Lah urang tungguan wae ETAH HASIL HARVARD TEH..SUGAN WAE PRAKTIS BISA
DIJALANKEUN KUNAGARA...

On 1/29/08, Dian Nugraha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Kang R,
>
> Ieu aya komentar ti rencangan abdi anu damel di BI.
>
> Wassalaam,
> Dian.
>
> ===============================
>
> That's a very great movie. Tks banget dah sharing. Sy baru sempat liat
> sekilas. More or less itu kondisi yang memang riil sedang dihadapi US
> saat ini. Karena sekitar 90% transaksi internasional menggunakan mata
> uang $US sebagai benchmark, maka kondisi yang dihadapi US seringkali
> berefek signifikan pada negara yang memiliki keterkaitan baik langsung
> maupun tidak langsung. (monetary channeling).
>
> Sekilas kalau melihat video tersebut, kita menganggap yang menjadi akar
> permasalahan adalah proses penciptaan uang bersifat hutang yang
> menyebabkan system ekonomi yang ada saat ini tidak mampu mengakomodasi
> perkembangan hutang yang bergerak polynomial.
>
> Disini saya berpendapat bahwa jika pembenahannya bersifat komprehensif,
> harusnya fokusnya bukan pada penciptaan uang di system perbankan, tapi
> lebih pada pengenaan bunga (interest), pemanfaatan uang sebagai alat
> transaksi yang menghasilkan profit (transaksi uang), dan penciptaan
> instrument derivative (financial innovations) yang menciptakan uang
> sebagai hutang. Tapi paling tidak, video itu mencoba untuk memberantas
> salah satu dari 3 akar permasalahan yang ada (money as debt) dan mencoba
> memberikan ide sistem ekonomi dunia yang lebih proporsional antara uang
> dan hutang.
>
> Dalam konteks sejarah ekonomi, tidak pernah ada krisis ekonomi dunia
> yang disebabkan oleh proses penciptaan uang di system perbankan. Great
> Depression tahun 1929 yang terjadi di US dan kemudian melanda dunia
> terjadi karena system ekonomi masih kaget menyikapi gurita beban bunga.
> Krisis ekonomi tahun 1998 merupakan bukti konkret bagaimana transaksi
> uang di pasar uang bisa meluluhlantakkan ekonomi negara, regional, dan
> dunia. Dan krisis ekonomi dunia sekarang yang hanya berakar dari ledakan
> SubPrime Mortgage (low rating credit) di US menjadi bukti bagaimana
> transaksi derivative dari financial innovations bisa membuat ancaman
> hutang yang bersifat polynomial menjadi kenyataan (economic bubble).
>
> Singkatnya, sebenarnya secara konseptual, 3 akar permasalahan (bunga,
> transaksi uang, dan transaksi derivative) bisa dihindari dengan konsep
> ekonomi nonriba, transaksi riil, dan penyiapan hukum transaksi
> derivative dari instrument keuangan (financial innovations) yang
> semuanya justru menjadi prinsip ekonomi berbasis syariah. Saat ini
> ketiga prinsip tersebut justru sedang ditelaah secara khusus di Harvard
> University dan sudah di akui kebenarannya. Tapi antara kebenaran dan
> kenyataan kan tidak selalu sejalan toh....!! J
>
> On 28/01/2008, Rahman <[EMAIL PROTECTED] <rsyaifoel%40yahoo.com>> wrote:
> Nuhun Kang Dian,
>
> Tacan bisa nongton. Kabeneran keur pabaliut yeuh he he he. Keun engke
> disampeur deui lah.
>
> Rek nyambung obrolan deui Kang. Ngarah teu rehe di milis na.
>
> Ngarah teu salah harti keur nu sejen. Kuring jojorowokan di dieu
> LAIN... sakali deui... lain kuring anti bank syariah. Kuring mah teu
> resep anti2an! Ngan ieu mah itung2 hayang milu mikiran we. Da kuring
> mah sabenerna malah resep mun aya alternatif teh, sabab ku ayana
> alternatif mah, pan urang sabage konsumen BISA milih.
>
> Aya anu jadi ganjelan keur kuring dina sistem syariah tea. Mun
> nengetan esensina asa TEU beda jeung nu konvensional. Istilah na anu
> beda, jeung keur konsumen jasa finansial anu belet kawas kuring mah
> kaitung rada pajuriwet. Lian ti kitu, anu disebut sistem syariah sok
> make argumen di luar argumen ekonomi.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke