Saya juga berterima kasih , akan saya sebar ke rekan-rekan saya yang lain,
terutama suami saya yang sedikit ortodox dan sering memaksakan cara orang
tua dulu dalam merawat anak-anak kami.

Salam
Bundanya Fajar dan Fikri

-----Original Message-----
From: Rita,SatriaJKEAA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, April 18, 2002 3:50 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [balita-anda] fyi


Terima kasih atas informasinya,ini sangat membantu membuka mata buat para
orang tua kita/mertua terutama buat kita sebagai orangtuanya, informasi ini
sangat bermanfaat sekali buat saya pribadi.

Mamanya Afif,Naufal

> ----------
> From:         [EMAIL PROTECTED][SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Thursday, April 18, 2002 2:52 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [balita-anda] fyi
> 
> <<File: ATT469201.txt>>
> 
> 
> BAYI TAK BOLEH DIPAKAIKAN GURITA
> 
> 
> (Embedded image moved to file: pic18588.jpg)Begitu kata dokter, kebalikan
> dari kebiasaan yang terjadi selama ini. Memang, tak sedikit kebiasaan
> turun- temurun dalam merawat bayi yang bertentangan dengan dunia medis.
> Bagaimana kita menyikapinya?
> 
> 
> Dalam merawat sang buah hati, hampir bisa dipastikan kita akan "dihujani"
> oleh segala macam nasihat ataupun larangan dari lingkungan, entah
> kakek-nenek, orang tua, kaum kerabat, maupun tetangga. Umumnya,
> nasihat/larangan tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan praktek perawatan
> bayi yang bersifat turun-temurun.
> 
> 
> Namun, "seringkali nasihat dan larangan tersebut tak bisa diterima akal
> sehat, meskipun ada pula yang kedengarannya masuk akal," ujar dr. Eric
> Gultom, Sp.A. dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto
> Mangunkusumo
> dalam cara Ibu Bayi dan Balita di ANTeve, kerja sama nakita dengan PT
> Endrass Perdana. Misalnya, bayi tak boleh digendong dengan kedua tungkai
> memeluk tubuh ibu agar kelak tungkainya tak pengkor, bengkok, atau
> melengkung. Begitu pula dengan nasihat untuk membedong bayi agar kelak
> bentuk kakinya jadi bagus.
> 
> 
> "Kedengarannya memang masuk akal bahwa cara menggendong dengan posisi
> demikian mungkin saja akan menyebabkan pengkar. Apalagi pada kenyataannya,
> saat lahir, tungkai bayi memang penampilannya bengkok atau melengkung,"
> tutur Eric yang juga berpraktek di RSIA Lestari, Cirendeu dan RS Medistra.
> Tapi, lanjutnya, bila dijelaskan dengan cara lain, akan tampak penjelasan
> tersebut kurang masuk akal.
> 
> 
> Semua bayi, tutur Eric, kakinya memang akan tampak melengkung ketika
> lahir.
> Pasalnya, rongga rahim sangat terbatas ruangnya. Nah, agar si bayi cukup
> dalam rongga rahim, posisinya harus sedemikian rupa sehingga kedua tungkai
> dalam posisi bersila dan melengkung ke atas. "Tentunya dalam posisi
> demikian selama 9 bulan, akan menyebabkan kedua tungkai penampilannya
> melengkung ketika lahir." Selain itu, tulangnya masih lebih lunak dan
> sedang bertumbuh sehingga gampang sekali terbentuk melengkung.
> 
> 
> Kendati demikian, tungkai yang melengkung ini berangsur-angsur akan lurus
> kembali sejalan dengan pertumbuhan bayi. Kecuali bila ada faktor genetik
> dimana salah satu orang tua penampilan tungkainya tak lurus atau
> melengkung, akan diturunkan pada anaknya. Jadi, tukas Eric, "melengkung
> tidaknya tungkai tak tergantung posisi ketika menggendong bayi." Begitupun
> bila bayi tak dibedong, kakinya akan tumbuh lurus sesuai potensi genetik
> yang dimilikinya.
> 
> 
> MEMBAHAYAKAN BAYI
> 
> 
> Berbagai praktek perawatan bayi yang mengikuti kebiasaan-kebiasaan
> turun-temurun ini, menurut Eric, seringkali bukan hanya kurang dapat
> diterima dasar ilmiahnya, tapi juga bisa merugikan. Misalnya, pemakaian
> gurita untuk bebat perut bayi. Kata orang, supaya bayi jangan masuk
> angin."
> Ada pula yang bilang, agar perutnya enggak besar dan pusarnya enggak
> bodong.
> 
> 
> Dalam dunia medis, tuturnya, tak dikenal istilah masuk angin. "Istilah ini
> mungkin maksudnya aerophagia , yaitu bayi banyak mengandung udara di
> lambungnya sehingga terlihat kembung. Hal ini bisa disebabkan bayi
> menangis
> lama atau cara minum susu botol kurang betul." Jadi, Bu-Pak, sama sekali
> tak ada kaitannya dengan pemakaian gurita.
> 
> 
> Begitupun dengan perut besar dan pusar bodong. "Besar kecilnya perut
> ditentukan oleh ketebalan kulit, lemak kulit, dan otot perut yang sanggup
> menahan daya dorong isi perut atau usus keluar. Secara alamiah, usus, kan,
> berusaha mendorong keluar," terang Eric. Nah, pada bayi, lanjutnya, kulit
> maupun lemak dan ototnya masih tipis karena belum tumbuh, sehingga belum
> mampu menahan ususnya yang mendorong keluar. Jadilah si bayi kelihatannya
> seperti kembung, perutnya agak besar. "Nanti, bila kulit dan lemak serta
> ototnya sudah lebih tebal, akan lebih sanggup menahan daya dorong
> tersebut." Jadi, tak akan gendut lagi, kecuali kalau makannya memang
> banyak.
> 
> 
> Sama halnya dengan pusar bodong, "Bila perutnya membesar, tentu pusarnya
> akan menonjol, dong," tukas Eric. Tak demikian halnya setelah ketebalan
> kulit, lemak kulit, dan ototnya bertumbuh menjadi lebih tebal. Jadi, bukan
> lantaran dipakaikan gurita maka pusarnya jadi enggak bodong. Jikapun si
> bayi sampai punya pusar bodong, menurut Eric, karena bagian dari puntung
> tali pusatnya memang sejak awalnya sudah lebih besar. "Jadi, sejak lahir
> pusarnya memang sudah bodong, bukan karena tak dipakaikan gurita."
> 
> 
> Pemakaian gurita, tutur Eric lebih lanjut, sebenarnya justru dapat
> merugikan bayi. "Bayi jadi kepanasan dan banyak keringat sehingga bisa
> mengalami keringet buntet di bawah lapisan gurita." Selain itu, bila
> pemakaian gurita terlalu ketat, "akan mengganggu gerak pernafasan bayi."
> Soalnya, bayi bernafas lebih dominan menggunakan gerak pernafasan perut.
> Jadi kalau kita bebat dia erat-erat di bagian perut, tentu akan mengganggu
> pernafasannya."
> 
> 
> Contoh lain dari kebiasaan turun-temurun yang membahayakan bayi ialah
> membubuhkan bahan-bahan tradisional pada tali pusat yang belum puput. Hal
> ini bisa menimbulkan infeksi. "Perawatan tali pusat cukup dilakukan dengan
> menggunakan alkohol 70 persen," ujar Eric. Sebab, alkohol 70 persen dapat
> membunuh kuman dan mencegah berkembang-biaknya kuman, sehingga tali pusat
> pun terhindar dari infeksi.
> 
> 
> Masih banyak lagi kebiasaan-kebiasaan turun-temurun yang sampai sekarang
> masih sering dijumpai dalam praktek perawatan bayi sehari-hari. Saran
> Eric,
> sebaiknya Bapak dan Ibu tanyakan dulu kepada dokter, apakah ada bahayanya
> bagi bayi Anda. Bila tidak, prakteknya terpulang kepada Bapak-Ibu sendiri
> sebagai orang tua si bayi.
> 
> 
> Julie Erikania
> 
> 
>                ANEKA KEBIASAAN TURUN-TEMURUN PERAWATAN BAYI
> 
> 
> *ASI
> 
> 
> ASI harus dibuang dulu sebelum menyusu. Alasannya, ASI yang keluar adalah
> ASI lama (basi).
> 
> 
> ASI tak pernah basi! Biasanya yang dimaksud dengan ASI lama adalah ASI
> yang
> berwarna kekuningan dan kental; penampilannya memang seperti cairan tak
> segar. Padahal, ASI kekuningan tersebut yang paling baik mutunya.
> "Kandungan nutriennya paling tinggi dan memang diperolehnya pada tetesan
> ASI paling awal," jelas Eric Gultom.
> 
> 
> Warna dan penampilan ASI putih keruh serta encer sering pula diasumsikan
> sebagai ASI kualitas jelek. Hal ini sama sekali tak benar! "Warna dan
> kejernihan ASI sangat tergantung bahan nutrien yang terkandung di
> dalamnya," jelasnya lagi. Perlu diingat, tak ada ibu yang mempunyai ASI
> seputih dan seindah penampilan susu formula. Namun begitu, kualitas ASI
> tak
> dapat ditandingi oleh susu formula manapun.
> 
> 
> Usai melahirkan, ibu harus makan ayam arak agar tubuhnya hangat dan
> ASI-nya
> banyak atau minum jamu-jamuan untuk kesegaran ibu.
> 
> 
> Hal ini justru berbahaya karena sering berpengaruh terhadap kandungan
> nutrien ASI dan menyebabkan bayi kuning. Kandungan dalam ayam arak
> -mungkin
> araknya- dan jamu-jamuan, menurut observasi dokter dan para bidan,
> seringkali berkaitan dengan timbulnya kuning pada bayi, suatu keadaan yang
> secara medis disebut ikterus atau hiperbilirubinemia. "Bila kadar
> kuningnya
> tinggi, dapat membahayakan bayi karena, bahan kuning ini bukan hanya akan
> melekat di mata maupun kulit sehingga jadi kuning, tapi juga di sel-sel
> otak," terang Eric.
> 
> 
> * MEMANDIKAN BAYI
> 
> 
> Bayi harus dimandikan dengan air hangat agar tak masuk angin.
> 
> 
> Memandikan bayi dengan air hangat tak perlu apabila bayi Anda normal,
> cukup
> bulan dan dalam keadaan sehat. Mandikanlah sehari dua kali, gunakan sabun
> bayi dan cuci rambut dengan sampo bayi. Perlakukan bayi sebagaimana
> layaknya Anda sebagai orang sehat mandi dan mencuci rambut.
> 
> 
> "Mandi dengan air hangat tujuannya terutama agar bayi tak kedinginan atau
> hipotermi dalam bahasa kedokterannya. Tapi, sebagai bayi normal yang
> sehat,
> bayi Anda dapat beradaptasi dengan keadaan tersebut," terang Eric. Jadi,
> Bu-Pak, tak usah takut memandikan si kecil dengan air dingin selama
> kondisinya normal dan sehat serta dalam cuaca yang tak dingin.
> 
> 
> Kepala tak boleh dibasahi saat bayi dimandikan.
> 
> 
> Nasihat ini tentulah tak benar. Jika kepala bayi tak pernah dibasahi,
> kotoran di kepala jadi menumpuk dan bercampur dengan endapan lemak sehabis
> dilahirkan. Akibatnya, timbullah kerak kepala yang sering disebut sarapen
> atau dalam istilah medisnya, dermatitis seboroik.
> 
> 
> Bayi tak boleh dimandikan jika tali pusatnya belum lepas.
> 
> 
> Salah! Justru tali pusatnya harus dibersihkan, lalu dikeringkan dengan
> alkohol 70 persen.
> 
> 
> * BEDAK DAN MINYAK-MINYAKAN
> 
> 
> Kepala bayi perlu diberi pupur agar tak gampang pilek.
> 
> 
> Tak ada hubungannya antara pilek dan diberi pupur. "Pilek lebih sering
> terjadi bila bayi tertular orang dewasa yang pilek dan mencium bayinya,"
> urai Eric. Sebaliknya, pupur dapat menyebabkan banyak kerak di kepala dan
> merupakan media tumbuh kuman yang baik bila tak dibersihkan dengan baik.
> 
> 
> Bayi harus dibedaki sesudah mandi agar tubuhnya harum. Sehabis BAK,
> selangkangannya dikeringkan dengan bedak. Begitu juga bila tubuhnya
> berkeringat, dikeringkan dengan bedak.
> 
> 
> Sebaiknya bedak tak digunakan jika dimaksudkan untuk membuat tubuh bayi
> harum, mengeringkan keringat, bekas BAK atau sesudah cebok.
> 
> 
> Di negeri tropis, bayi Anda memang akan cenderung lebih sering
> berkeringat.
> Campuran bedak dengan keringat, terang Eric, merupakan media yang baik
> untuk berkembang biaknya kuman di permukaan kulit, terutama di daerah
> tertutup dan lipatan leher, ketiak, atau selangkangan. Lagi pula campuran
> air dan bedak akan menutup pori-pori kulit bayi yang sangat halus dan
> menyumbat pernafasan kulit serta saluran kelenjar keringat, terutama bila
> diborehkan terlalu tebal. Hal ini menyebabkan lebih banyak keringet buntet
> dan ruam (kemerahan) di permukaan kulit.
> 
> 
> Bedak hanya boleh dipakai untuk mencegah tergoresnya kulit kering. Akan
> tetapi, kulit kering jarang terjadi di negeri tropis karena udaranya cukup
> lembab sehingga kulit cenderung lebih basah; berbeda di negara empat musik
> yang kelembaban udaranya lebih rendah. Jikapun Anda ingin si kecil
> dipakaikan bedak, sebaiknya bubuhkan tipis-tipis di permukaan kulit,
> terutama bagian tubuh yang mudah tergores.
> 
> 
> Bagaimana dengan minyak-minyakan dan baby oil?
> 
> 
> Bahan minyak-minyakan, misalnya, minyak telon dan minyak kayu putih,
> sering
> diborehkan dengan alasan mencegah masuk angin dan menghangatkan tubuh
> bayi,
> terutama minyak kayu putih. Jadi, hal ini sering dipraktekkan.
> 
> 
> Namun demikian, ingat Eric, pemakaiannya harus hati-hati. Soalnya, respons
> kulit bayi terhadap kandungan minyak telon dan minyak kayu putih
> berbeda-beda. Jika timbul kemerahan dan gejala iritasi (kulit kering
> seperti terbakar dan bersisik/beruntusan), sebaiknya pemakaian dihentikan.
> 
> 
> Baby oil lebih parah lagi dalam menyumbat pori-pori kulit dan saluran
> kelenjar keringat karena partikelnya lebih besar dan lebih kental. Jadi,
> sebaiknya tak diberikan untuk kulit bayi Anda.
> 
> 
> * MAKANAN
> 
> 
> Bayi harus diberi pisang atau nasi kepal/ulek agar tak kelaparan.
> 
> 
> Salah dan berbahaya! Sistem pencernaannya belum sanggup mencerna atau
> menghancurkan makanan tersebut. Dengan demikian, makanan tersebut akan
> mengendap di lambung dan menyumbat saluran pencernaan, sehingga akhirnya
> bayi jadi muntah. Itulah mengapa, sebelum usia 4 bulan, bayi belum boleh
> diberikan makanan tambahan. Jadi, Bu-Pak, tak usah takut si kecil akan
> kelaparan. Toh, di usia tersebut, makanannya memang cuma ASI dan ia pun
> boleh menyusu ASI sepuasnya kapanpun ia menginginkannya.
> 
> 
> Bayi harus diberi susu lebih kental agar cepat gemuk.
> 
> 
> Salah! Susu yang sangat kental juga tak dapat dicerna dan menyebabkan
> endapan susu di lambung sehingga bayi jadi muntah.
> 
> 
> Bayi boleh diberi air tajin sebagai pengganti susu/pelarut susu.
> 
> 
> Air tajin tak dapat menggantikan susu karena kandungan nutriennya kurang;
> juga, tak perlu dipakai sebagai pelarut bila pengenceran susu dengan air
> matang sudah sesuai petunjuk pelarutan yang diberikan pada setiap kemasan
> susu kaleng.
> 
> 
> Susu kaleng perlu dicampur-campur (berbagai merek dagang) agar keunggulan
> masing-masing susu dapat dikonsumsi sekaligus oleh bayi.
> 
> 
> Jangan termakan iklan, dong! Semua keunggulan yang diiklankan tersebut tak
> ada yang dapat menyaingi keunggulan ASI.
> 
> 
> BILA BAYI PANAS
> 
> 
> Baluri seluruh tubuhnya dengan bawang merah.
> 
> 
> Bau, dong! Panas tak pernah turun karena bawangnya, tapi karena waktu
> memborehkan bawang, semua baju dibuka dan terjadi penguapan dari permukaan
> kulit yang basah. Itulah mengapa, praktek membungkus bayi rapat-rapat
> dengan beberapa lapis pakaian pada waktu bayi panas justru akan
> menyebabkan
> suhu tubuh semakin panas. Bila bayi panas, jangan membungkus bayi terlalu
> rapat atau dengan pakaian terlalu tebal.
> 
> 
> "Malah lebih baik kalau semua pakaiannya dilepaskan, agar terjadi
> penguapan
> atau pelepasan panas dari tubuh bayi ke udara sekitar," tutur Eric.
