---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Selasa 19 September 2000 14:10 UTC



** PENCOPOTAN RUSDIHARDJO TIMBULKAN POLEMIK DI MPR/DPR

** PEMERINTAH AUSTRALIA MENGETAHUI PEMBUNUHAN REPORTER DI TIMTIM
TAHUN 1975

** DELTA MEKONG DILANDA BANJIR YANG BERKELANJUTAN

** TOPIK GEMA WARTA: KONFLIK LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF MENGENAI
KAPOLRI TIDAK SEPENTING MASALAH KEAMANANNYA SENDIRI

** TOPIK GEMA WARTA: BENARKAH GUS DUR MEMBUTUHKAN SEORANG JURU
BICARA?



* PENCOPOTAN RUSDIHARDJO TIMBULKAN POLEMIK DI MPR/DPR

Rapat pimpinan MPR hari ini menyimpulkan Presiden Abdurrahman Wahid
melanggar Tap VII/MPR/2000 dengan pencopotan Kapolri Rusdihardjo,
Senin kemarin. Presiden, demikian Rapim MPR, seharusnya terlebih
dahulu mendapat persetujuan DPR sebelum mengangkat Kapolri Bimantoro.
Tetapi menurut Ketua DPR Akbar Tandjung keputusan Gus Dur mencopot
Rusdihardjo bisa dimaklumi. Anggota DPR Komisi I dari Fraksi Partai
Golkar, Slamet Effendy Yusuf mengatakan pelanggaran Gus Dur tidak
akan menghantarnya ke Sidang Istimewa MPR. Tetapi anggota Fraksi PP,
Aisyah Amini berpendapat  DPR kemungkinan akan membuat memorandum
kepada Gus Dur atas kesalahannya mencopot Rusdihardjo dengan
pertimbangan kondisi keamanan dalam negeri.


* PEMERINTAH AUSTRALIA MENGETAHUI PEMBUNUHAN REPORTER DI TIMTIM TAHUN
1975

Pemerintah Australia dari awal sudah mengetahui pembunuhan tim
reporter televisi di Timor Timur pada tahun 1975. Hal ini terbukti
dari dokumen-dokumen Australia yang baru dipublikasikan. Seusai
pembunuhan reporter televisi asal Australia, Selandia Baru dan
Inggris itu, pemerintah di Canberra bersikeras menyangkal tidak
mengetahui bagaimana para wartawan itu terbunuh. Mereka ditangkap
oleh satuan pengintaian yang mempersiapkan invasi Indonesia di Timor
Timur. Pekan lalu terungkap bahwa Australia sebelumnya juga sudah
mengetahui rencana Indonesia melakukan invasi terhadap Timor Timur.
Tetapi Australia tidak berbuat apa-apa. Dokumen-dokumen yang baru
dipublikasikan itu menunjukkan bahwa pemerintah Australia melakukan
surat menyurat dengan pemerintah Jakarta mengenai pembunuhan dan
invasi tersebut. Tetapi selama bertahun-tahun pemerintah Australia
membohongi rakyat dan parlemen, serta memberikan informasi salah atau
tidak lengkap seputar pembunuhan kepada para sanak saudara para
wartawan yang terbunuh tersebut.


* DELTA MEKONG DILANDA BANJIR YANG BERKELANJUTAN

Lebih dari empat juta orang menjadi korban banjir yang berkelanjutan
di delta Mekong, Asia Tenggara. Sebagian besar Kamboja, Vietnam
Muangthai dan Laos tergenang air selama berminggu-minggu akibat musim
hujan yang berkepanjangan. Diperkirakan curah hujan masih akan tetap
melanda delta Mekong selama sedikitnya satu bulan. 180 orang
dipastikan tewas,  119 di antaranya meninggal dunia di Kamboja. Di
samping itu 200an orang di Vietnam meninggal dunia akibat berbagai
wabah. Menurut Palang Merah internasional banjir yang melanda delta
Mekong adalah yang terparah selama 40 tahun belakangan.


* PAKISTAN LAGI-LAGI DIKEJUTKAN AKSI TEROR

Dipastikan 16 orang tewas akibat ledakan bom di sebuah pasar buah di
Islamabad, ibukota Pakistan. Puluhan orang luka-luka. Bom yang
disembunyikan di sebuah keranjang buah meledak ketika pasar mulai
ramai. Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggungjawab
atas aksi itu. Bulan-bulan belakangan Pakistan dilanda serangkaian
aksi pemboman. Bulan ini dua aksi teror di Lahore menewaskan delapan
orang. Pemerintah Pakistan menuduh dinas rahasia India terlibat dalam
aksi-aksi teror tersebut.


* KORBAN PENYELUNDUPAN MANUSIA ASAL CINA TELAH DIIDENTIFIKASI

Polisi Inggris berhasil mengidentifikasi 58 warga Cina yang ditemukan
mati di sebuah truk di kota Dover, Inggris, Juni lalu. Dengan truk
itu mereka diselundupkan ke Inggris. Identifikasi para korban
dilakukan bersama polisi Cina. Untuk melakukan identifikasi, polisi
Inggris khusus bertolak ke Cina. Seorang agen polisi Inggris
mengatakan identifikasi para korban cukup sulit, karena, demikian
polisi Inggris itu, penyelundupan sejenis ini, tidak pernah
dilengkapi daftar penumpang. Sehubungan dengan penyelundupan ini
sopir truk asal Belanda masih ditahan di Inggris.


* SIMPANGSIUR SEPUTAR NASIB MONTESINOS

Nasib kepala dinas rahasia Peru, Vladimiro Fernandez Montesinos,
masih belum jelas. Sebelumnya diumumkan bahwa Montesinos telah
ditangkap, tetapi hal ini disangkal oleh Menteri Kehakiman Alberto
Bustamante. Montesinos adalah tokoh utama dalam skandal korupsi yang
menyebabkan Presiden Alberto Fujimori mundur. Sabtu lalu Fujimori
mengumumkan akan mempercepat pemilu. Melalui sebuah rekaman video
terbukti bahwa Montesinos memberikan 15 ribu dolar kepada seorang
anggota parlemen yang menjanjikan dukungan kepada pemerintahan
Fujimori. Menurut Menteri Kehakiman Bustamante, Fujimori tidak akan
mencalonkan diri pada pemilu yang dipercepat. Kemungkinan pemilu akan
digelar Maret tahun depan. Dengan demikian presiden baru bisa
dilantik bulan Juli.


* JUGUN IANFU GUGAT PEMERINTAH JEPANG

Lima belas perempuan yang disebut Jugun Ianfu atau budak seks
mengajukan dakwaan terhadap pemerintah Jepang di  sebuah pengadilan
di Washington, Amerika Serikat. Mereka berasal dari Cina, Korea
Selatan, Taiwan dan Filipina. Mereka menuntut ganti rugi dan
permintaan maaf dari pemerintah Jepang atas nama semua korban
pelecehan seksual secara sistematis yang dilakukan tentara Jepang di
masa Perang Dunia Kedua. Jumlah korban pelecehan seksual diperkirakan
200.000 orang. Untuk pertama kalinya para budak seks itu menggugat
Jepang di sebuah pengadilan Amerika. Meraka menggunakan sebuah
undang-undang dari abad ke-19. Undang-undang itu memungkinkan orang
asing menjalankan proses peradilan berdasarkan pelanggaran hukum
internasional.


* POLISI SPANYOL TEMUKAN CADANGAN SENJATA ETA

Polisi Spanyol menemukan cadangan senjata ETA pada aksi penggerebekan
rumah di Galdakano, dekat Bilbao. Polisi menyita senjata, amunisi,
bahan peledak dan berkas-berkas. Polisi berhasil melacak cadangan
senjata ETA menyusul kematian empat orang anggota ETA awal Agustus
lalu. Mereka meninggal dunia karena mobil yang mereka tumpangi
meledak ketika mentranspor amunisi.


* TIM RENANG ESTAFET BELANDA MERAIH MEDALI PERUNGGU

Pada Pesta Olimpiade Sydney tim renang estafet pria Belanda cabang
4x200 gaya bebas menggondol medali perunggu. Kwartet Belanda itu
mencatat waktu 7.12,70. Australia menggondol medali emas dengan rekor
dunia baru. Tim Amerika meraih medali perak.
Atlit renang Belanda Pieter van den Hoogeband kembali mencatat rekor
dunia pada semi final cabang 100 meter gaya bebas dengan waktu 47,84.
Berarti tiga persepuluh detik lebih cepat ketimbang rekor dunia atlit
renang Australia Michael Kim. Final 100 meter gaya bebas berlangsung
Rabu besok. Tim polo air perempuan Belanda memasuki babak semi final
setelah mengalahkan Kanada.


* KONFLIK LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF MENGENAI KAPOLRI TIDAK SEPENTING
MASALAH KEAMANANNYA SENDIRI

Konflik antara lembaga legislatif dengan pemerintah Presiden
Abdurrahman Wahid mengenai pengangkatan dan pemecatan Kapolri,
sebenarnya tidak sepenting masalah keamanan yang sekarang dihadapi
bangsa Indonesia. Bisa saja pengangkatan dan pemberhentian Kapolri
itu dibawa menjadi masalah politik, tetapi dengan demikian masalah
keamanan yang mendesak akan terabaikan. Demikian pendapat Prof.
Satjipto Rahardjo, pakar polisi dari Universitas Diponegoro di
Semarang.

Satjipto Rahardjo [SR]: Memang Polri mengalami tekanan yang berat.
Terutama sekali karena beberapa  kali pemboman yang tidak kunjung
dapat diungkap. Dan kemudian yang terakhir juga peristiwa Atambua.
Dan ini sangat membebani polisi. Secara umum orang akan menilai bahwa
kinerja polisi menjadi sangat tercoreng. Sebetulnya kalau kita lihat
Kapolri sendiri sebagai satu figur gitu ya, beliau memang cukup
diharapkan untuk bisa mendongkrak citra polisi sesudah keluar dari
militer, karena beberapa tindakannya itu memang memberikan harapan.
Tetapi itulah yang terjadi dengan peristiwa-peristiwa akhir-akhir
ini. Dan itu tentu saja bagi Presiden Abdurrahman Wahid juga
merupakan satu beban yang berat, terutama sekali karena beliau
mendapat tekanan masyarakat internasional.

Dan kemudian kita melihat bahwa sesudah keluar dari militer maka
polisi Indonesia itu langsung ditempatkan di bawah Presiden. Dan
Kapolri bertanggungjawab kepada Presiden. Jadi kalau kita melihat
latarbelakang seperti ini, maka masalah penggantian Kapolri dari
jabatannya sebelum masa jabatan umumnya selesai, memang tidak begitu
menimbulkan masalah begitu lho.

Hanya saya tidak tahu mungkin DPR atau MPR merasa terlampaui karena
mereka tidak diminta konsultasi. Itulah yang sekarang kemudian
berkembang menjadi masalah kewenangan dan sebagainya yang sebetulnya
sudah terlepas dari permasalahan yang sebenarnya mengenai keinginan
untuk segera merubah apa yang bisa dilakukan oleh Polri menghadapi
masalah-masalah yang akhir-akhir ini memang merupakan tekanan yang
berat.

Radio Nederland [RN]: Dengan kata lain sebenarnya konflik yang
nampaknya akan terjadi antara Presiden dengan lembaga legislatif itu,
baik DPR maupun MPR itu sebenarnya tidak sepenting tugas-tugas yang
dihadapi Polri, begitu menurut bapak?

SR: Ya, saya kira begitulah. Itu kalau mau dilarikan ke masalah
politik, dalam hal ini melalui pintu kewenangan, ya itu tentu saja
kalau mau dijadikan debat politik ya bisa-bisa saja. Tetapi saya kira
untuk sementara ini sebaiknya bangsa kita ini bersatu untuk
menghadapi persoalan yang memang berat ini.

RN: Kalau misalnya memang seorang Kapolri itu harus ditunjuk oleh
Presiden dengan persetujuan DPR, maka apakah langkah yang ditempuh
Gus Dur itu dengan memberhentikan Rusdihardjo dan mengangkat
Bimantoro sebagai pejabat, itu sudah tepat atau memang harus
dikoreksi, Pak?

SR:  Yang jelas itu pengangkatan Kapolri itu dengan persetujuan DPR.
Tetapi dalam keadaan yang sangat mendesak dan sebagainya itu, maka
memang ya sebetulnya, apalagi Kapolri itu di bawah Presiden dan kalau
kita melihat suasana di tanah air itu, juga suara-suara di dalam DPR
sendiri itu sudah mengarah untuk melihat bagaimana prestasi Kapolri
yang sekarang dianggap agak kurang memuaskan, memang di sini Presiden
itu mengambil satu langkah yang sebetulnya tidak usah lah
dipersoalkan secara politik mengenai kewenangannya seperti itu.

RN: Slamet Efendy Yusuf dari Fraksi Partai Golkar mengatakan yang
seharusnya dilakukan oleh Presiden itu adalah terlebih dahulu
menonaktifkan Kapolri yang lama, dalam hal ini Rusdihardjo, kemudian
Bimantoro itu diangkat menjadi Pelaksana Harian Kapolri sebelum dia
disetujui oleh DPR untuk menjadi Kapolri penuh. Dari Tap MPR memang
harus seperti itu atau memang harus ada undang-undang sebelum semua
ini bisa dijalankan dengan baik?

SR: Sebetulnya secara tidak langsung ya, yang dilakukan oleh Presiden
juga seperti itu. Karena saya kira Pak Bimantoro itu menurut
pengamatan saya beliau itu caretaker juga, pemegang jabatan Kapolri
sementara sebelum ada pengangkatan Kapolri yang baru. Jadi kalau
pengangkatan Kapolri yang baru memang oleh Presiden saya kira agak
berlebihan kalau beliau tidak berkonsultasi dengan DPR. Jadi
sebetulnya yang sekarang terjadi itu sudah secara garis beras seperti
itu. Karena Pak Bimantoro itu sebetulnya juga caretaker saja.

RN: Tadi bapak sebetulnya sudah menyinggung sedikit Polri sekarang
sudah dilepas dari ABRI dari TNI gitu ya Pak, itu bagaimana bapak
menilai perkembangannya sejauh ini?

SR:  Ya, maka itu saya katakan karena saya agak mengenal juga Pak
Rusdihardjo, agak dekat begitu. Pada waktu beliau diangkat sebetulnya
saya melihat bahwa ada harapan yang besar karena sejak
langkah-langkah beliau yang pertama itu sudah jelas-jelas Rusdihardjo
itu ingin membersihkan atau secara cepat memulihkan citra Polri
sebagai satu institusi keamanan yang bekerja secara profesional dan
otentik. Seperti pada waktu menghadapi warisan korupsi di Polri yang
melibatkan mantan Kapolri yang lalu, beliau mengatakan bahwa 'kalau
saya harus memilih antara teman dan kebenaran maka saya lebih memilih
kebenaran'.

Beliau juga sudah mulai menciptakan keadaan di mana melayani
masyarakat itu lebih penting daripada urusan-urusan yang sifatnya itu
seremonial. Oleh karena itu kalau kita melihat sekarang ini pagi hari
itu polisi hampir tumpah di jalan untuk mengatur lalulintas. Karena
pagi hari itu dianggap masyarakat membutuhkan bantuan polisi pada
waktu lalulintas itu menjadi sedikit lebih padat. Itu simbol
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada rakyat. Jadi kalau
misalnya ada acara upacara-upacara, undangan upacara yang lain dan
sebagainya, itu menurut instruksi Pak Rusdihardjo itu bisa
dikesampingkan, karena itu tidak perlu. Rakyat lebih memerlukan
pelayanan daripada polisi yang mengikuti upacara di pagi hari.


Demikian Prof. Satjipto Rahardjo, pakar polisi dari Universitas
Diponegoro di Semarang.


* BENARKAH GUS DUR MEMBUTUHKAN SEORANG JURU BICARA?

Gus Dur dalam waktu dekat ini lagi-lagi harus membenahi TNI/Polri
meski ia harus berkonfrontasi dengan pihak DPR. Sehubungan dengan itu
para pembantunya menginginkan seorang jurubicara kepresidenan yang
bisa meluruskan pelbagai pernyataan Gus Dur yang kontroversial.
Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut dari Jakarta:

Wakapolri Komjen Pol Drs. S. Bimantoro menyatakan, Polri segera
melakukan penertiban bagi sipil bersenjata, termasuk melucuti senjata
yang dimiliki para pengawal di kediaman mantan Presiden Soeharto,
tanpa seizin Kepolisian. "Polri akan melakukan pengecekan terhadap
warga sipil yang memegang senjata tanpa izin, dan bila ditemukan
jelas akan ditindak," kata Wakapolri Bimantoro, kepada wartawan di
Jambi, Selasa kemarin. Ia menjelaskan, ada ketentuan dan syarat
tertentu bagi warga sipil yang diizinkan memegang senjata beserta
jenis dan ukurannya. Dalam upaya pelucutan sipil bersenjata tanpa
izin itu, Polri sudah mengambil langkah-langkah menjaring dan
menangkap pelakunya. Ia tak menutup kemungkinan, adanya sipil
bersenjata tanpa izin yang telah digunakan atau dijadikan alat teror
dan melakukan tindak kejahatan.

Menyikapi perintah Presiden Abdurrahman Wahid agar Polri menangkap
Tommy Suharto dan Habib Ali Baagil, Bimantoro yang untuk sementara
dipercaya menduduki jabatan Kapolri itu menyatakan, Polri sudah
merespons perintah itu dan memanggil kedua orang dimaksud serta sudah
diperiksa. "Dengan kembali dilepasnya Tommy dan Habib Ali Baagil,
berarti belum ditemukan bukti kuat keterlibatan kedua orang itu dalam
berbagai aksi pemboman dan kasus lainnya yang terjadi akhir-akhir
ini," katanya. Jika sudah ada bukti kuat jelas kedua orang itu akan
ditangkap dan ditahan, guna pengusutan lebih lanjut, demikian Komjen
Pol Bimantoro. Ia menambahkan, Polri dengan segenap kemampuan
berupaya mengungkap dalang di balik kasus pemboman itu.

Sementara itu, rencana Presiden Wahid mengangkat seorang juru bicara
dianggap bisa berimplikasi buruk. Dikhawatirkan juru bicara Presiden
hanya akan menjadi ajang klarifikasi. Rencana ini menurut para
pengamat mengindikasikan ada miskomunikasi antara presiden dengan
masyarakat. Itu menunjukkan pengakuan Gus Dur bahwa dia tidak mampu
berkomunikasi dengan masyarakat. "Jadi harus ada corong lain untuk
memperbaiki bahasa-bahasa Gus Dur," ujar Kastorius Sinaga, seorang
pengamat politik. Keberadaan juru bicara presiden, lanjutnya, hanya
akan menjadi ajang klarifikasi dan menjadi tempat sampah dan bumper
komunikasi.

Bekas sekretaris Gus Dur, Al Zastrow menilai upaya mengangkat seorang
juru bicara ini menunjukkan bahwa Gus Dur mau menuruti kemauan
masyarakat. Sehingga problem komunikasi antara negara dan masyarakat
bisa diatasi. Tetapi, efektif tidaknya juru bicara presiden
tergantung kredibilitas dan integritas para juru bicara. Dari sisi
komunikasi politik, Wimar Witoelar, salah seorang dari lima calon
juru bicara yang akan diangkat Gus Dur menyatakan, dirinya memahami
cara kerja Presiden Gus Dur dan bagaimana Gus Dur berkomunikasi.
"Cuma selama ini, tidak ada yang memback up ucapan-ucapan Gus Dur,
dan mengkomunikasikannya secara baik, dalam bahasa yang mudah
dipahami rakyat," ujar Wimar Witoelar. Dalam pandangan Wimar,
walaupun Gus Dur mengetahui persoalan, dan pintar berkomunikasi,
tetapi sangat sedikit yang bisa membantu menyampaikannya. Tugas juru
bicara pimpinan nasional, sangat berat. Perlu ada juru bicara yang
baik untuk itu, kata Wimar kepada pers.

Kalangan-kalangan LSM mengatakan, keinginan Gus Dur mengangkat Wimar
Witoelar sebagai juru bicara, adalah sebuah bukti bahwa Gus Dur telah
melakukan introspeksi diri. Pelbagai kritik menuduh bahwa memburuknya
berbagai kondisi sosial dan ekonomi politik saat ini akibat
ketidakdewasaan para politisi dalam menyikapi berbagai pernyataan dan
perkembangan yang terjadi. Aktivis LSM, Shanty Warouw menyatakan:
"Para elite politik, termasuk presiden, dianggap cenderung saling
lempar kesalahan dan tanggung jawab terhadap berbagai keadaan yang
terjadi. Bahkan Gus Dur sering dianggap sebagai orang yang terlalu
peka bahkan reaksioner dalam menanggapi berbagai pernyataan yang
sebenarnya tidak perlu ia tanggapi. Akibatnya pernyataan Gus Dur
bukan memperbaiki keadaan, malah justru memperburuk situasi.

Eki Syahrudin, Ketua DPP Golkar dan Satya Arinanto, Pakar Hukum Tata
Negara, telah jauh-jauh hari mengusulkan agar Gus Dur memiliki
seorang juru bicara. Bahkan Amien Rais pernah menyuruh Gus Dur
melakukan puasa bicara. Kendati Gus Dur telah merespons positif
usulan memiliki juru bicara, tak urung banyak juga suara yang
menentang keinginan tersebut. "Lantas apa kerja Gus Dur bila dalam
berbicarapun ia harus diwakili?" demikian salah satu dari ratusan
suara yang tidak setuju. Lalu, apakah benar Gus Dur membutuhkan
seorang juru bicara? Tanya Direktur Eksekutif Justice Fellowship
tersebut. Jawabannya, ya. Gus Dur memang sangat memerlukan seorang
juru bicara. Bahkan itu adalah kebutuhan yang sangat mendesak,
katanya. Sebagai seorang presiden, Gus Dur acapkali mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang tidak sepantasnya diucapkan oleh seorang
presiden. Gus Dur dalam watak egaliternya, acapkali kebablasan.
Keegaliteran Gus Dur, sebenarnya haruslah sesuai dengan posisinya dia
saat ini. Karena berkali-kali Gus Dur terperangkap oleh ucapannya
sendiri, dan itu agaknya merupakan watak dasar seorang Gus Dur. Maka
sepantasnyalah ia memiliki seorang juru bicara yang akan
menerjemahkan keinginan-keinginannya dengan bahasa politik yang dapat
diterima oleh seluruh kalangan.

Juru bicara yang telah ditawarkan kepada Wimar Witoelar cs, harus
mampu meluruskan ucapan dan pernyataan Gus Dur yang kurang pas.
Dengan demikian pernyataan Gus Dur bukan hanya dipahami oleh dirinya
sendiri, melainkan oleh orang banyak. Soeharto dulu juga
dijurubicarai oleh Mensesneg Moerdiono dan pasar ternyata
menerimanya. Demikian Direktur Eksekutif Justice Fellowship tersebut.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke