - karena 
justru akan meningkatkan suhu tubuh," jelas Kishore.

Adalah bijaksana kalau di rumah selalu tersedia obat turun panas sebelum anak dibawa 
ke dokter. Parasetamol biasa dipakai dan aman untuk anak dan bayi. Selain obat turun 
panas, dr. Anies menyarankan agar anak diberi banyak minum ketika terserang demam. 
Boleh air putih, susu, air jeruk, sari buah, atau kaldu hangat. Dengan begitu anak 
akan mudah berkeringat sehingga suhu tubuh menurun. Seka keringat pada tubuhnya dengan 
handuk basah, bedaki seluruh tubuh, dan gantilah pakaiannya dengan yang kering supaya 
merasa segar.

Untuk menurunkan suhu tubuh bisa dibantu dengan mengompres kening dengan lap atau 
handuk basah. Selama suhu tubuhnya masih tinggi, kompres tetap perlu. Upaya menurunkan 
suhu tubuh ini perlu untuk mencegah terjadinya kejang-kejang atau setip.

Air tajin untuk diare

Diare yang disertai berkurangnya cairan tubuh (dehidrasi), batuk disertai sesak napas, 
gejala ke arah asma meskipun bukan asma, atau infeksi saluran napas bagian bawah, dan 
demam berdarah, menurut Kishore, perlu mendapat perawatan khusus.

Penyebab diare umumnya makanan. Bisa karena keracunan makanan atau karena kuman dalam 
makanan. Kalau makanannya beracun, gejala utamanya muntah, baru diikuti diare. Kalau 
karena kuman pada makanan, biasanya diare dulu baru kemudian muntah.

Dalam bukunya, dr. Anies menyebutkan, diare merupakan keadaan gawat darurat sehingga 
harus segera ditanggulangi sebelum kondisi dehidrasi terjadi, yaitu pertama-tama 
dengan memberikan banyak minum. Pemberian susu formula dan jus buah dihentikan 
sementara. Namun, ASI tetap dilanjutkan.

Bila diare terjadi berulang kali, anak akan kehilangan banyak cairan, bahkan sejumlah 
mineral penting, seperti sodium, potasium, dan klorida ikut terbuang. Bila 
berkelanjutan, bisa terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh sehingga timbul dehidrasi. 
Kondisi dehdarasi inilah yang paling dikhawatirkan meski diare pada dasarnya akan 
sembuh sendiri.

Tanda-tanda dehidrasi antara lain anak menangis tanpa air mata, mulut dan bibir 
kering, selalu merasa haus. Air seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada kalanya 
tidak keluar sama sekali. Juga, mata cekung atau terbenam. Pada bayi tanda dehidrasi 
bisa dilihat lewat ubun-ubun yang menjadi cekung. Juga anak mengantuk, kulit pucat 
atau kekenyalan tubuh berkurang, dan bekas cubitan tidak cepat kembali normal.

Untuk mengatasinya, anak perlu diberi cairan sebanyak mungkin. "Tidak harus larutan 
oralit. Bisa berupa teh manis, air gula garam, jus, sup. Air tajin justru cukup 
efektif bagi bayi untuk mengatasi diare. Juga jauh lebih baik dibandingkan dengan 
oralit karena tajin mengandung glukosa polimer yang mudah diserap," jelas Kishore.

Larutan gula garam dibuat dengan perbandingan dua sendok teh gula pasir dan setengah 
sendok teh garam untuk segelas air putih. Larutan ini, menurut dr. Anies, diberikan 
sedikitnya setengah gelas tiap kali anak muntah atau buang air besar. Bisa juga 
diberikan satu sendok makan setiap lima menit, sampai anak dapat buang air kecil 
secara normal.

Air tajin selain cepat dicerna, juga mengandung kadar glukosa cukup tinggi, yang akan 
mempermudah penyerapan elektrolit. Selain itu dua macam poliglukosa dalam tepung tajin 
dapat menyebabkan feses lebih padat. Keuntungan lain air tajin adalah adanya kandungan 
proteinnya, yaitu 7 - 10 %. Sedangkan garam oralit tidak mengandung protein. 
Penggunaan air tajin sebagai "obat diare", menurut dr. Anies, tidak berbahaya untuk 
bayi sekalipun.

Alergi hingga gondong

Yang juga sering diderita anak-anak adalah alergi, dan yang paling sering alergi 
saluran pernapasan. Menurut dr. Anies, penyebabnya bisa macam-macam. Gelaja umumnya 
sama, yakni bersin-bersin, mata berair, hidung tersumbat, ingusan, dan gatal. Anak 
biasanya menggaruk-garuk hidungnya dengan punggung tangannya.

Bila sedang terserang, disarankan anak dihindarkan dari pencetusnya. Kalau pencetusnya 
debu, seisi kamarnya harus bebas debu dan diusahakan tidak lembap. Tirai, karpet, dan 
sejenisnya disingkirkan.

Gangguan pernapasan lainnya adalah asma. Pencetusnya bisa karena pilek dan selesma, 
terlalu banyak bergerak, udara dingin, perubahan emosi, asap rokok, perubahan cuaca, 
dan alergi (udara, debu rumah, bulu binatang, makanan, dsb.). Namun, yang paling 
sering ialah alergi. Ada kalanya gabungan beberapa pencetus asma dapat menimbulkan 
serangan. Misalnya, ketika sedang berlari-lari anak tidak terserang asma. Tetapi kalau 
berlari-lari saat cuaca dingin, serangan asma timbul.

Ketika terserang asma, anak diberi obat yang diresepkan dokter. Jika anak sulit 
bernapas sampai tak mampu menelan makanan, bibir dan lidah kebiruan, segera saja 
hubungi dokter.

Obat asma sebenarnya bersifat sementara. Kalau pencetusnya ada, sesak napas akan 
berulang. Jadi, langkah pencegahan terbaik, bebaskan anak dari segala pencetusnya.

Selain itu, anak-anak sering tak luput dari serangan batuk, yang juga merupakan gejala 
suatu penyakit. Misalnya karena gangguan pada saluran pernapasan. Meski demikian, 
menurut dr. Anies, batuk yang berlebihan bisa sangat mengganggu, bahkan mengakibatkan 
berbagai komplikasi.

Beberapa penyebab batuk menahun dan berulang misalnya bronkitis atau radang 
tenggorokan, asma, kelainan paru-paru menahun, masuknya benda asing atau makanan ke 
saluran napas, dan kelainan bawaan pada saluran napas. Namun, bisa juga karena 
gangguan psikologis, semisal setelah kelahiran adik baru.

Keluhan batuk perlu disampaikan ke dokter, apakah karena perubahan cuaca pagi, malam, 
atau sepanjang hari. Sewaktu duduk, apakah si kecil mengeluarkan dahak atau tidak. 
Perlu disampaikan pula asal mula, ciri-ciri batuk, untuk mempermudah diagnosis dan 
pengobatannya.

Batuk rejan merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan bagian atas, tepatnya pada 
batang tenggorokan. Penyebabnya kuman Hemophilus pertussis. Batuk rejan yang juga 
dikenal sebagai "batuk seratus hari" atau kinkhoest berlangsung selama dua bulan 
lebih, kalau tidak diobati dengan baik. Gejalanya mirip influenza, yaitu batuk dan 
pilek ringan serta menurunnya nafsu makan, yang berlangsung kira-kira 1 - 2 minggu.

Bayi dan balita, menurut dr. Anies, termasuk kelompok yang paling sering menderita 
batuk rejan. Jika batuk ini tak diobati dengan baik, dikhawatirkan akan terjadi 
komplikasi. Agar tidak tertular, jauhkan anak dari penderita batuk rejan. Pencegahan 
utama, tulis dr. Anies, adalah pemberian vaksinasi DPT sebanyak tiga kali. Suntikan 
ulangan diberikan satu tahun setelah suntikan dasar ketiga dilakukan. Vaksinasi DPT 
yang pertama telah dianjurkan bagi bayi yang berusia tiga bulan.

Influenza sebenarnya bukan penyakit berbahaya. Disebabkan sejenis virus, penyakit ini 
umumnya menyerang sebagai wabah dan akan berlangsung selama 3 - 4 hari. Jarang 
menimbulkan komplikasi, sekalipun disertai demam tinggi. Namun, kalau daya tahan tubuh 
penderita menurun, maka infeksi sekunder, seperti pneumonia, bronkitis, infeksi 
telinga atau sinusitis, dapat muncul. Jika ini terjadi, anak segera dibawa ke dokter.

Untuk mengatasinya, anak perlu cukup istirahat dan diberi cukup cairan. Sari buah atau 
air bisa untuk mengganti cairan yang hilang karena berkeringat. Kopi, teh, dan susu 
tidak dianjurkan. Setiap tiga atau empat jam sekali, suhu tubuh anak diperiksa. Jika 
suhu naik mencapai lebih dari 38oC dan tidak turun dalam waktu 36 jam, segera bawa ke 
dokter.

Anak-anak pun sering menderita selesma dan pilek, lebih-lebih bila daya tahan tubuh 
anak kurang baik. Anak yang mengalami pilek akibat virus ini perlu diajari 
mengeluarkan lendir dalam hidungnya untuk mencegah terjadinya penumpukan lendir yang 
dapat mengganggu organ lain, misalnya telinga.

Dalam kondisi seperti ini, anak perlu banyak istirahat dan makan menu bergizi. Sari 
buah segar baik untuk penderita penyakit ini. Bila suhu tubuh meningkat, anak dapat 
diberi obat penurun panas atau kompres dingin untuk mencegah kemungkinan timbulnya 
kejang.

Gondong juga kerap diderita anak-anak. Penyebabnya sejenis virus yang menyerang 
kelenjar ludah, yaitu parotid kelenjar ludah besar di depan telinga. Sering pula 
terjadi pada kelenjar di bawah rahang dan biasanya kedua sisi yang terkena.

Beristirahat di tempat tidur dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan 
mempercepat penyembuhan. Tidak berlaku pantangan makanan dan minuman, tapi makanan 
yang lunak dan mudah dicerna sangat dianjurkan. Makanan seperti agar-agar, serikaya, 
sup kaldu, dan sayuran yang dihaluskan, baik bagi penderita gondong. Perlu cukup minum 
untuk menggantikan cairan yang keluar melalui keringat.

Dokter biasanya memberikan obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang 
diminumkan selama gejala penyakit masih ada. Bila anak merasa kepala maupun buah 
zakarnya sakit, perut dan daerah kemaluan terasa nyeri, segera dibawa ke dokter.

Sedia obat sebelum sakit

Apa yang mesti dilakukan agar anak tidak mudah terserang penyakit? "Ya, tergantung 
penyakitnya. Agar anak kita tidak terserang batuk-pilek, hindarkan anak dari penderita 
batuk-pilek," ujar Dr. Kishore.

Untuk mencegah diare, saran Dr. Kishore, jangan makan jajanan dari luar yang kurang 
terjamin kebersihannya. Bagi bayi, botol susu harus disterilkan. Yang paling penting 
menjaga kebersihan. "Yang sering terjadi, dot jatuh dan dipasang kembali karena baby 
sitter malas mencucinya. Atau, susu sudah berjam-jam diminumkan lagi," ujarnya. 
Hal-hal demikian banyak terjadi terutama pada keluarga dengan tingkat sosial ekonomi 
rendah sekali, atau tinggi sekali, yang menyerahkan perawatan anak sepenuhnya pada 
pengasuh bayi.

Dalam kotak obat keluarga sebaiknya tersedia jenis obat anak, seperti obat turun panas 
dan antidiare. Juga jenis obat lain berdasarkan kasus demi kasus yang biasa diderita 
anak. Misalnya, untuk anak yang sering kambuh asmanya, perlu disediakan obat cadangan 
dengan resep dokter untuk persediaan kalau asmanya timbul.

Dalam pemeliharaan kesehatan anak, pemenuhan gizi berpengaruh terhadap kesehatan dan 
daya tahan anak. "Kalau gizi baik, risiko anak terkena penyakit berkurang. Kalaupun 
terkena kuman, karena daya tahan tubuhnya bagus, ia tidak sampai sakit, tapi hanya 
berupa gejala. Misalnya, diare sebentar kemudian diare itu hilang," jelas Dr. Kishore.

Daya tahan tubuh, yang dikenal sebagai immunoglobulin berasal dari protein. Kalau 
tidak ada protein, tidak akan terbentuk faktor daya tahan tubuh. "Jadi, ada korelasi 
langsung antara gizi dan daya tahan tubuh. Semakin buruk gizinya, semakin jelek daya 
tahan tubuhnya, semakin sering terinfeksi, semakin turun nafsu makannya, dan semakin 
turun lagi daya tahan tubuhnya. Semua menjadi seperti lingkaran setan," tutur Dr. 
Kishore. Itulah pentingnya dilakukan imunisasi pada anak.

"Menu ideal untuk bayi dan anak balita adalah yang seimbang. Mengandung karbohidrat, 
lemak, protein, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan anak," katanya.

Yang pasti, makanan untuk balita harus cukup energi dan semua zat gizi sesuai dengan 
umur. Semua gizi esensial harus cukup. Kebutuhan energi bayi dan anak relatif lebih 
besar daripada orang dewasa, karena pertumbuhannya yang pesat. Demikian pula kebutuhan 
protein balita relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Protein merupakan 
sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yakni untuk 
pertumbuhan dan pembentukan protein serum, hemoglobin, enzim, dan antibodi. Juga untuk 
menggantikan sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan 
sumber energi.

"ASI (Air Susu Ibu) tetap merupakan yang paling penting bagi bayi dan anak balita," 
tegas Dr. Kishore. Selain penting selama masa anak-anak, ASI juga sebagai makanan 
utama bayi. "Di samping itu juga murah, aman, higienis, dan sangat membantu 
pertumbuhan bayi," tegasnya. 

Produksi ASI sampai hari kelima, yang disebut kolostrum (cairan kental kekuningan), 
sangat baik bagi bayi. Ia mengandung banyak antibodi, protein, mineral, dan vitamin A. 
Yang jelas, kata Kishore, ASI merupakan makanan terbaik yang tak tergantikan oleh 
segala bentuk makanan lain, baik susu formula, food supplement, ataupun suplemen 
vitamin. Tetapi, susu formula diperlukan untuk bayi-bayi yang tidak mendapatkan cukup 
ASI. Misalnya, ketika ibu sakit dan produksi ASI tidak mencukupi.

Jadi, bukan berarti anak balita tak boleh sama sekali memakai susu formula atau PASI 
(pengganti air susu ibu). "Kalau ASI memang tidak cukup, ya harus ditambah susu 
formula. Tapi kalau cukup, berikan ASI selama minimal empat bulan, yang dikenal 
sebagai pemberian ASI eksklusif, tanpa makanan tambahan," jelas Kishore.

Dalam jumlah cukup, ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 3 - 4 bulan pertama. 
Setelah empat bulan, bayi perlu menu pelengkap atau tambahan (selain ASI atau PASI) 
karena kebutuhan gizi bayi meningkat, dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi ASI. Tapi 
bukan berarti pemberian ASI dihentikan. Bahkan ASI dianjurkan tetap diberikan sampai 
anak berusia dua tahun. Tentu saja, kalau ASI masih diproduksi.

Dalam susu formula sudah terdapat asam amino esensial, asam lemak tak jenuh esensial, 
dan vitamin untuk kebutuhan sehari-hari. "Jadi, nggak perlu tambahan. Tambahan vitamin 
baru diberikan kalau ada gejala defisiensi vitamin. Atau, ketika muncul tanda-tanda 
malas makan, vitamin diberikan untuk merangsang nafsu makan anak," tuturnya.

Kalau susu formula diberikan sesuai kebutuhan, defisiensi tak akan terjadi. Bahkan, 
kalau sudah memperoleh menu makanan seimbang, tanpa susu formula pun anak tidak perlu 
lagi vitamin tambahan. Karena dalam menu yang seimbang itu sudah terdapat 
vitamin-vitamin yang dibutuhkan tubuh. (A. Hery Suyono)

Intisari - Oktober 1998


Kirim email ke