> Bahkan,
> dikompres sambil telanjang pun boleh. Namun tentunya, sebelum itu si bayi
> sudah diberi obat penurun panas. Tak usah cemas bayi Anda akan semakin
> parah sakitnya. Kecuali, bila kemudian Anda tak membawanya ke dokter untuk
> mengatasi penyebabnya. Bukankah penyebabnya yang harus diatasi, karena
> penyebabnya inilah yang membuat si bayi menjadi panas.
> 
> 
> Lepaskan semua pakaian bayi, lalu dekap di dada ibu/ayah yang tanpa busana
> pula. Dengan demikian bisa menurunkan panas.
> 
> 
> Memang hal ini juga bisa dilakukan pada bayi yang mengalami panas untuk
> mengurangi panasnya. Tapi panas badan kita, kan, normalnya 37 derajat
> Celcius, sedangkan suhu udara jauh lebih rendah, sekitar 28-30 derajat
> Celcius. Jadi, penetralannya lebih baik ketimbang badan ibu/bapaknya.
> 
> 
> * DIURUT
> 
> 
> Bayi perlu diurut bila mengalami keseleo/kecengklak.
> 
> 
> Dunia medis tak mengenal istilah keseleo/kecengklak. Mengurut bayi justru
> dapat menyebabkan cedera jaringan bila cara pijatan dan urutannya
> berlebihan, apalagi di tempat-tempat organ berbahaya semisal perut.
> 
> 
> * TIDUR
> 
> 
> Bayi tak boleh tidur ditengkurapkan karena susah bernafas.
> 
> 
> Salah! Tidur tengkurap lebih nyaman buat bayi karena membuatnya lebih
> nyenyak dan tak rewel, serta membantu rekoil pernafasan dada lebih
> teratur.
> Sejak lahir pun, setiap saat diletakkan di tempat tidur, bayi boleh
> ditengkurapkan. Pengalaman menunjukkan, dengan sering ditengkurapkan,
> perkembangan motoriknya angkat kepala, tengkurap, bolak-balik, duduk, dan
> sebagainya- lebih baik.
> 
> 
> Keberatan tidur tengkurap belakangan ini sering dikaitkan dengan tulisan
> mengenai SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) yang sering terjadi di negeri
> Barat karena bayi tidur di ranjang terpisah dari orang tua, kadang di
> kamar
> yang terpisah pula. Sedangkan di Indonesia, umumnya bayi tidur di samping
> orang tua dan jarang sekali ditinggal sendiri. Jadi, tak perlu takut
> dengan
> SIDS hanya karena menengkurapkan bayi.
> 
> 
> * PERAWATAN UMUM
> 
> 
> Bayi tak boleh didudukkan karena takut susah kencing.
> 
> 
> Tidak benar! Jikapun nasihat ini diikuti, boleh saja; toh, tak akan
> merugikan bayi.
> 
> 
> Bila bayi kembung, laburi perutnya dengan daun-daunan obat.
> 
> 
> Justru berbahaya bila kulit bayi sangat sensitif karena menimbulkan
> iritasi. Bila bayi mengalami kembung, cukup ditengkurapkan; karena dalam
> posisi tersebut, bayi akan banyak mengeluarkan angin. Nanti kembungnya
> akan
> hilang sendiri.
> 
> 
> Bayi perlu diberi penghitam mata di alis mata (sipat) agar matanya jernih.
> 
> 
> Tak ada hubungannya antara mata jernih dengan pemberian penghitam mata.
> Jikapun ingin diberikan, boleh saja karena tak ada bahayanya bagi bayi.
> 
> 
> Jika bayi sering belekan, baluri di atas alis matanya dengan kunyit yang
> sudah dihaluskan agar saat bangun tidur, tahi matanya keluar semua
> sehingga
> enggak belekan lagi.
> 
> 
> Salah! Mata belekan disebabkan saluran mata -masing-masing di sudut mata
> dekat hidung- bayi masih terlalu halus (salurannya masih sempit sekali)
> sehingga bila ada kotoran atau partikel-partikel di sudut mata yang mau
> dibersihkan di saluran tersebut namun ukurannya lebih besar dari
> salurannya, maka mengumpullah kotorannya di sudut mata. Itulah yang
> disebut
> belekan. Untuk mengatasinya, lakukan pemijatan sesering mungkin pada
> masing-masing saluran mata.
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 


>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke