hatur nuhun , aya jawaban tina patarosan kuring mangsa katukang
On Thu, Sep 11, 2008 at 7:52 AM, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Keris Berpamor Besi Meteorit > Jumat, 29 Agustus 2008 | 13:19 WIB > > Oleh Jimmy S Harianto > > BENDA angkasa yang jatuh dari langit jika masih tersisa di atas bumi > dianggap sebagai benda ampuh. Tak heran, jika benda yang pernah > melewati jarak ribuan, bahkan jutaan kilometer dan nyaris terbakar > habis ketika memasuki atmosfer bumi ini, lalu dipakai oleh orang masa > lalu sebagai bahan pembuat pamor keris. > > Tergerak oleh cerita bahwa keris-keris tua pada masa lalu ada yang > menggunakan bahan pamor dari "benda langit yang gaib" meteor, maka > Ferry Febriantopenggemar keris yang kebetulan seorang > insinyurmenjelajahi dunia maya, berkomunikasi dengan komunitas > kolektor meteor, dan membolak-balik buku kepustakaan tentang benda > langit meteor lebih dari tiga tahun. > > Intinya, dia ingin membuat keris dengan bahan pamor meteor sungguhan. > (Pamor adalah guratan motif yang muncul dari hasil lipatan besi yang > ditempa, biasanya beda warna). Meteor yang nyata-nyata bersertifikat > dan ia tahu persis apa jenisnya, tempat jatuhnya, serta > karakteristiknya. > > Selama ini orang percaya bahwa pada masa lalu banyak keris tua memakai > bahan pamor besi meteor yang jatuh di Prambanan pada abad ke-19. Akan > tetapi, kesulitannya, "meteor" jenisnya apa ini dan sebenarnya kapan > persisnya benda langit itu jatuh di wilayah Prambanan, tak ada catatan > ilmiahnya. (Sisa-sisa bongkahan yang ada sekitar 15 kg dan dipercaya > sisa meteor Prambanan itu masih disimpan, dikeramatkan di Keraton > Surakarta dengan julukan Kanjeng Kiai Pamor). > > Karena batu pamor yang bersertifikat nilainya mahal, Ferry pun mencari > kawan untuk menanggung bersama biaya eksperimen "keris berpamor > meteorit" ini. Jatuhlah pilihan kepada sesama penggemar keris yang > berbeda profesi dengannya. Mereka adalah Dr Dharmawan Witjaksono SpPD > (dokter) dan Dipl Ing Stanley Hendrawidjaja Arch (arsitek). > > "Harga besi meteor di tangan kolektor sekitar 2 dollar AS (hampir Rp > 20.000) per gram," ujar Ferry. Sekitar 100 gram besi meteor, menurut > Ferry, bisa dipakai untuk bahan pamor tiga keris. Meteor itu ia pesan > via internet melalui kolektor meteor, Jack Lacroix. Ada tiga keping > besi meteorit bersertifikat yang akan dipakai (jenis kamasite, > kategorinya coarse atau kasar), seberat sekitar 600 gram. Besi > meteorit berasal dari meteor yang jatuh di Campo del Cielo, Argentina. > > "Menurut info dari James Hroulias (ahli metalurgi yang juga ahli tempa > besi bersertifikat dari AS), menempa besi meteorit merupakan proses > berisiko tinggi, dengan tingkat kegagalan mencapai 9 dari 10 kasus," > tutur Ferry. Menurut James yang ahli pembuat pisau, besi meteorit > kalau dipijar dan ditempa begitu saja akan hancur berantakan. > > Karena itu, Ferry berkonsultasi dengan seorang empu keris > berpengalamanyang pernah menjadi empu Keraton Surakarta, Empu Pauzan > Puspasukadgo dari Solo. (Seorang penggemar keris dari Australia, Alan > Massey, pada tahun 1996 pernah melakukan eksperimen ini, memesan keris > dengan bahan besi meteorit yang ia bawa. Keris berpamor meteorit ini > kemudian digarap oleh empu muda, Yohannes Yantono, di Palur, > Sololihat Kompas, Selasa, 20 Agustus 1996). > > Harus "ditapih" > > Inilah sebuah teknologi tempa, yang mungkin dulu juga dipakai oleh > empu-empu kita pada masa lalu. Supaya lempengan besi meteorit tidak > hancur berantakan, lempeng-lempeng besi meteor itu harus "ditapih". > Maksudnya, lempeng-lempeng meteor itu dibungkus besi, baru kemudian > dipijar di bara api arang kayu jatilebih dari 1.000 derajat > Celsiuslalu ditempa. > > "Tapih" adalah kain sarung, yang biasa dipakai untuk membungkus bagian > bawah badan manusia tradisional Jawa. Teknik tempa "menapih" seperti > kain sarung inilah yang dipakai (Empu Solo) Daliman dan tiga panjaknya > (pembantu tempa) untuk membuat bahan pamor dari meteor Argentina itu. > > Bakalan saton (tempaan lempeng besi yang sudah mengandung bahan pamor > meteorit) kemudian dikirim ke Haji Shaleh di Sumenep, Madura. Garapan > keris dilakukan seorang pembuat keris muda Madura, M Jamil. > > Dari 300 gram bahan besi meteorit Campo del Cielo (separuh dari > keseluruhan 600 gram), jadilah sembilan bilah keris dengan berbagai > motif pamor, menurut pilihan Ferry, Dharmawan, maupun Stanley. Nama > keris pun dimiripkan dengan asal besi meteorit itu, "kanjeng kiai > kampuh". > > Mengapa dipilih bahan meteorit yang "kasar"? Menurut Ferry, justru > meteor yang tidak halus (fine) biasanya menampakkan kristal dengan > pola "motif meteor" (istilah khas bagi meteor adalah Widmanstaten > pattern) yang lebih indah. Semakin bagus pola Widmanstaten-nya besi > meteor, semakin unik pula nanti jadinya jika muncul di dalam pamor. > Gradasi warnanya tak terduga, lebih menarik daripada sekadar pola > gemerlap datar dari bahan nikel. > > Nilai nonbendawi > > Orang Jawa memang suka dengan hal-hal gaib, terkadang di luar akal, > dan mengaitkannya dengan kenyataan hidup sehari- hari. Seperti pamor > keris dari bahan meteor, mengapa dulu laris dipakai untuk bahan keris > pesanan para raja? > > Selain kelangkaan bendanya, juga dipercaya benda yang jatuh dari > langit "memiliki tuah yang gaib". Wahyu punlegitimasi spiritual untuk > simbol keabsahan sebuah tindakan pada masa lalujuga sering > dikait-kaitkan dengan hal-hal "dari langit". > > Tak heran pula, jika dari sisa- sisa bongkahan besi meteor Prambanan, > kemudian dijadikan semacam pusaka. Ditaruh di sebuah tempat > khusussemacam kandang atau kurungandan dikeramatkan sebagai pusaka > Kanjeng Kiai Pamor di Keraton Surakarta Hadiningrat. > > "Tadinya kami ingin memakai bahan dari Kanjeng Kiai Pamor. Akan > tetapi, karena tidak memiliki akses, lebih baik kami mencari besi > meteorit dari luar negeri, melalui internet," tutur Ferry pula, yang > mengaku kini kembali melakukan eksperimen berikut: apakah pamor > meteorit itu juga bisa diukir (karena begitu kerasnya).... > > "Semua proses kali ini akan kami lakukan di Solo, dari menempa bahan > sampai penyelesaian kerisnya," kata Ferry pula. > > Apa yang dilakukan Ferry dan kawan-kawan ini ternyata membangkitkan > keinginan serupa di kalangan orang muda lainnya yang menyukai keris. > Jangan heran, jika pada masa datang ini, orang akan ramai "berburu" > besi meteor. Entah langsung ke lokasi di berbagai pelosok Jawa, atau > di dunia maya. > > Dapatkan artikel ini di URL: > > http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/29/13191868/keris.berpamor.besi.meteorit > > ------------------------------------ > > http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ > http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda > > > [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links > > > > -- Ema Sujalma [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/ http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/