Pak Taufik,

Saya menghargai pendapat pribadi Bapak, tapi terus terang saya kurang
berkenan dengan cara pandang Bapak mengenai ibu yang bekerja di luar rumah.
Faktor nomor satu yang harus kita lihat adalah alasan kenapa ibu harus
bekerja, dan saya yakin seyakin2nya bahwa lebih dari 90% ibu2 di Milis BA
ini kalau disuruh memilih antara kerja atau di rumah merawat anak, pasti
akan pilih anak.

Lalu kenapa ibu harus kerja? Faktor utama, Pak Taufik, adalah karena
kebutuhan, bukan keinginan. Tidak ada ibu yang sengaja bekerja di luar rumah
karena keinginan, karena dia memang pilih kerja daripada anak, kecuali kalau
anak itu tidak diinginkan si Ibu (dan saya pikir kasus seperti ini sangat
jarang). Dalam keadaan ekonomi yang sulit seperti sekarang ini, bagi orang
kebanyakan seperti saya, pendapatan dari satu sumber saja tidak akan cukup
untuk memenuhi kebutuhan(bukan keinginan) rumah tangga, dan kebutuhan rumah
tangga yang utama adalah kebutuhan untuk anak, bukan untuk orangtuanya.

Jadi menurut saya solusi dengan menyuruh istri berhenti bekerja mungkin
adalah solusi terbaik, tapi bagi kebanyakan orang itu menjadi pilihan
terakhir karena bukan solusi yang bisa dijalankan. Buat saya pribadi, bisa
tinggal di rumah saja dengan kebutuhan anak saya tercukupi adalah impian
yang saya tidak tahu kapan bisa terwujud. Jadi kalau Pak Taufik tanya apakah
saya puas dengan perkembangan anak saya  karena saya punya pengasuh anak
yang baik, jawabannya jelas TIDAK. Pasti saya akan lebih puas bila bisa
mengawasi perkembangan anak saya dari hari ke hari, dengan keberadaan
pengasuh hanya berfungsi sebagai 'asisten'.

Jadi begitulah, Pak, sekarang ini ibu-ibu bekerja juga utamanya untuk masa
depan anak kok. Justru karena ingin masa depan anak baik makanya kami-kami
ini harus bekerja untuk mendukung suami yang juga bekerja demi masa depan
anak. Saya kira mengenai pengasuh, memang sebaiknya tidak dibiarkan sendiri
dengan anak kita. Perlu ada orang lain yang bisa membantu mengawasi seperti
dari keluarga, atau bila mungkin bisa ada satu orang pembantu yang bukan
kenalan atau saudara si pengasuh untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.

Demikian, maaf buat netters kalo kepanjangan, semoga bermanfaat.
-Mila-

----- Original Message -----
From: "Muhammad Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, April 25, 2002 6:04 PM
Subject: Re: [balita-anda] FW: Anakku disiksa pembantu


> Terlebih dahulu saya mohon maaf bila komentar saya terhadap kejadian ini
tidak berkenan
> di hati ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian.
> Pendapat saya pribadi begini ; andaikan kejadian tersebut menimpa keluarga
saya, maka
> tindakan yang saya ambil adalah :
> - Pertama, menyuruh isteri saya berhenti dari kerja ( walaupun
gajih/pangkat isteri saya
> lebih tinggi dari saya ). Alasannya apa ? Karena masa depan anak kita
sangat-sangat
> berharga jika dibandingkan dengan semua harta benda yang kita miliki.
> - Kedua, melaporkan pembantu tsb kepada yang berwajib. Jadikan pembantu
kita yang
> satunya juga anak kita sebagai saksi ( bila perlu cari tau ke tetangga
kita, apakah ada
> yang pernah mengetahui tindakan jahat si pembantu bejat tsb ). Pastilah
pihak yang
> berwajib memiliki teknik introgasi yang canggih untuk membuat si jahat
mengakui
> kejahatannya.
>
> Kalau kita mau merenung sedikit dan menggunakan akal sehat dan
mendengarkan hati nurani
> kita yang putih bersih ini, camkanlah musibah yang menimpa kita itu.
Siapakah yang salah
> ?
> Sekarang begini aja deh, misalnya dalam kondisi yang normal aja, kita
memiliki
> pembantu/baby sitter yang baik. Apakah bapak/ibu cukup puas dengan
perkembangan phisik
> dan mental anak kita, yang selama ini kita hanya memonitornya di hari
sabtu dan minggu
> saja (mungkin ditambah monitor via telepon di hari-hari kerja atau jika
memungkinkan
> kita bisa pulang sebentar menenggok ke rumah). Mungkin secara pisik kita
bisa puas jika
> kondisi pisiknya senantiasa terjaga rapih (kondisi anak kita selalu bersih
dan sehat),
> untuk kondisi mental ??? (salah satunya, apakah anak kita senang selalu
ditinggal di
> rumah dengan pembantu? tentu susah untuk diketahui karena anak kita masih
kecil.). Untuk
> mengetahuinya sebenarnya bisa, salah satunya dengan cara kita perhatikan
anak kita saat
> kita ada di rumah, anak kita senang atau tidak !? Kalau anak kita senang
(dengan
> tindakan : selalu ingin bermain dengan kita, tidak mau dengan pembantu
saat kita ada
> dll), itu berarti anak kita tidak senang dengan kondisi selalu ditinggal
dengan
> pembantu.
> Jadi bertindaklah kita dengan bijaksana, tentukan prioritas dengan cermat,
apa yang
> lebih kita pentingkan dalam menyongsong hidup ini ???? Harta atau anak ?
> Sekali lagi saya mohon maaf jika kurang/tidak berkenan di hati ibu/bapak
sekalian.
>




>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke