Eta panulis buku teh..nulis nya nulis...keun bae "konyol" ge..ngan eta bari tudah tuduh..teu bermutu....
On 7/11/08, Waluya <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Aya tulisan hade (ceuk kuring tangtuna oge) ti forum Mahasiswa STTelkom > Bandung, perkara buku "Matahari mengelilingi bumi, sebuah kepastian > Al-Qur'an > dan as-Sunnah serta Bantahan terhadap teori bumi mengelilingi matahari". > Sanajan tulisan ieu keur nga "rensensi" buku ieu, tapi nyebut-nyebut asal > usul manusa nu ceuk nu nulis artikel ieu mah aya dina Surat Ar-Rahman Ayat > 14 : ""Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar". > > Tah lamun dihartikeun kitu wae mah .......ah moal diteruskeun, terserah > penafsiran masing-masing. Nyanggakeun tulisanana: > > GEOCENTRIS VS HELIOCENTRIS > > http://students.stttelkom.ac.id/web/viewtopic.php?t=2572 > > Saya sudah membaca bukunya. "Matahari mengelilingi bumi, sebuah kepastian > Al-Qur'an dan as-Sunnah serta Bantahan terhadap teori bumi mengelilingi > matahari" Pengarang: Ahmad Sabiq bin abdul lathif abu yusuf. Penerbit: > pustaka al-furqon > > Pertama kali dengar masalah ini dari posting di blog harry Sufehmi. Hari > minggu kemarin ngobrol-ngobrol dengan seorang teman, ternyata doi punya > bukunya. Buku ini saya pinjam dan langsung habis saya baca dalam waktu 3 > jam. > > Dari apa yang saya baca, menurut saya yang paling mengganggu bukanlah > statemen bahwa "matahari mengelilingi Bumi" melainkan bagaimana mereka > menafsirkan ayat Alqur'an untuk menjelaskan fenomena alam. Tampaknya > kesimpulan ini juga bukan semata-mata hasil pemikiran si penulis, melainkan > > suatu pemahaman di lingkungan (aliran?) islam tertentu. Menurut saya agak > sulit jika kita mendebat pendapat ini (kepada mereka) melalui bukti-bukti > empiris, apalagi bukti yang di peroleh dari "ilmuwan kafir" . > > Semua ulama sepakat bahwa Alqur'an bukanlah Kitab Ilmu pengetahuan. Terlalu > > gegabah menafsirkan fenomena alam yang tertulis dalam Alqur'an secara > literal, karena Bahasa Alqur'an menggunakan gaya bahasa sastra tingkat > tinggi. menafsirkan alQur'an dibutuhkan keluasan ilmu dari penafsir dalam > bidangnya, dan itupun belum tentu 100% benar karena tafsir alQur'an adalah > hasil pemikiran manusia, BUKAN AlQur'an itu sendiri. > > Ambillah contoh yang mudah. Ayat 14 Surat Ar-Rahman: "Dia menciptakan > manusia dari tanah kering seperti tembikar". Apa betul tubuh kita terbuat > dari tanah kering? Kenyataannya manusia terbuat dari tulang, daging, darah, > > dll. Apakah dengan demikian AlQur'an Salah? > > "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam > > dan siang terdapat ayat-ayat bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) > orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam > keadan > berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya > berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, > Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Ali Imran > 190-191). > > AlQur'an sendiri mengatakan bahwa fenomena alam, juga adalah ayat-ayat > Allah > (ulama menyebutnya sebagai Ayat Kauniyah). Inilah yang seharusnya dilakukan > > untuk memahami Alam semesta: mentafakuri fenomena alam yang terjadi > disekitar kita. Ayat kauniyah "terbaca" (namun belum tentu di tafakuri) > oleh > semua umat, baik muslim dan non-muslim. Perbedaannya adalah apakah > ayat-ayat > ini akan semakin meningkatkan keimanan ataukah menambah kekufuran? Akankah > kita mengingkari Ayat-ayat Kauniyah ini? yang artinya juga mengingkari > AlQur'an terutama Ali imran ayat 190. > > Heliocentris vs Geocentris > Buku ini menuduh para pengikut aliran heliocentris sebagai pro-Kafir > (Karena > pencetus heliocentris Copernicus yang adalah orang kafir). Benarkah? > Statemen ini dengan mudah dapat dibalik, karena aliran geocentris juga > (sebelum islam) dicetuskan oleh "orang kafir" diantaranya Plato, > Aristoteles > dan yang paling masyhur Claudius Ptolomeus. Dari pada berdebat masalah ini > coba kita buka lagi lembar sejarah. Buku ini memiliki banyak ketidak > konsistenan. Penulis mencaci maki "ilmuwan kafir" seperti Aristotles dan > Pythagoras, padahal se-ide dan sepaham dengan penulis. (tentang > geocentris). > hal ini menunjukkan ketidakpahaman penulis tentang sejarah. > > Dari wikipedia, teori heliocentris pertamakali (diketahui) di gagas oleh > Yajnavalkya dalam kitab Shatapatha Brahmana (abad 9 SM). Orang Yunani kuno > yang mempunyai ide ini pertama kali adalah Aristarchus (abad 3 SM) dan abad > > pertengahan adalah Ilmuwan india bernama Aryabhata (476-550M), > > Ilmuwan muslim pada awalnya mengikuti paham geocentris. Namun seiring > dengan > perkembangan ilmu astronomi (yang juga dibangun oleh banyak ilmuwan muslim > pada masanya), mengalami banyak masalah dengan dengan teori ini. Akhirnya > seorang ilmuwan muslim bernama ibnu al-Shatir (1304-1375M), dalam kitabnya > yang berjudul Nihayat as-Sul fi Tashih al-Usul mengagas teori heliocentris. > > Perlu diketahui masa hidup Ibnu Shatir adalah sebelum Copernicus > (1473-1543M). Penelitian ahli sejarah menemukan bahwa karya Copernicus > mirip > dengan yang diperoleh oleh Ibnu Shatir sehingga muncul dugaan bahwa > pemikiran Copernicus adalah hasil mencontek dari Ibnu Shatir (nahh!!). > > Akhir kata, saya cuman pingin bilang; > > Ulama adalah manusia biasa, masihkah engkau menuhankannya ??!?!? > > > [Non-text portions of this message have been removed]