Setujuuu, saya juga bekerja di luar rumah. Dari senin sampai jumat putri
saya (16bln) selalu diasuh mbak nya dan diawasi nininya di rumah.  Dan
saya sangat bangga dengan putri saya, dia mandiri, berani dan tidak
cengeng. Apa-apa maunya tidak selalu harus dengan saya. Bukan berarti
itu artinya dia sama sekali nggak mau dengan saya. Sampai tadi pagi pun
sebelum ke kantor, saya yang urus segala urusannya dan sampai tadi pagi
pun dia masih sangat "membutuhkan" saya. Setiap hari saya tilpon ke
rumah menanyakan keadaannya, tidak cukup memang tapi untuk latar
belakang keadaan keluarga kami, saya dan suami sama-sama menyadari
memang sudah seharusnya keadaan ini dijalani dengan ikhlas. Kalau memang
ada kesempatan untuk saya bisa mengawasi anak setiap hari dirumah, pasti
saya akan ambil kesempatan itu dan suami saya juga pasti mendukung.

Kalau pembantu atau baby sitter nya "garelo" jangan di hubung-hubungkan
dengan orang tua bekerja di luar rumah atau tidak. Bagaimana orang tua
dengan bijak sejak awal mengantisipasi kejadian semacam ini. Sebesar
apapun kita percaya dengan yayasan baby sitter atau pembantu yang
membantu mengasuh putra-putri kita sehari-hari, hal itu TIDAK CUKUP. Tak
bisa dipungkiri baby sitter dan pembantu juga manusia yang tidak
sempurna dan selalu di kelilingi nafsu. Ada baiknya orang yang kita
kenal bisa ikut mengawasi selama baby sitter atau pembantu mengasuh anak
kita. Kalaupun tidak ada, tetangga terdekat secara eksplisit kan bisa
diminta tolong untuk ikut mengawasi meskipun sebenarnya cara ini tidak
efektif. Banyak orang tua yang bekerja di luar rumah dan anaknya tumbuh
dengan baik dan benar tapi banyak juga orang tua yang setiap hari full
time di rumah tapi anaknya terjerumus dengan narkoba, didepan mata orang
tuanya sendiri yang setiap hari di rumah,masih bisa terjerumus narkoba
!!

Bagi saya kualitas menggunakan waktu untuk mendidik dan mengasuh anak
lah yang penting, bukan kuantitas nya. Ada Kyai terkenal yang mengatakan
"keluarga jangan diberi waktu sisa",saya sangat setuju sekali dan bagi
saya & suami  waktu yang kami berikan untuk putri kami sepulang kerja,
sebelum kerja dan full setiap akhir pekan itu sama sekali bukan " waktu
sisa" melainkan waktu khusus yang selalu akan tersedia untuk putri kami
& keluarga. 

Maaf  kalau kurang berkenan dan terlalu panjang.

Salam,
Tiara


                -----Original Message-----
                From:   Miladinne Inesza L [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
                Sent:   Friday, April 26, 2002 11:09 AM
                To:     [EMAIL PROTECTED]
                Subject:        Re: [balita-anda] FW: Anakku disiksa
pembantu

                Pak Taufik,

                Saya menghargai pendapat pribadi Bapak, tapi terus
terang saya kurang
                berkenan dengan cara pandang Bapak mengenai ibu yang
bekerja di luar rumah.
                Faktor nomor satu yang harus kita lihat adalah alasan
kenapa ibu harus
                bekerja, dan saya yakin seyakin2nya bahwa lebih dari 90%
ibu2 di Milis BA
                ini kalau disuruh memilih antara kerja atau di rumah
merawat anak, pasti
                akan pilih anak.

                Lalu kenapa ibu harus kerja? Faktor utama, Pak Taufik,
adalah karena
                kebutuhan, bukan keinginan. Tidak ada ibu yang sengaja
bekerja di luar rumah
                karena keinginan, karena dia memang pilih kerja daripada
anak, kecuali kalau
                anak itu tidak diinginkan si Ibu (dan saya pikir kasus
seperti ini sangat
                jarang). Dalam keadaan ekonomi yang sulit seperti
sekarang ini, bagi orang
                kebanyakan seperti saya, pendapatan dari satu sumber
saja tidak akan cukup
                untuk memenuhi kebutuhan(bukan keinginan) rumah tangga,
dan kebutuhan rumah
                tangga yang utama adalah kebutuhan untuk anak, bukan
untuk orangtuanya.

                Jadi menurut saya solusi dengan menyuruh istri berhenti
bekerja mungkin
                adalah solusi terbaik, tapi bagi kebanyakan orang itu
menjadi pilihan
                terakhir karena bukan solusi yang bisa dijalankan. Buat
saya pribadi, bisa
                tinggal di rumah saja dengan kebutuhan anak saya
tercukupi adalah impian
                yang saya tidak tahu kapan bisa terwujud. Jadi kalau Pak
Taufik tanya apakah
                saya puas dengan perkembangan anak saya  karena saya
punya pengasuh anak
                yang baik, jawabannya jelas TIDAK. Pasti saya akan lebih
puas bila bisa
                mengawasi perkembangan anak saya dari hari ke hari,
dengan keberadaan
                pengasuh hanya berfungsi sebagai 'asisten'.

                Jadi begitulah, Pak, sekarang ini ibu-ibu bekerja juga
utamanya untuk masa
                depan anak kok. Justru karena ingin masa depan anak baik
makanya kami-kami
                ini harus bekerja untuk mendukung suami yang juga
bekerja demi masa depan
                anak. Saya kira mengenai pengasuh, memang sebaiknya
tidak dibiarkan sendiri
                dengan anak kita. Perlu ada orang lain yang bisa
membantu mengawasi seperti
                dari keluarga, atau bila mungkin bisa ada satu orang
pembantu yang bukan
                kenalan atau saudara si pengasuh untuk menghindari
hal-hal yang tidak
                diinginkan.

                Demikian, maaf buat netters kalo kepanjangan, semoga
bermanfaat.
                -Mila-

                ----- Original Message -----
                From: "Muhammad Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
                To: <[EMAIL PROTECTED]>
                Sent: Thursday, April 25, 2002 6:04 PM
                Subject: Re: [balita-anda] FW: Anakku disiksa pembantu


                > Terlebih dahulu saya mohon maaf bila komentar saya
terhadap kejadian ini
                tidak berkenan
                > di hati ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian.
                > Pendapat saya pribadi begini ; andaikan kejadian
tersebut menimpa keluarga
                saya, maka
                > tindakan yang saya ambil adalah :
                > - Pertama, menyuruh isteri saya berhenti dari kerja (
walaupun
                gajih/pangkat isteri saya
                > lebih tinggi dari saya ). Alasannya apa ? Karena masa
depan anak kita
                sangat-sangat
                > berharga jika dibandingkan dengan semua harta benda
yang kita miliki.
                > - Kedua, melaporkan pembantu tsb kepada yang berwajib.
Jadikan pembantu
                kita yang
                > satunya juga anak kita sebagai saksi ( bila perlu cari
tau ke tetangga
                kita, apakah ada
                > yang pernah mengetahui tindakan jahat si pembantu
bejat tsb ). Pastilah
                pihak yang
                > berwajib memiliki teknik introgasi yang canggih untuk
membuat si jahat
                mengakui
                > kejahatannya.
                >
                > Kalau kita mau merenung sedikit dan menggunakan akal
sehat dan
                mendengarkan hati nurani
                > kita yang putih bersih ini, camkanlah musibah yang
menimpa kita itu.
                Siapakah yang salah
                > ?
                > Sekarang begini aja deh, misalnya dalam kondisi yang
normal aja, kita
                memiliki
                > pembantu/baby sitter yang baik. Apakah bapak/ibu cukup
puas dengan
                perkembangan phisik
                > dan mental anak kita, yang selama ini kita hanya
memonitornya di hari
                sabtu dan minggu
                > saja (mungkin ditambah monitor via telepon di
hari-hari kerja atau jika
                memungkinkan
                > kita bisa pulang sebentar menenggok ke rumah). Mungkin
secara pisik kita
                bisa puas jika
                > kondisi pisiknya senantiasa terjaga rapih (kondisi
anak kita selalu bersih
                dan sehat),
                > untuk kondisi mental ??? (salah satunya, apakah anak
kita senang selalu
                ditinggal di
                > rumah dengan pembantu? tentu susah untuk diketahui
karena anak kita masih
                kecil.). Untuk
                > mengetahuinya sebenarnya bisa, salah satunya dengan
cara kita perhatikan
                anak kita saat
                > kita ada di rumah, anak kita senang atau tidak !?
Kalau anak kita senang
                (dengan
                > tindakan : selalu ingin bermain dengan kita, tidak mau
dengan pembantu
                saat kita ada
                > dll), itu berarti anak kita tidak senang dengan
kondisi selalu ditinggal
                dengan
                > pembantu.
                > Jadi bertindaklah kita dengan bijaksana, tentukan
prioritas dengan cermat,
                apa yang
                > lebih kita pentingkan dalam menyongsong hidup ini ????
Harta atau anak ?
                > Sekali lagi saya mohon maaf jika kurang/tidak berkenan
di hati ibu/bapak
                sekalian.
                >





                >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara?
Klik, http://www.indokado.com/

                >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com

                Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]



                


>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke